BPS: Rupiah Loyo Belum Tentu Genjot Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tidak lantas mampu menggenjot kinerja ekspor nasional. Karena hal ini tergantung pada apa yang diekspor.
"Kalau turunnya rupiah, pengaruhnya terhadap ekspor tidak serta merta rupiah menurun terus ekspor bisa meningkat," ujar dia di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).
Naiknya nilai ekspor disaat rupiah anjlok bergantung kepada jenis komoditinya sendiri. "Ada beberapa komoditi yang memang memiliki respon nilai tukar rupiah atau ekspornya meningkat dengan pelemahan rupiah ini," tuturnya.
Menurut data yang dimiliki BPS, kendaraan beserta bagian-bagiannya merespon pelemahan rupiah. "Kendaraan dan bagian-bagiannya ini responnya baik ya, turunnya rupiah, maka ekspor meningkat, hampir 7%," imbuh dia.
Selain itu, Suryamin mengatakan, sejumlah alat rumah tangga juga furniture pun merespon baik akan pelemahan rupiah.
"Serat buatan itu juga meningkat (ekspornya) mungkin karena di luar negeri susah. Lalu besi dan baja masih merespon positif, meningkat ekspornya. Untuk lemak, minyak nabati serta bahan bakar mineral tidak terlalu merespon baik akan pelemahan rupiah," pungkasnya.
"Kalau turunnya rupiah, pengaruhnya terhadap ekspor tidak serta merta rupiah menurun terus ekspor bisa meningkat," ujar dia di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).
Naiknya nilai ekspor disaat rupiah anjlok bergantung kepada jenis komoditinya sendiri. "Ada beberapa komoditi yang memang memiliki respon nilai tukar rupiah atau ekspornya meningkat dengan pelemahan rupiah ini," tuturnya.
Menurut data yang dimiliki BPS, kendaraan beserta bagian-bagiannya merespon pelemahan rupiah. "Kendaraan dan bagian-bagiannya ini responnya baik ya, turunnya rupiah, maka ekspor meningkat, hampir 7%," imbuh dia.
Selain itu, Suryamin mengatakan, sejumlah alat rumah tangga juga furniture pun merespon baik akan pelemahan rupiah.
"Serat buatan itu juga meningkat (ekspornya) mungkin karena di luar negeri susah. Lalu besi dan baja masih merespon positif, meningkat ekspornya. Untuk lemak, minyak nabati serta bahan bakar mineral tidak terlalu merespon baik akan pelemahan rupiah," pungkasnya.
(izz)