Industri Agen Travel Triwulan Pertama Lesu
A
A
A
SEMARANG - Minat masyarakat melakukan perjalanan wisata pada triwulan pertama 2015 mengalami penurunan. Hal itu terlihat dari minimnya permintaan perjalanan wisata melalui agen travel.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indoensia (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno mengatakan, saat ini permintaan wisata cukup minim. Pada Januari hingga Maret 2015 diakuinya perjalanan wisata cenderung terjadi penurunan. Biasanya akan naik lagi pada April, lalu kembali turun pada Juli dan kembali naik jelang Natal dan Tahun Baru.
Dia menyebutkan, ada beberapa faktor menurunnya permintaan wisata di awal tahun ini, di antaranya perubahan cuaca yang tidak menentu. “Saat ini masih musim hujan menyebabkan wisatawan enggan bepergian, pun pesawat yang delay karena cuaca memengaruhi wisatawan untuk datang dan pergi,” ungkapnya.
Joko melanjutkan, selain faktor cuaca, sekolah-sekolah juga belum banyak yang menggelar kegiatan karya wisata karena belum musim liburan. Demikian pula dengan pemerintahan sampai saat ini juga belum turun anggaran di awal tahun.
Dia mengakui, segmen pemerintahan dan sekolah memberikan kontribusi terbesar dari kegiatan wisata di Jawa Tengah. “Awal tahun biasanya belum ada agenda wisata, kemungkinan di pertengahan tahun atau akhir tahun,” ucapnya.
Menurut Joko, pada saat low season seperti ini, perusahaan penyedia jasa wisata masih bisa bertahan dengan pelayananan dari beberapa agenda wisata dari kalangan mahasiswa yang melakukan studi banding dan lainnya.
Karena itu, dia berharap ada sinergi dari pihak-pihak terkait untuk mengatasi pola kelesuan tersebut. Baik pemerintah maupun swasta sebaiknya memiliki trik promosi agar low season ini tidak terlalu lesu. Di antaranya dengan memberikan promo harga maupun berbagai acara budaya dan lainnya yang digelar untuk menarik wisatawan.
“Kami sangat berharap ada event-event besar yang digelar oleh pemerintah maupun swasta, pada saat low season seperti ini,” tandasnya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indoensia (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno mengatakan, saat ini permintaan wisata cukup minim. Pada Januari hingga Maret 2015 diakuinya perjalanan wisata cenderung terjadi penurunan. Biasanya akan naik lagi pada April, lalu kembali turun pada Juli dan kembali naik jelang Natal dan Tahun Baru.
Dia menyebutkan, ada beberapa faktor menurunnya permintaan wisata di awal tahun ini, di antaranya perubahan cuaca yang tidak menentu. “Saat ini masih musim hujan menyebabkan wisatawan enggan bepergian, pun pesawat yang delay karena cuaca memengaruhi wisatawan untuk datang dan pergi,” ungkapnya.
Joko melanjutkan, selain faktor cuaca, sekolah-sekolah juga belum banyak yang menggelar kegiatan karya wisata karena belum musim liburan. Demikian pula dengan pemerintahan sampai saat ini juga belum turun anggaran di awal tahun.
Dia mengakui, segmen pemerintahan dan sekolah memberikan kontribusi terbesar dari kegiatan wisata di Jawa Tengah. “Awal tahun biasanya belum ada agenda wisata, kemungkinan di pertengahan tahun atau akhir tahun,” ucapnya.
Menurut Joko, pada saat low season seperti ini, perusahaan penyedia jasa wisata masih bisa bertahan dengan pelayananan dari beberapa agenda wisata dari kalangan mahasiswa yang melakukan studi banding dan lainnya.
Karena itu, dia berharap ada sinergi dari pihak-pihak terkait untuk mengatasi pola kelesuan tersebut. Baik pemerintah maupun swasta sebaiknya memiliki trik promosi agar low season ini tidak terlalu lesu. Di antaranya dengan memberikan promo harga maupun berbagai acara budaya dan lainnya yang digelar untuk menarik wisatawan.
“Kami sangat berharap ada event-event besar yang digelar oleh pemerintah maupun swasta, pada saat low season seperti ini,” tandasnya.
(dmd)