Industri Tekstil Ikut Terpukul Rupiah

Kamis, 12 Maret 2015 - 21:10 WIB
Industri Tekstil Ikut Terpukul Rupiah
Industri Tekstil Ikut Terpukul Rupiah
A A A
SEMARANG - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), membebani pelaku industri di dalam negeri yang mengandalkan bahan baku impor. Salah satunya adalah industri tekstil.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Semarang, Agung Wahono menyatakan, sebagian besar pabrik tekstil mengandalkan bahan baku kapas impor, sehingga sangat berpengaruh terhadap biaya pokok produksi.

“Bagi yang memiliki stok banyak tidak akan masalah, tetapi yang stoknya habis mau tidak mau harus menyesuaikan, dan ini sangat merugikan,” katanya, Kamis (12/3/2015).

Dia menyebutkan sementara untuk industri yang berorientasi dalam negeri mau tidak mau harus menyesuaikan harga agar tidak rugi.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi mengatakan, saat ini industri di Jateng yang mengandalkan bahan baku impor mencapai 70%. Industri yang mengadalkan bahan baku impor, di antaranya tekstil, kaca, baja, biji besi, kedelai. Menguatnya USD menjadikan biaya pokok industri mengalami peningkatan.

Lebih berat, kata Frans, industri yang mengandalkan bahan baku impor namun pasarnya dalam negeri. Hal sangat merugikan karena pengusaha tidak mampu mempertahankan harga yang wajar. “Misalnya kedelai impor, harganya pasti naik, dan tentunya akan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe,” ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7586 seconds (0.1#10.140)