Margin Perbankan Indonesia Tertinggi di ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Angel Gurria mengatakan, bank-bank di Indonesia memiliki margin yang lebih tinggi yang didapatkan dari suku bunga tabungan dan kredit bila dibanding bank di negara ASEAN lainnya.
Hal tersebut mencerminkan kebutuhan bank untuk menutupi biaya operasional lebih tinggi. Angkanya, antara 2,5% sampai 4% dari aset bank, dibanding 2% di Malaysia dan 1% di Singapura.
"Ini akibat kondisi geografis Indonesia yang unik dan ketidakefisienan. Beberapa rasio biaya operasional terhadap total aset bank-bank di Indonesia merupakan tertinggi di antara bank-bank di negara anggota G-20," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Namun, lanjut Gurria, bank-bank di Indonesia juga merupakan bank paling profitable di antara bank-bank di negara anggota G-20, dengan rata-rata pengembalian atas modal (return on equity) sebesar 23%, di atas rata-rata di China sebesar 21% dan lebih dari dua kali rata-rata di Amerika Serikat sebesar 9% (data Bloomberg, 2013).
"Tingkat pengembalian yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh margin bunga bersih, yang dengan rata-rata sebesar 7 poin persentase, merupakan yang tertinggi di antara negara anggota G-20 (rata-rata suku bunga pinjaman adalah sebesar 12%, sementara rata-rata suku bunga yang dibayarkan kepada deposan sebesar 5%)," tutur dia.
Menurutnya, beberapa langkah yang belum lama ini diambil pihak berwenang untuk mendorong peningkatan persaingan dan transparansi agar dapat menurunkan spread telah sesuai. "Akan tetapi beberapa langkah untuk membatasi kepemilikan asing di sektor perbankan masih perlu dipertimbangkan kembali," pungkasnya.
Hal tersebut mencerminkan kebutuhan bank untuk menutupi biaya operasional lebih tinggi. Angkanya, antara 2,5% sampai 4% dari aset bank, dibanding 2% di Malaysia dan 1% di Singapura.
"Ini akibat kondisi geografis Indonesia yang unik dan ketidakefisienan. Beberapa rasio biaya operasional terhadap total aset bank-bank di Indonesia merupakan tertinggi di antara bank-bank di negara anggota G-20," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Namun, lanjut Gurria, bank-bank di Indonesia juga merupakan bank paling profitable di antara bank-bank di negara anggota G-20, dengan rata-rata pengembalian atas modal (return on equity) sebesar 23%, di atas rata-rata di China sebesar 21% dan lebih dari dua kali rata-rata di Amerika Serikat sebesar 9% (data Bloomberg, 2013).
"Tingkat pengembalian yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh margin bunga bersih, yang dengan rata-rata sebesar 7 poin persentase, merupakan yang tertinggi di antara negara anggota G-20 (rata-rata suku bunga pinjaman adalah sebesar 12%, sementara rata-rata suku bunga yang dibayarkan kepada deposan sebesar 5%)," tutur dia.
Menurutnya, beberapa langkah yang belum lama ini diambil pihak berwenang untuk mendorong peningkatan persaingan dan transparansi agar dapat menurunkan spread telah sesuai. "Akan tetapi beberapa langkah untuk membatasi kepemilikan asing di sektor perbankan masih perlu dipertimbangkan kembali," pungkasnya.
(izz)