Matematika untuk Dana Pensiun
A
A
A
Perencanaan keuangan diperlukan siapa saja yang berkepentingan dengan uangnya terutama mereka yang mempunyai tujuan keuangan seperti ingin memiliki dana untuk kuliah anak di luar negeri, pergi ke Tanah Suci, biaya hidup selama masa pensiun, dan lainnya.
Khusus untuk persiapan dana pensiun, idealnya seseorang melakukannya saat masih berusia 40 tahun. Praktiknya, banyak yang baru menyadarinya saat usia mendekati 50 tahun. Apa bedanya memulai saat usia masih 40 tahun dan ketika sudah 50 tahun? Berikut ilustrasinya. Misalkan Anda saat ini berusia 40 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp10 juta dan berencana untuk pensiun pada usia 60.
Asumsikan inflasi tahunan rata-rata selama 20 tahun ke depan adalah 5% dan dapat diperoleh return sebesar 9% per tahun (per annual/p.a). untuk dana Anda. Return sebesar ini tentunya tidak Anda dapat dari produk bank dan asuransi yang hanya memberikan return bersih 4-6% p.a. Berapa besar dana yang harus Anda kumpulkan secara periodik untuk memenuhi tujuan keuangan di atas?
Saya sengaja menggunakan kata mengumpulkan dan bukan menabung karena penempatan dana tidak selalu harus dalam tabungan dan asuransi. Dana yang terkumpul dapat saja ditaruh dalam ORI, saham, obligasi dolar, properti, dan macam- macam reksa dana.
Inflasi dan Return Menentukan
Pertama, kita harus menghitung pengeluaran bulanan sebesar Rp10 juta akan menjadi berapa 20 tahun lagi. Dengan inflasi tahunan 5%, angka itu menjadi Rp26,5 juta saat usia Anda 60 tahun. Pengeluaran bulanan saat pensiun tentunya lebih rendah dibandingkan saat bekerja, katakan 80%-nya, karena Anda tidak ada lagi biaya pendidikan anak dan pengeluaran transportasi ke kantor setiap hari.
Sebagian dari pengurangan biaya ini akan Anda perlukan untuk biaya pemeliharaan kesehatan seperti checkup kesehatan rutin dan obatobatan. Dengan demikian, Anda memerlukan uang Rp21,2 juta/bulan (80% x Rp26,5 juta) ketika pensiun nanti. Jika Anda dapat memperoleh return 9% p.a. atau 0,75% per bulan untuk dana Anda, total dana pensiun yang dibutuhkan saat itu adalah Rp2,83 miliar yaitu Rp21,2 juta/0,75%.
Kebutuhan dana pensiun menjadi lebih besar jika Anda menginginkan uang pensiun bulanan ini juga naik sesuai inflasi yaitu 5% p.a. Dalam kasus ini, kebutuhan dana pensiun menjadi Rp8,5 miliar yaitu Rp21,2 juta / (0,75%-0,25%). Untuk memiliki uang Rp2,83 miliar itu, jika saat ini Anda tidak mempunyai aset likuid dan juga terbebas dari utang alias mulai dari nol, Anda harus menyiapkan Rp4,2 juta per bulan.
Bagaimana kita memperoleh angka itu sangat mudah jika kita menggunakan kalkulator finansial atau Excel. Rumus umum Excel untuk tujuan ini adalah =pmt (rate,nper,pv,fv,- type). Cukup mengetikkan =pmt(0,75%, 240, 0, 2.826.666.667) dan enter, kita akan mendapatkan Rp4,2 juta. Dengan kalkula-tor finansial, kita perlu meng-input N = 240, FV = Rp2.826.666.667, dan 1/Y = 0,75% untuk mendapatkan hasil yang sama. Jika saat ini Anda memulainya dengan dana Rp100 juta, dana yang perlu disiapkan berkurang menjadi hanya Rp3,3 juta per bulan.
Dengan kalkulator finansial, cukup meng-input variabel yang sama seperti sebelumnya ditambah PV = Rp100.000.000untukmendapatkan Rp3,3 juta. Dengan Excel, ketikkan =pmt(0,75%, 240, -100.000.000, 2.826.666.667). Jika Anda baru memulai akumulasi dana yang diperlukan di atas saat sudah berusia 50 tahun atau sepuluh tahun kemudian dan tanpa dana awal, Anda memerlukan setoran sebesar Rp14,6 juta per bulan selama 120 bulan untuk memperoleh Rp2,83 miliar di atas.
Jika saat itu Anda memulainya dari saldo awal Rp100juta, Anda masih harus menyetorkan Rp13,3 juta. Bandingkan dua angka ini (Rp14,6 juta dan Rp13,3 juta) dengan Rp4,2 juta dan Rp3,3 juta yang diperlukan sebelumnya. Angka-angka di atas tentunya akan berubah jika pengeluaran bulanan Anda tidak sebesar Rp10 juta/bulan atau inflasi tahunan hingga masa pensiun ternyata meleset dari 5% atau return investasi bukan 9% p.a. seperti yang ditargetkan.
Alternatif Lain
Dengan mengambil Rp21,2 juta setiap bulan sebagai hasil investasi dari dana Anda, uang pensiun Rp2,83 miliar yang sudah Anda kumpulkan tidak akan pernah habis. Kebutuhan dana pensiun akan menjadi sedikit berkurang jika Anda ingin menghabiskannya, katakan dalam 20 tahun.
Maksudnya adalah jika Anda merasa tidak perlu untuk mewariskan keluarga yang ditinggalkan uang sebesar Rp2,83 miliar dan usia Anda realistisnya juga tidak akan melebihi, mohon maaf, 80 tahun. Jika demikian, kita perlu menghitung nilai sekarang dari arus kas sebesar Rp21,2 juta setiap bulan selama 20 tahun pada tingkat return 0,75% per bulan.
Dengan matematika keuangan, kita akan mendapatkan bahwa kebutuhan dana pensiun menjadi Rp2,36 miliar dan dana bulanan yang perlu disiapkan untuk mencapai angka ini dalam 20 tahun adalah Rp3,5 juta jika memulainya dari nol dan sebesar Rp2,6 juta jika memulainya dengan dana Rp100 juta. Angkanya berubah menjadi Rp12,2 juta dan Rp10,9 juta per bulan selama 120 bulan jika memulainya 10 tahun lagi dari nol dan dari Rp100 juta.
Ternyata kunci untuk dapat menghitung kebutuhan dana pensiun adalah pemahaman konsep nilai sekarang, nilai akan datang, anuitas dan perpetuitas dalam matematika keuangan plus pencarian produk investasi yang mampu memberikan return sesuai yang diharapkan.
Jika Anda mampu melakukan keduanya, silakan lakukan sendiri perencanaan uang pensiun Anda. Jika Anda tidak yakin dengan kemampuan sendiri soal hitung-hitungan ini dan pencarian alternatif investasi, jangan ragu untuk menggunakan jasa perencana keuangan atau dana pensiun yang Anda percayai.
Tidak seperti agen asuransi dan pegawai bank yang akan mengarahkan Anda untuk membeli produknya, perencana keuangan independen akan objektif dan profesional dalam memberikan alternatif solusi untuk kepentingan Anda.
Budi Frensidy
Staf Pengajar FEUI dan Perencana Keuangan, www.fund-and-fun.com @BudiFrensidy
Khusus untuk persiapan dana pensiun, idealnya seseorang melakukannya saat masih berusia 40 tahun. Praktiknya, banyak yang baru menyadarinya saat usia mendekati 50 tahun. Apa bedanya memulai saat usia masih 40 tahun dan ketika sudah 50 tahun? Berikut ilustrasinya. Misalkan Anda saat ini berusia 40 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp10 juta dan berencana untuk pensiun pada usia 60.
Asumsikan inflasi tahunan rata-rata selama 20 tahun ke depan adalah 5% dan dapat diperoleh return sebesar 9% per tahun (per annual/p.a). untuk dana Anda. Return sebesar ini tentunya tidak Anda dapat dari produk bank dan asuransi yang hanya memberikan return bersih 4-6% p.a. Berapa besar dana yang harus Anda kumpulkan secara periodik untuk memenuhi tujuan keuangan di atas?
Saya sengaja menggunakan kata mengumpulkan dan bukan menabung karena penempatan dana tidak selalu harus dalam tabungan dan asuransi. Dana yang terkumpul dapat saja ditaruh dalam ORI, saham, obligasi dolar, properti, dan macam- macam reksa dana.
Inflasi dan Return Menentukan
Pertama, kita harus menghitung pengeluaran bulanan sebesar Rp10 juta akan menjadi berapa 20 tahun lagi. Dengan inflasi tahunan 5%, angka itu menjadi Rp26,5 juta saat usia Anda 60 tahun. Pengeluaran bulanan saat pensiun tentunya lebih rendah dibandingkan saat bekerja, katakan 80%-nya, karena Anda tidak ada lagi biaya pendidikan anak dan pengeluaran transportasi ke kantor setiap hari.
Sebagian dari pengurangan biaya ini akan Anda perlukan untuk biaya pemeliharaan kesehatan seperti checkup kesehatan rutin dan obatobatan. Dengan demikian, Anda memerlukan uang Rp21,2 juta/bulan (80% x Rp26,5 juta) ketika pensiun nanti. Jika Anda dapat memperoleh return 9% p.a. atau 0,75% per bulan untuk dana Anda, total dana pensiun yang dibutuhkan saat itu adalah Rp2,83 miliar yaitu Rp21,2 juta/0,75%.
Kebutuhan dana pensiun menjadi lebih besar jika Anda menginginkan uang pensiun bulanan ini juga naik sesuai inflasi yaitu 5% p.a. Dalam kasus ini, kebutuhan dana pensiun menjadi Rp8,5 miliar yaitu Rp21,2 juta / (0,75%-0,25%). Untuk memiliki uang Rp2,83 miliar itu, jika saat ini Anda tidak mempunyai aset likuid dan juga terbebas dari utang alias mulai dari nol, Anda harus menyiapkan Rp4,2 juta per bulan.
Bagaimana kita memperoleh angka itu sangat mudah jika kita menggunakan kalkulator finansial atau Excel. Rumus umum Excel untuk tujuan ini adalah =pmt (rate,nper,pv,fv,- type). Cukup mengetikkan =pmt(0,75%, 240, 0, 2.826.666.667) dan enter, kita akan mendapatkan Rp4,2 juta. Dengan kalkula-tor finansial, kita perlu meng-input N = 240, FV = Rp2.826.666.667, dan 1/Y = 0,75% untuk mendapatkan hasil yang sama. Jika saat ini Anda memulainya dengan dana Rp100 juta, dana yang perlu disiapkan berkurang menjadi hanya Rp3,3 juta per bulan.
Dengan kalkulator finansial, cukup meng-input variabel yang sama seperti sebelumnya ditambah PV = Rp100.000.000untukmendapatkan Rp3,3 juta. Dengan Excel, ketikkan =pmt(0,75%, 240, -100.000.000, 2.826.666.667). Jika Anda baru memulai akumulasi dana yang diperlukan di atas saat sudah berusia 50 tahun atau sepuluh tahun kemudian dan tanpa dana awal, Anda memerlukan setoran sebesar Rp14,6 juta per bulan selama 120 bulan untuk memperoleh Rp2,83 miliar di atas.
Jika saat itu Anda memulainya dari saldo awal Rp100juta, Anda masih harus menyetorkan Rp13,3 juta. Bandingkan dua angka ini (Rp14,6 juta dan Rp13,3 juta) dengan Rp4,2 juta dan Rp3,3 juta yang diperlukan sebelumnya. Angka-angka di atas tentunya akan berubah jika pengeluaran bulanan Anda tidak sebesar Rp10 juta/bulan atau inflasi tahunan hingga masa pensiun ternyata meleset dari 5% atau return investasi bukan 9% p.a. seperti yang ditargetkan.
Alternatif Lain
Dengan mengambil Rp21,2 juta setiap bulan sebagai hasil investasi dari dana Anda, uang pensiun Rp2,83 miliar yang sudah Anda kumpulkan tidak akan pernah habis. Kebutuhan dana pensiun akan menjadi sedikit berkurang jika Anda ingin menghabiskannya, katakan dalam 20 tahun.
Maksudnya adalah jika Anda merasa tidak perlu untuk mewariskan keluarga yang ditinggalkan uang sebesar Rp2,83 miliar dan usia Anda realistisnya juga tidak akan melebihi, mohon maaf, 80 tahun. Jika demikian, kita perlu menghitung nilai sekarang dari arus kas sebesar Rp21,2 juta setiap bulan selama 20 tahun pada tingkat return 0,75% per bulan.
Dengan matematika keuangan, kita akan mendapatkan bahwa kebutuhan dana pensiun menjadi Rp2,36 miliar dan dana bulanan yang perlu disiapkan untuk mencapai angka ini dalam 20 tahun adalah Rp3,5 juta jika memulainya dari nol dan sebesar Rp2,6 juta jika memulainya dengan dana Rp100 juta. Angkanya berubah menjadi Rp12,2 juta dan Rp10,9 juta per bulan selama 120 bulan jika memulainya 10 tahun lagi dari nol dan dari Rp100 juta.
Ternyata kunci untuk dapat menghitung kebutuhan dana pensiun adalah pemahaman konsep nilai sekarang, nilai akan datang, anuitas dan perpetuitas dalam matematika keuangan plus pencarian produk investasi yang mampu memberikan return sesuai yang diharapkan.
Jika Anda mampu melakukan keduanya, silakan lakukan sendiri perencanaan uang pensiun Anda. Jika Anda tidak yakin dengan kemampuan sendiri soal hitung-hitungan ini dan pencarian alternatif investasi, jangan ragu untuk menggunakan jasa perencana keuangan atau dana pensiun yang Anda percayai.
Tidak seperti agen asuransi dan pegawai bank yang akan mengarahkan Anda untuk membeli produknya, perencana keuangan independen akan objektif dan profesional dalam memberikan alternatif solusi untuk kepentingan Anda.
Budi Frensidy
Staf Pengajar FEUI dan Perencana Keuangan, www.fund-and-fun.com @BudiFrensidy
(ars)