Fundamental Ekonomi Dapat Obati Pelemahan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Direktur Riset Center of Reform on Economi (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan, persoalan pelemahan rupiah kurs yang terjadi saat ini bisa disiasati dengan faktor internal dan eksternal.
Faktor internal, yakni fundamental ekonomi yang kuat seperti bagaimana pemerintah mengatur perekonomian ini dengan kebijakan secara efektif, di antaranya pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Serta bagaimana kerjasamanya dengan BI sebagai otoritas moneter.
"Ini sebenarnya faktor internal yang bisa memperkuat rupiah, tapi kita juga tidak boleh melupakan faktor ekternal. Di mana sebagian itu tidak dalam kontrol pemerintah, seperti pemerintah Amerika menaikkan lagi suku bunga yang otomatis berpengaruh ke rupiah," jelas dia kepada Koran Sindo, Jumat (13/3/2015).
Namun, jika faktor internal itu kuat maka datangnya faktor ekternal yang memengaruhi nilai tukar rupiah masih bisa di redam. Artinya, apabila masih ada tekanan rupiah dan pemerintah bisa mengaturnya dengan baik, maka tekanan itu bisa diminimalisir.
Sehingga, lanjut dia, kecepatan penurunan pelemahan rupiah semestinya tidak cepat melainkan bisa lebih stabil. "Tapi kemungkinan, seandainya rupiah bisa kembali seperti yang dicanangkan saya pesimis ada penguatan rupiah dalam waktu dekat kalau melihat kondisi internal sekarang," jelas Faisal.
Meski demikian, lanjut dia, rupiah bisa kembali menguat tetapi tergantung bagaimana pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menyiasatinya.
Faktor internal, yakni fundamental ekonomi yang kuat seperti bagaimana pemerintah mengatur perekonomian ini dengan kebijakan secara efektif, di antaranya pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Serta bagaimana kerjasamanya dengan BI sebagai otoritas moneter.
"Ini sebenarnya faktor internal yang bisa memperkuat rupiah, tapi kita juga tidak boleh melupakan faktor ekternal. Di mana sebagian itu tidak dalam kontrol pemerintah, seperti pemerintah Amerika menaikkan lagi suku bunga yang otomatis berpengaruh ke rupiah," jelas dia kepada Koran Sindo, Jumat (13/3/2015).
Namun, jika faktor internal itu kuat maka datangnya faktor ekternal yang memengaruhi nilai tukar rupiah masih bisa di redam. Artinya, apabila masih ada tekanan rupiah dan pemerintah bisa mengaturnya dengan baik, maka tekanan itu bisa diminimalisir.
Sehingga, lanjut dia, kecepatan penurunan pelemahan rupiah semestinya tidak cepat melainkan bisa lebih stabil. "Tapi kemungkinan, seandainya rupiah bisa kembali seperti yang dicanangkan saya pesimis ada penguatan rupiah dalam waktu dekat kalau melihat kondisi internal sekarang," jelas Faisal.
Meski demikian, lanjut dia, rupiah bisa kembali menguat tetapi tergantung bagaimana pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menyiasatinya.
(izz)