Rupiah Loyo, Masyarakat Tahan Jual-Beli USD
A
A
A
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) belum dirasakan pelaku bisnis jual beli mata uang asing alias money changer. Transaksi USD melalui money changer cenderung sepi.
Kepada Sindonews, Wahyu, yang bekerja di money changer PT Jala Exchange Sejahtra mengaku transaksi pembelian USD stagnan bahkan cenderung sepi. Dalam kondisi seperti ini masyarakat memilih menahan pembelian atau penjualan USD hingga nilai tukar stabil.
"Justru malah kayak gini sepi (transaksi USD). Orang jadi yang beli nunggu, yang jual nunggu," ujarnya ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Dia menjelaskan, masyarakat yang berniat membeli USD berharap harganya murah, sementara yang akan menjual USD berharap harganya mahal. Namun, kondisi yang terjadi cenderung sebaliknya, harga beli USD mahal sementara harga jual murah.
"Orang yg beli pinginnya USD turun, ternyata naik terus yang jual pinginnya naik. Kalau kayak gini cenderung menunggu. Malah sepi, enggak berubah banyak," ungkapnya.
Wahyu menyebutkan, total transaksi dolar per hari ini hanya berkisar USD40 ribu hingga USD45 ribu. Jika pasar ramai, total transaksi bisa tembus hingga USD60 ribu.
Menurutnya, transaksi USD cenderung banyak dilakukan oleh masyarakat lokal, bukan asing. Biasanya transaksi per orang sekitar USD5 ribu.
"Kalau per hari antara USD40 ribuan sampai USD45 ribu. Paling naik enggak banyak antara USD55 ribu sampai USD60 ribu. Biasanya buat umroh. Lebih banyak lokal sih," tandasnya.
Kepada Sindonews, Wahyu, yang bekerja di money changer PT Jala Exchange Sejahtra mengaku transaksi pembelian USD stagnan bahkan cenderung sepi. Dalam kondisi seperti ini masyarakat memilih menahan pembelian atau penjualan USD hingga nilai tukar stabil.
"Justru malah kayak gini sepi (transaksi USD). Orang jadi yang beli nunggu, yang jual nunggu," ujarnya ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Dia menjelaskan, masyarakat yang berniat membeli USD berharap harganya murah, sementara yang akan menjual USD berharap harganya mahal. Namun, kondisi yang terjadi cenderung sebaliknya, harga beli USD mahal sementara harga jual murah.
"Orang yg beli pinginnya USD turun, ternyata naik terus yang jual pinginnya naik. Kalau kayak gini cenderung menunggu. Malah sepi, enggak berubah banyak," ungkapnya.
Wahyu menyebutkan, total transaksi dolar per hari ini hanya berkisar USD40 ribu hingga USD45 ribu. Jika pasar ramai, total transaksi bisa tembus hingga USD60 ribu.
Menurutnya, transaksi USD cenderung banyak dilakukan oleh masyarakat lokal, bukan asing. Biasanya transaksi per orang sekitar USD5 ribu.
"Kalau per hari antara USD40 ribuan sampai USD45 ribu. Paling naik enggak banyak antara USD55 ribu sampai USD60 ribu. Biasanya buat umroh. Lebih banyak lokal sih," tandasnya.
(dmd)