Pertagas Percepat Infrastruktur Gas
A
A
A
LHOKSEUMAWE - PT Pertamina Gas (Pertagas) berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur pipa guna mengalirkan gas ke konsumen.
Saat ini Pertagas mempercepat pengerjaan empat proyek ruas pipa, yakni Gresik- Semarang; Terusan Arun-Belawan ke Kawasan Industri Medan dan KEK Sei Mangkei; perpanjangan pipa Semarang-Cirebon hingga Balongan; serta Balikpapan-Samarinda.
”Terusan ruas Arun-Belawan sampai ke Sei Mangkei targetnya tahun ini selesai. Sedangkan untuk ruas Gresik-Semarang mulai konstruksi Februari,” kata Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya di Lhokseumawe, Aceh Utara, kemarin. Dia menjelaskan, pendanaan ruas Semarang-Cirebon-Balongan dan Balikpapan-Samarinda diambil dari APBN.
Pasalnya, Pertamina ditunjuk oleh pemerintah untuk mengembangkan ruas-ruas pipa tersebut. Pemerintah mengalokasikan Rp3,86 triliun dari APBN untuk membangun ruas pipa tersebut. Adapun untuk pembangunan ruas Balikpapan- Samarinda dianggarkan dana Rp1 triliun dalam APBN. ”Surat penugasan belum diterima untuk mengerjakan kedua ruas itu, tapi Pertagas siap melaksanakan penugasan tersebut,” tandasnya.
Di sisi lain, Hendra mengatakan Pertagas juga bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk memasok gas ke pelanggan industri di Sumatera Utara. Pertagas nantinya mengembangkan pasar di wilayah yang belum digarap PGN. ”Nanti kami akan alirkan gas agar PGN dapat memasok kebutuhan pelanggan, tetapi kami juga dapat mengembangkan pelanggan di wilayah yang belum digarap PGN,” kata dia.
Dia mengatakan, sangat mungkin apabila ke dua perusahaan saling berbagi pasar di Sumatera Utara. Hal itu juga menjadi upaya bersama kedua perusahaan dalam mengurai krisis energi di Sumatera Utara. Kerja sama tersebut rencananya akan dituangkan dalam perjanjian jual beli gas (PJBG).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, potensi pasar untuk industri di Sumatera Utara masih besar karena kebutuhan yang ada sekitar 2 kargo LNG. Saat ini PGN memiliki pipa transmisi ruas Grissik-Duri dan Grissik- Singapura untuk mengalirkan gas. Saat ini PGN juga memiliki sejumlah infrastruktur dan pelanggan gas yang dikelola oleh Strategic Business Unit (SBU) III meliputi Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.
Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmy Radhi menegaskan, pembangunan infrastruktur gas menjadi prasyarat utama kesuksesan program percepatan konversi energi dari BBM ke gas bumi. ”Pembangunan infrastruktur gas sangat penting. Saat ini kita sudah masuk ke situasi darurat infrastruktur,” ujarnya.
Nanang wijayanto
Saat ini Pertagas mempercepat pengerjaan empat proyek ruas pipa, yakni Gresik- Semarang; Terusan Arun-Belawan ke Kawasan Industri Medan dan KEK Sei Mangkei; perpanjangan pipa Semarang-Cirebon hingga Balongan; serta Balikpapan-Samarinda.
”Terusan ruas Arun-Belawan sampai ke Sei Mangkei targetnya tahun ini selesai. Sedangkan untuk ruas Gresik-Semarang mulai konstruksi Februari,” kata Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya di Lhokseumawe, Aceh Utara, kemarin. Dia menjelaskan, pendanaan ruas Semarang-Cirebon-Balongan dan Balikpapan-Samarinda diambil dari APBN.
Pasalnya, Pertamina ditunjuk oleh pemerintah untuk mengembangkan ruas-ruas pipa tersebut. Pemerintah mengalokasikan Rp3,86 triliun dari APBN untuk membangun ruas pipa tersebut. Adapun untuk pembangunan ruas Balikpapan- Samarinda dianggarkan dana Rp1 triliun dalam APBN. ”Surat penugasan belum diterima untuk mengerjakan kedua ruas itu, tapi Pertagas siap melaksanakan penugasan tersebut,” tandasnya.
Di sisi lain, Hendra mengatakan Pertagas juga bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk memasok gas ke pelanggan industri di Sumatera Utara. Pertagas nantinya mengembangkan pasar di wilayah yang belum digarap PGN. ”Nanti kami akan alirkan gas agar PGN dapat memasok kebutuhan pelanggan, tetapi kami juga dapat mengembangkan pelanggan di wilayah yang belum digarap PGN,” kata dia.
Dia mengatakan, sangat mungkin apabila ke dua perusahaan saling berbagi pasar di Sumatera Utara. Hal itu juga menjadi upaya bersama kedua perusahaan dalam mengurai krisis energi di Sumatera Utara. Kerja sama tersebut rencananya akan dituangkan dalam perjanjian jual beli gas (PJBG).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, potensi pasar untuk industri di Sumatera Utara masih besar karena kebutuhan yang ada sekitar 2 kargo LNG. Saat ini PGN memiliki pipa transmisi ruas Grissik-Duri dan Grissik- Singapura untuk mengalirkan gas. Saat ini PGN juga memiliki sejumlah infrastruktur dan pelanggan gas yang dikelola oleh Strategic Business Unit (SBU) III meliputi Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.
Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmy Radhi menegaskan, pembangunan infrastruktur gas menjadi prasyarat utama kesuksesan program percepatan konversi energi dari BBM ke gas bumi. ”Pembangunan infrastruktur gas sangat penting. Saat ini kita sudah masuk ke situasi darurat infrastruktur,” ujarnya.
Nanang wijayanto
(ftr)