Yunani Tak Mampu Bayar Utang
A
A
A
FRANKFURT - Perdana Menteri (PM) Yunani Alexis Tsipras memperingatkan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui surat bahwa Athena tidak akan mampu membayar utang tanpa bantuan keuangan dari Uni Eropa (UE).
Surat kabar Finansial Times melaporkan hal itu kemarin dengan menyatakan bahwa pihaknya memiliki salinan surat bertanggal 15 Maret tersebut. Dalam surat tersebut, Tsipras memperingatkan, pemerintahannya akan terpaksa memilih antara melunasi utang, meminjam pada Dana Moneter Internasional (IMF), atau melanjutkan belanja sosial.
”Dengan surat ini, saya mendesak Anda agar tidak memaksakan isu arus kas kecil ini dan masalah kelambanan kelembagaan, untuk tidak memahami masalah besar bagi Yunani dan Eropa,” tulis Tsipras, dikutip kantor berita AFP . Tsipras bertemu Merkel di Berlin kemarin. Pemimpin Yunani menyalahkan sikap Merkel yang memaksakan kebijakan penghematan untuk negaranya yang mengalami krisis kemanusiaan berupa kemiskinan dan pengangguran yang meningkat.
Merkel menegaskan, jika Yunani menginginkan lebih banyak pinjaman bailout (dana talangan), Athena harus menerima obat lebih pahit berupa pemangkasan belanja dan reformasi. Jerman saat ini memberikan bailout yang terbesar pada Yunani. Para kreditor Yunani sepakat pada Februari lalu untuk memperpanjang bailout USD260 miliar hingga empat bulan dengan imbalan langkah reformasi lebih lanjut.
Saat konferensi tingkat tinggi UE pekan lalu, Yunani melobi Brussels untuk membantu membayar pada kreditor dalam beberapa hari mendatang dan menghindari kebangkrutan serta kemungkinan keluar dari zona euro. Secara terpisah, Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos menyatakan, zona euro tidak akan memberikan dana tunai pada Yunani hingga Athena telah menyetujui dan menerapkan semua langkah reformasi yang telah disetujui pada Februari lalu.
Sikap Spanyol itu menambah tekanan pada Yunani, tiga hari setelah negara itu berjanji memenuhi permintaan para kreditor untuk proposal reformasi ekonomi dalam beberapa hari. Proposal reformasi itu diperlukan untuk mendapatkan dana yang diperlukan demi menghindari Yunani keluar dari zona euro.
”Kami akan melihat apakah daftar reformasi itu cukup komprehensif atau tidak. Tapi, tidak akan ada pembayaran apa pun sebelum ada tes nyata bahwa reformasi itu telah disetujui dan diterapkan. Itulah pendekatannya,” tutur de Guindos. Dia menambahkan, ”Tidak ada satu pihak pun yang dapat melanggar aturan. Ini akan menjadi kegagalan bagi Yunani atau anggota lainnya untuk meninggalkan euro.
Tapi, ini akan menjadi serupa, atau bahkan lebih besar, kegagalan untuk melanggar aturan kami.” Menurut de Guindos, Pemerintah Yunani harus kembali pada kebijakan pemerintahan sebelumnya. ”Intinya ialah membawa Yunani kembali pada jalur pertumbuhan. Bagaimana kami melakukannya? Kami harus melakukannya melalui langkah-langkah kompetitif, dalam peningkatan produktivitas, mengurangi oligopoli dan monopoli, melakukan pengumpulan pajak yang lebih baik dan program privatisasi yang nyata,” kata de Guindos.
PM Yunani mengindikasikan, dia dapat menawarkan paket reformasi penuh dalam sepekan atau 10 hari. Dia akan mengunjungi Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin pekan ini. Sementara, Deputi PM Yunani Ioannis Dragasakis akan mengunjungi China pekan ini. Rencana itu diumumkan Kementerian Luar Negeri China kemarin.
”Dragasakis akan mengunjungi China mulai dari Rabu (25/3) hingga Sabtu (28/3) atas undangan Wakil PM China Ma Kai,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei. Hong tidak memberikan rincian lebih lanjut. China telah mengembangkan hubungan ekonomi yang erat dengan Yunani.
Raksasa pengiriman China, COSCO, memiliki konsesi 35 tahun mengelola dua terminal kontainer utama di pelabuhan Piraeus, salah satu pelabuhan paling sibuk di Mediterania. COSCO juga penawar dalam proses privatisasi otoritas pelabuhan Piraeus yang saat ini dihalangi oleh pemerintahan baru Yunani.
Saat mengunjungi Piraeus pada Juni tahun lalu, PM China Li Keqiang menyatakan, pelabuhan itu dapat menjadi pintu gerbang China ke Eropa. PM Yunani Alexis Tsipras mengunjungi kapal perang China yang berlabuh di pelabuhan itu pada bulan lalu.
Syarifudin
Surat kabar Finansial Times melaporkan hal itu kemarin dengan menyatakan bahwa pihaknya memiliki salinan surat bertanggal 15 Maret tersebut. Dalam surat tersebut, Tsipras memperingatkan, pemerintahannya akan terpaksa memilih antara melunasi utang, meminjam pada Dana Moneter Internasional (IMF), atau melanjutkan belanja sosial.
”Dengan surat ini, saya mendesak Anda agar tidak memaksakan isu arus kas kecil ini dan masalah kelambanan kelembagaan, untuk tidak memahami masalah besar bagi Yunani dan Eropa,” tulis Tsipras, dikutip kantor berita AFP . Tsipras bertemu Merkel di Berlin kemarin. Pemimpin Yunani menyalahkan sikap Merkel yang memaksakan kebijakan penghematan untuk negaranya yang mengalami krisis kemanusiaan berupa kemiskinan dan pengangguran yang meningkat.
Merkel menegaskan, jika Yunani menginginkan lebih banyak pinjaman bailout (dana talangan), Athena harus menerima obat lebih pahit berupa pemangkasan belanja dan reformasi. Jerman saat ini memberikan bailout yang terbesar pada Yunani. Para kreditor Yunani sepakat pada Februari lalu untuk memperpanjang bailout USD260 miliar hingga empat bulan dengan imbalan langkah reformasi lebih lanjut.
Saat konferensi tingkat tinggi UE pekan lalu, Yunani melobi Brussels untuk membantu membayar pada kreditor dalam beberapa hari mendatang dan menghindari kebangkrutan serta kemungkinan keluar dari zona euro. Secara terpisah, Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos menyatakan, zona euro tidak akan memberikan dana tunai pada Yunani hingga Athena telah menyetujui dan menerapkan semua langkah reformasi yang telah disetujui pada Februari lalu.
Sikap Spanyol itu menambah tekanan pada Yunani, tiga hari setelah negara itu berjanji memenuhi permintaan para kreditor untuk proposal reformasi ekonomi dalam beberapa hari. Proposal reformasi itu diperlukan untuk mendapatkan dana yang diperlukan demi menghindari Yunani keluar dari zona euro.
”Kami akan melihat apakah daftar reformasi itu cukup komprehensif atau tidak. Tapi, tidak akan ada pembayaran apa pun sebelum ada tes nyata bahwa reformasi itu telah disetujui dan diterapkan. Itulah pendekatannya,” tutur de Guindos. Dia menambahkan, ”Tidak ada satu pihak pun yang dapat melanggar aturan. Ini akan menjadi kegagalan bagi Yunani atau anggota lainnya untuk meninggalkan euro.
Tapi, ini akan menjadi serupa, atau bahkan lebih besar, kegagalan untuk melanggar aturan kami.” Menurut de Guindos, Pemerintah Yunani harus kembali pada kebijakan pemerintahan sebelumnya. ”Intinya ialah membawa Yunani kembali pada jalur pertumbuhan. Bagaimana kami melakukannya? Kami harus melakukannya melalui langkah-langkah kompetitif, dalam peningkatan produktivitas, mengurangi oligopoli dan monopoli, melakukan pengumpulan pajak yang lebih baik dan program privatisasi yang nyata,” kata de Guindos.
PM Yunani mengindikasikan, dia dapat menawarkan paket reformasi penuh dalam sepekan atau 10 hari. Dia akan mengunjungi Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin pekan ini. Sementara, Deputi PM Yunani Ioannis Dragasakis akan mengunjungi China pekan ini. Rencana itu diumumkan Kementerian Luar Negeri China kemarin.
”Dragasakis akan mengunjungi China mulai dari Rabu (25/3) hingga Sabtu (28/3) atas undangan Wakil PM China Ma Kai,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei. Hong tidak memberikan rincian lebih lanjut. China telah mengembangkan hubungan ekonomi yang erat dengan Yunani.
Raksasa pengiriman China, COSCO, memiliki konsesi 35 tahun mengelola dua terminal kontainer utama di pelabuhan Piraeus, salah satu pelabuhan paling sibuk di Mediterania. COSCO juga penawar dalam proses privatisasi otoritas pelabuhan Piraeus yang saat ini dihalangi oleh pemerintahan baru Yunani.
Saat mengunjungi Piraeus pada Juni tahun lalu, PM China Li Keqiang menyatakan, pelabuhan itu dapat menjadi pintu gerbang China ke Eropa. PM Yunani Alexis Tsipras mengunjungi kapal perang China yang berlabuh di pelabuhan itu pada bulan lalu.
Syarifudin
(bbg)