Ketimpangan Infrastruktur Sebabkan Urbanisasi
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan, ketimpangan pembangunan infrastruktur di Tanah Air memiliki korelasi dengan tingkat urbanisasi di Indonesia. Bahkan, ketimpangan ini membuat masyarakat pedesaan berbondong-bondong urbanisasi ke kota.
Peneliti dari Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengebangan Ekonomi Kadin Ina Primiana mengatakan, ketimpangan infrastruktur di Indonesia juga menyebabkan proporsi ekonomi antara satu daerah dengan daerah lainnya tidak merata.
"Jumlah proporsi penduduk kota terhadap keseluruhan populasi Indonesia mencapai 51,4%. Angka ini merupakan angka moderat, namun tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan kita sangat tinggi, di mana angkanya mencapai 2,7% per tahun," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Tingginya tingkat kemiskinan di luar Jawa disebabkan ketidakmerataan infrastruktur penunjang aktivitas ekonomi. "Kita lihat saja data yang ada, proporsi penduduk miskin di Indonesia Timur mencapai 23,15%, di Jawa hanya 10,35%. Ini sejalan dengan ketimpangan infrastrukturnya, di mana ketimpangan pembangunan antara kawasan barat dengan timur rata-rata 15%," jelas Ina.
Menurut dia, ketimpangan pembangunan infrastruktur dan perekonomian antara masyarakat kota dan pedesaan juga menyebabkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) antara keduanya sangat berbeda.
"Maka dari itu, diperlukan pembangunan infrastruktur secara cepat dan merata. Karena selain menjadi insentif investasi, namun juga bisa mengurangi angka urbanisasi lebih parah lagi," jelasnya.
Sekadar informasi, pada 2013 kontribusi Jawa terhadap PDB nasional sebesar 58%, Sumatera 23,8%, Kalimantan 9,6%, Sulawesi 4,8%, Maluku-Papua 2,2%, dan Bali-Nusa Tenggara 2,8%.
Peneliti dari Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengebangan Ekonomi Kadin Ina Primiana mengatakan, ketimpangan infrastruktur di Indonesia juga menyebabkan proporsi ekonomi antara satu daerah dengan daerah lainnya tidak merata.
"Jumlah proporsi penduduk kota terhadap keseluruhan populasi Indonesia mencapai 51,4%. Angka ini merupakan angka moderat, namun tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan kita sangat tinggi, di mana angkanya mencapai 2,7% per tahun," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Tingginya tingkat kemiskinan di luar Jawa disebabkan ketidakmerataan infrastruktur penunjang aktivitas ekonomi. "Kita lihat saja data yang ada, proporsi penduduk miskin di Indonesia Timur mencapai 23,15%, di Jawa hanya 10,35%. Ini sejalan dengan ketimpangan infrastrukturnya, di mana ketimpangan pembangunan antara kawasan barat dengan timur rata-rata 15%," jelas Ina.
Menurut dia, ketimpangan pembangunan infrastruktur dan perekonomian antara masyarakat kota dan pedesaan juga menyebabkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) antara keduanya sangat berbeda.
"Maka dari itu, diperlukan pembangunan infrastruktur secara cepat dan merata. Karena selain menjadi insentif investasi, namun juga bisa mengurangi angka urbanisasi lebih parah lagi," jelasnya.
Sekadar informasi, pada 2013 kontribusi Jawa terhadap PDB nasional sebesar 58%, Sumatera 23,8%, Kalimantan 9,6%, Sulawesi 4,8%, Maluku-Papua 2,2%, dan Bali-Nusa Tenggara 2,8%.
(izz)