Harga Minyak Jatuh Jelang Kesepakatan Sanksi Nuklir Iran
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah dunia jatuh untuk hari kedua karena Iran dan negara barat berupaya mencapai sepakat mengenai pencabutan sanksi nuklir Iran, sehingga dapat menyebabkan meningkatnya ekspor minyak Iran.
Sementara para diplomat dijadwalkan bertemu Senin pagi di Swiss, yang akan membahas mengenai pencabutan sanksi nuklir terhadap Iran.
Produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menimbun minyak. Barclays Plc dan Societe Generale SA memprediksi minyak tersebut nantinya akan dijual ke luar negeri jika kesepakatan sanksi soal nuklir tercapai.
Potensi Iran untuk meningkatkan pengiriman telah menambah spekulasi bahwa surplus global akan memburuk setelah OPEC menolak memangkas pasokan.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh sebelumnya mengatakan, Iran sebagai produsen terbesar kelima di OPEC bisa meningkatkan ekspor sebanyak 1 juta barel/hari jika sanksi dicabut.
"Batas waktu mengenai kesepakatan dengan Iran ditunggu pasar," kata analis utama di CMC Markets Ric Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/3/2015).
Menurut dia, jika para pihak berhasil mencapai kesepatakan ke tahap berikutnya, kemungkinan akan meningkatkan pasokan Iran ke pasar, meskipun dibutuhkan waktu lama untuk itu.
Adapun kontrak berjangka turun 1,9% di New York. Minyak West Texas Intermediate di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Mei turun 92 sen menjadi USD47,95/barel dan berada di USD48,10 pada pukul 11.40 siang waktu Singapura, menurun dibanding akhir pekan lalu sebesar USD48,87.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 13% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 9,7% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak Brent di London berbasis ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Mei turun 38 sen menjadi USD56,03/barel, susut dibanding Akhir pekan lalu senilai USD56,41.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD7,90.
Sementara para diplomat dijadwalkan bertemu Senin pagi di Swiss, yang akan membahas mengenai pencabutan sanksi nuklir terhadap Iran.
Produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menimbun minyak. Barclays Plc dan Societe Generale SA memprediksi minyak tersebut nantinya akan dijual ke luar negeri jika kesepakatan sanksi soal nuklir tercapai.
Potensi Iran untuk meningkatkan pengiriman telah menambah spekulasi bahwa surplus global akan memburuk setelah OPEC menolak memangkas pasokan.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh sebelumnya mengatakan, Iran sebagai produsen terbesar kelima di OPEC bisa meningkatkan ekspor sebanyak 1 juta barel/hari jika sanksi dicabut.
"Batas waktu mengenai kesepakatan dengan Iran ditunggu pasar," kata analis utama di CMC Markets Ric Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/3/2015).
Menurut dia, jika para pihak berhasil mencapai kesepatakan ke tahap berikutnya, kemungkinan akan meningkatkan pasokan Iran ke pasar, meskipun dibutuhkan waktu lama untuk itu.
Adapun kontrak berjangka turun 1,9% di New York. Minyak West Texas Intermediate di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Mei turun 92 sen menjadi USD47,95/barel dan berada di USD48,10 pada pukul 11.40 siang waktu Singapura, menurun dibanding akhir pekan lalu sebesar USD48,87.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 13% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 9,7% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak Brent di London berbasis ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Mei turun 38 sen menjadi USD56,03/barel, susut dibanding Akhir pekan lalu senilai USD56,41.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD7,90.
(rna)