Krakatau Steel Bidik Produksi 7,15 Juta Ton pada 2018
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Sukandar mengatakan, ke depan perseroan akan terus mengembangkan kinerja dan kontribusi anak usaha, yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), PT Krakatau Tirta Industri (KTI), dan PT Krakatau Daya Listrik (KDL).
Melalui langkah strategis yang dijalankan manajemen, kapasitas produksi perseroan akan ditingkatkan hingga 127%, dari 3,15 juta ton pada 2013 menjadi 7,15 juta ton pada 2018.
"Meski kondisi eksternal tidak kondusif, perseroan akan terus melakukan langkah-langkah efisiensi pada 2014-2015, dengan cara memotong biaya overhead produksi secara agresif," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/4/2015).
Dia menjelaskan cara yang akan dilakukan dengan menekan beban tenaga kerja, optimalisasi pola operasi pabrik, dan meningkatkan sinergi dengan PT Krakatau Posco. Sehingga, dengan hasil langkah-langkah tersebut ada beberapa efisiensi yang dilakukan perseroan.
"Tahun 2014 mencapai efisiensi sebesar USD195,5 juta. Kemudian daya saing ditingkatkan, dengan menurunkan biaya produksi rata-rata tahun 2013-2014 sebesar USD30,5 per ton untuk hot rolled, USD28,3 per ton untuk cold rolled, dan USD22 per ton untuk long product," pungkasnya.
Sekadar informasi, perseroan membukukan volume penjualan tertinggi selama empat tahun berturut-turut (2011-2014) pada akhir tahun lalu. Volume penjualan tersebut berasal volume penjualan baja lembaran canai panas yang merupakan produk utama perseroan naik sebesar 13,20% dari 1,16juta ton menjadi 1,31juta ton.
Melalui langkah strategis yang dijalankan manajemen, kapasitas produksi perseroan akan ditingkatkan hingga 127%, dari 3,15 juta ton pada 2013 menjadi 7,15 juta ton pada 2018.
"Meski kondisi eksternal tidak kondusif, perseroan akan terus melakukan langkah-langkah efisiensi pada 2014-2015, dengan cara memotong biaya overhead produksi secara agresif," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/4/2015).
Dia menjelaskan cara yang akan dilakukan dengan menekan beban tenaga kerja, optimalisasi pola operasi pabrik, dan meningkatkan sinergi dengan PT Krakatau Posco. Sehingga, dengan hasil langkah-langkah tersebut ada beberapa efisiensi yang dilakukan perseroan.
"Tahun 2014 mencapai efisiensi sebesar USD195,5 juta. Kemudian daya saing ditingkatkan, dengan menurunkan biaya produksi rata-rata tahun 2013-2014 sebesar USD30,5 per ton untuk hot rolled, USD28,3 per ton untuk cold rolled, dan USD22 per ton untuk long product," pungkasnya.
Sekadar informasi, perseroan membukukan volume penjualan tertinggi selama empat tahun berturut-turut (2011-2014) pada akhir tahun lalu. Volume penjualan tersebut berasal volume penjualan baja lembaran canai panas yang merupakan produk utama perseroan naik sebesar 13,20% dari 1,16juta ton menjadi 1,31juta ton.
(dmd)