Konsumsi Turun, Pertamina Hentikan Impor Solar
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) akan menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam waktu dua bulan ke depan.
Vice President Fuel Marketing PT Pertamina Muhammad Iskandar beralasan selain premium, BBM bersubsidi ini juga mengalami penurunan konsumsi akibat pemerintah menerapkan subsidi tetap.
"Solar subsidi sebelumnya 43.000 KL turun menjadi 37.000 KL/hari," ungkap dia di Jakarta, Senin (6/4/2015).
Dia mengatakan, turunnya konsumsi BBM jenis solar tersebut membuat Pertamina menghentikan impor sementara dalam waktu dua bulan ke depan karena beranggapan produksi minyak dalam negeri cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Stok banyak, konsumsinya turun, jadi impor solar hampir tidak ada. Jadi nol, hanya sisa dua kargo untuk subsidi Februari-Maret," kata dia.
Vice President Corporate Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kebijakan pemerintah memberikan subsidi tetap telah berdampak pada menurunnya konsumsi BBM jenis solar sebanyak 34.000 KL/hari. Alhasil, Pertamina akan mengurangi stok solar menjadi 17 hari dari sebelumnya 19 hari.
"Dengan adanya subsidi tetap maka konsumsi solar turun. Memang sebelumnya lebih tinggi," kata dia.
Dia menuturkan, rentang waktu stok BBM jenis solar selama 17 hari cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena stok BBM aman.
"Kita lihat 17 hari sudah cukup untuk ketahanan (pasokan) karena kita lihat konsumsinya turun," ujarnya.
Vice President Fuel Marketing PT Pertamina Muhammad Iskandar beralasan selain premium, BBM bersubsidi ini juga mengalami penurunan konsumsi akibat pemerintah menerapkan subsidi tetap.
"Solar subsidi sebelumnya 43.000 KL turun menjadi 37.000 KL/hari," ungkap dia di Jakarta, Senin (6/4/2015).
Dia mengatakan, turunnya konsumsi BBM jenis solar tersebut membuat Pertamina menghentikan impor sementara dalam waktu dua bulan ke depan karena beranggapan produksi minyak dalam negeri cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Stok banyak, konsumsinya turun, jadi impor solar hampir tidak ada. Jadi nol, hanya sisa dua kargo untuk subsidi Februari-Maret," kata dia.
Vice President Corporate Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kebijakan pemerintah memberikan subsidi tetap telah berdampak pada menurunnya konsumsi BBM jenis solar sebanyak 34.000 KL/hari. Alhasil, Pertamina akan mengurangi stok solar menjadi 17 hari dari sebelumnya 19 hari.
"Dengan adanya subsidi tetap maka konsumsi solar turun. Memang sebelumnya lebih tinggi," kata dia.
Dia menuturkan, rentang waktu stok BBM jenis solar selama 17 hari cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena stok BBM aman.
"Kita lihat 17 hari sudah cukup untuk ketahanan (pasokan) karena kita lihat konsumsinya turun," ujarnya.
(rna)