Pertumbuhan Premi Tertinggi di Asia Pasifik

Rabu, 25 Maret 2015 - 09:20 WIB
Pertumbuhan Premi Tertinggi di Asia Pasifik
Pertumbuhan Premi Tertinggi di Asia Pasifik
A A A
NUSADUA - Pertumbuhan premi asuransi jiwa di Indonesia sepanjang tahun ini diprediksi akan lebih baik dibandingkan negara-negara lain di wilayah Asia Pasifik

Pertumbuhan premi asuransi jiwa hingga akhir 2015 diperkirakan mencapai angka 15-27%. Sementara, peningkatan industri asuransi kawasan Asia Pasifik hanya mencapai rata-rata sekitar 10%. ”Kita lebih tinggi dibanding negara lain, karena pasar kita besar, didukung dengan perusahaan asuransi yang terus bertambah, sehingga penetrasi sampai ke daerah,” kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, sesuai membuka kongres APLIC Ke-15 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, kemarin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jumlah penduduk yang hampir mencapai 250 juta jiwa di Tanah Air merupakan potensi yang besar bagi perusahaan asuransi jiwa. Berdasarkan data World Economic Outlook (WEF), penduduk menengah atas di Indonesia tumbuh 35%. ”AAJI mempunyai outlook pertumbuhan premi tahun ini 15-27%, total aset naik 21-30%, sedangkan investment growth 22-31%, jauh di atas industri asuransi di Asia Pasifik,” papar Hendrisman.

Meski demikian, dia mempunyai sejumlah catatan bagi perusahaan asuransi agar dapat terus tumbuh dan berkembang di Indonesia. Di antaranya, produk asuransi yang ditawarkan harus beragam dan tentunya harus dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat di Tanah Air. ”Harga premi yang ditawarkan juga harus bervariasi tergantung dari risikonya karena masing-masing pemegang polis mempunyai segmennya sendiri- sendiri,” ungkapnya.

Sementara, Presiden Direktur Sun Life Indonesia Eddy Belmans menambahkan, Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Hal ini didukung dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah atas yang juga naik. ”Tapi, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia sangat kecil, untukitukamiakanfokuske negara berkembang, salah satunya di Indonesia melalui distribusi dari produk asuransi kami,” katanya. Menurut dia, masyarakat menengah di Indonesia akan tumbuh 5 juta setiap tahunnya. Dengan demikian, pada 2020 diperkirakan masyarakat kelas ekonomi menengah di Tanah Air berjumlah 140 juta jiwa.

Jumlah tersebut merupakan potensi yang dibidik Sun Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. ”Kami mempunyai lebih dari 120 kantor penjualan yang tersebar di 53 kota di seluruh Indonesia dan didukung dengan 8.100 agen,” ungkapnya. Presiden Direktur AIA Indonesia Ben Ng mengungkapkan, agar bisa mendistribusikan produk asuransi di Indonesia, perusahaannyaharusmemenuhikebutuhan di industri maupun pihak regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

”Perusahaan kami 100% bergerak di wilayah Asia Pasifik, kunci kesuksesanAIAyaitudariSDM, dengan pendidikan yang baik akan memberikan peningkatan ekonomi yang baik juga,” pungkasnya. Sementara, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kongres agen asuransi jiwa se- Asia Pasifik atau Asia Pacific Life Insurance Council (APLIC).

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK Firdaus Djaelani mengatakan, konferensi agen asuransi ini dapat memberikan pertukaran ilmu pengetahuan antara sesama agen di wilayah Asia Pasifik. ”OJK mengapresiasi penyelenggaraan APLIC ini, Indonesia sebagai tuan rumah akan lebih dipandang karena kegiatan ini hanya berlangsung dua tahun sekali,” kata Firdaus.

heru febriato
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5144 seconds (0.1#10.140)