Sofyan Djalil Keukeuh Rupiah Tak Ada Masalah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil tetap keukeuh bahwa memburuknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tidak ada hubungannya dengan kondisi perekonomian domestik. Pelemahan nilai tukar mata uang Garuda tersebut lantaran ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terus membaik.
Dia mengatakan, langkah pemerintah untuk mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang berisi berbagai macam insentif fiskal untuk pelaku industri hingga pembebasan visa terhadap 30 negara tersebut, tidak ada hubungannya dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
"Ini dampaknya bukan meng-attack persoalan rupiah, rupiah bukan ada masalah. Rupiah tidak ada hubungannya dengan ekonomi Indonesia, tapi AS bagus sekali ekonominya," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/3/2015).
Menurut Sofyan, ambruknya nilai tukar tidak hanya terjadi pada mata uang rupiah saja, melainkan hampir seluruh negara di belahan dunia lainnya.
"Semua negara di dunia seperti yen juga memburuk, currency mereka juga defisit," imbuh dia.
Mantan Menteri BUMN ini menjelaskan, paket kebijakan ekonomi dikeluarkan untuk menstrukturisasi ekonomi Indonesia lebih lanjut. Nantinya, kebijakan seperti ini akan dikeluarkan aturannya tiap bulan.
"Misalnya reasuransi, inisiatifnya sudah mulai sejak saya masih Menteri BUMN, tapi tertunda 6-7 tahun. Kemudian L/C sudah saya sejak Menteri BUMN. Jadi banyak sekali kebijakan yang tertunda, dan itu dibutuhkan untuk menciptakan ekonomi yang kompetitif," pungkas Sofyan.
Dia mengatakan, langkah pemerintah untuk mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang berisi berbagai macam insentif fiskal untuk pelaku industri hingga pembebasan visa terhadap 30 negara tersebut, tidak ada hubungannya dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
"Ini dampaknya bukan meng-attack persoalan rupiah, rupiah bukan ada masalah. Rupiah tidak ada hubungannya dengan ekonomi Indonesia, tapi AS bagus sekali ekonominya," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/3/2015).
Menurut Sofyan, ambruknya nilai tukar tidak hanya terjadi pada mata uang rupiah saja, melainkan hampir seluruh negara di belahan dunia lainnya.
"Semua negara di dunia seperti yen juga memburuk, currency mereka juga defisit," imbuh dia.
Mantan Menteri BUMN ini menjelaskan, paket kebijakan ekonomi dikeluarkan untuk menstrukturisasi ekonomi Indonesia lebih lanjut. Nantinya, kebijakan seperti ini akan dikeluarkan aturannya tiap bulan.
"Misalnya reasuransi, inisiatifnya sudah mulai sejak saya masih Menteri BUMN, tapi tertunda 6-7 tahun. Kemudian L/C sudah saya sejak Menteri BUMN. Jadi banyak sekali kebijakan yang tertunda, dan itu dibutuhkan untuk menciptakan ekonomi yang kompetitif," pungkas Sofyan.
(rna)