Indofarma Bisa Rugi Jika Rupiah Terus Melemah
A
A
A
JAKARTA - Corporate Secretary PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) Yasser Arafat mengatakan bahwa jika rupiah terus melemah akan merugikan perseroan.
Pasalnya, industri farmasi menggunakan bahan baku impor dan bahan baku tersebut dibeli dengan rupiah. Akibatnya, ketika rupiah terkoreksi akan memberi imbas kepada perusahaan.
"Jadi risiko minimalkan (pelemahan rupiah), kita tidak bisa hedging, kan mahal. Kalau melemah terus (rupiah) bisa rugi kita akhirnya," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Yasser menjelaskan bahwa dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara Paman Sam tersebut berlaku ke semua industri, tidak hanya farmasi.
"(Pelemahan rupiah) itu kan berlaku ke semua (sektor), bukan hanya farmasi," jelas Yasser.
Terkait pelemahan rupiah, dia mengaku, perusahaan farmasi plat merah tersebut memiliki langkah untuk meninimalisir dampaknya terhadap perusahaan, yakni dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan USD dalam transaksi.
Sementara itu, persereoan pada tahun ini mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp135 miliar untuk pengembangan kapasitas, compliance dan produk baru.
Perseroan pada tahun lalu berhasil mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,17 miliar dibanding tahun sebelumnya merugi senilai Rp54,22 miliar.
Laba tersebut akibat kemampuan perusahaan membukukan pendapatan dan menekan beban. Penjualan INAF pada akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp1,38 triliun, naik 2,98% dibanding tahun sebelumnya senilai Rp1,34 triliun.
Pasalnya, industri farmasi menggunakan bahan baku impor dan bahan baku tersebut dibeli dengan rupiah. Akibatnya, ketika rupiah terkoreksi akan memberi imbas kepada perusahaan.
"Jadi risiko minimalkan (pelemahan rupiah), kita tidak bisa hedging, kan mahal. Kalau melemah terus (rupiah) bisa rugi kita akhirnya," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Yasser menjelaskan bahwa dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara Paman Sam tersebut berlaku ke semua industri, tidak hanya farmasi.
"(Pelemahan rupiah) itu kan berlaku ke semua (sektor), bukan hanya farmasi," jelas Yasser.
Terkait pelemahan rupiah, dia mengaku, perusahaan farmasi plat merah tersebut memiliki langkah untuk meninimalisir dampaknya terhadap perusahaan, yakni dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan USD dalam transaksi.
Sementara itu, persereoan pada tahun ini mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp135 miliar untuk pengembangan kapasitas, compliance dan produk baru.
Perseroan pada tahun lalu berhasil mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,17 miliar dibanding tahun sebelumnya merugi senilai Rp54,22 miliar.
Laba tersebut akibat kemampuan perusahaan membukukan pendapatan dan menekan beban. Penjualan INAF pada akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp1,38 triliun, naik 2,98% dibanding tahun sebelumnya senilai Rp1,34 triliun.
(rna)