Tragedi AirAsia Pengaruhi Jumlah Wisman ke Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tragedi kecelakaan AirAsia QZ8501 pada akhir tahun lalu membuat sebagian besar pintu masuk daerah wisata terjadi penurunan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman).
BPS mengatakan, kunjungan wisman selama Januari-Februari 2015 memang naik 2,67% dibandingkan periode sama 2015. Namun di sebagian besar pintu masuk, terjadi penurunan jumlah kedatangan wisman.
"Diduga memang karena ada kejadian itu dan ada pembekuan 12 penerbangan di Indonesia. Itu ada pengaruhnya sehingga berpengaruh terhadap tiga pintu utama bandar udara," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurutnya, tiga pintu tersebut di Bandara Soekarno Hatta, Husein Sastranegara dan Bandara Internasional Juanda. "Untuk Ngurah Rai, tak terlalu berpengaruh karena yang dibekukan tidak banyak. Batam juga masuknya sebagian besar lewat laut. Kualanamu masih meningkat tapi tipis," imbuhnya.
Dari 19 pintu masuk utama, lanjut Suryamin, 14 di antaranya tercatat mengalami penurunan kunjungan wisman. Tertinggi dialami Bandara Adi Sucipto (Solo) yaitu mencapai 33,32%.
"Setelah ada kejadian kecelakaan maskapai itu, ada pembekuan 12 penerbangan sehingga berpengaruh. Misalnya di Bandara Djuanda (Surabaya), karena terjadinya waktu itu dari Djuanda," tutur Suryamin.
Penurunan kunjungan wisman di bandara tersebut sebesar 11,93%. Penyebab lainnya adalah Australia yang pernah mengumumkan travel warning terhadap Indonesia pada awal Januari 2015.
Kebijakan tersebut ditempuh karena Australia menilai potensi ancaman teroris yang cukup tinggi di Indonesia. "Australia pernah menyatakan travel warning ke Indonesia. Ini berpengaruh juga," tandas dia.
BPS mengatakan, kunjungan wisman selama Januari-Februari 2015 memang naik 2,67% dibandingkan periode sama 2015. Namun di sebagian besar pintu masuk, terjadi penurunan jumlah kedatangan wisman.
"Diduga memang karena ada kejadian itu dan ada pembekuan 12 penerbangan di Indonesia. Itu ada pengaruhnya sehingga berpengaruh terhadap tiga pintu utama bandar udara," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurutnya, tiga pintu tersebut di Bandara Soekarno Hatta, Husein Sastranegara dan Bandara Internasional Juanda. "Untuk Ngurah Rai, tak terlalu berpengaruh karena yang dibekukan tidak banyak. Batam juga masuknya sebagian besar lewat laut. Kualanamu masih meningkat tapi tipis," imbuhnya.
Dari 19 pintu masuk utama, lanjut Suryamin, 14 di antaranya tercatat mengalami penurunan kunjungan wisman. Tertinggi dialami Bandara Adi Sucipto (Solo) yaitu mencapai 33,32%.
"Setelah ada kejadian kecelakaan maskapai itu, ada pembekuan 12 penerbangan sehingga berpengaruh. Misalnya di Bandara Djuanda (Surabaya), karena terjadinya waktu itu dari Djuanda," tutur Suryamin.
Penurunan kunjungan wisman di bandara tersebut sebesar 11,93%. Penyebab lainnya adalah Australia yang pernah mengumumkan travel warning terhadap Indonesia pada awal Januari 2015.
Kebijakan tersebut ditempuh karena Australia menilai potensi ancaman teroris yang cukup tinggi di Indonesia. "Australia pernah menyatakan travel warning ke Indonesia. Ini berpengaruh juga," tandas dia.
(izz)