Produksi Gabah di Pangandaran Melemah
A
A
A
PANGANDARAN - Produksi gabah di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Jabar). Hal tersebut disebabkan karena terkendala alat teknologi.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Apandi SP mengatakan, dari luas area baku lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Pangandaran seluas 16.426 hektare hanya menghasilkan 5,8 ton per musim.
"Target capaian nasional untuk capaian gabah adalah 6,3 ton per hektare setiap musim, namun di Pangandaran belum mencapai targetan itu," katanya, Selasa (7/4/2015).
Menurut Apandi, kurangnya target capaian selain faktor kendala teknologi juga disebabkan kurangnya memadai jaringan irigasi untuk perairan sawah, sehingga petani sulit untuk mengolah lahan sawahnya.
"Kami berupaya untuk meningkatkan hasil produksi gabah dengan melakukan penyuluhan kepada petani agar melakukan upaya pengendalian hama," tambah dia.
Selain itu, untuk mengantisipasi krisis pangan pihaknya telah menyarankan kepada masyarakat untuk membuat kelompok Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Karena hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi krisis pangan.
"Lumbung Padi Masyarakat merupakan kelompok arisan masyarakat dengan memakai padi, dan apabila terjadi krisis padi, maka ketersediaan padi yang ada dibantukan kepada masyarakat yang ketersediaan padinya habis," pungkas dia.
Sementara, Kasi Ketahanan Pangan Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Tati Hartati mengatakan, setiap kelompok masyarakat yang tergabung dalam LPM menabungkan padinya di LPM per musim 50 kg. "Hal itu sebagai upaya penanggulangan apabila terjadi kekurangan padi," ucapnya.
Saat ini, di Kabupaten Pangandaran terdapat 80 lumbung padi masyarakat, dan yang paling banyak di Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih. "Rata-rata di Desa Cikalong terdapat satu LPM di satu RT," pungkas Tati.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Apandi SP mengatakan, dari luas area baku lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Pangandaran seluas 16.426 hektare hanya menghasilkan 5,8 ton per musim.
"Target capaian nasional untuk capaian gabah adalah 6,3 ton per hektare setiap musim, namun di Pangandaran belum mencapai targetan itu," katanya, Selasa (7/4/2015).
Menurut Apandi, kurangnya target capaian selain faktor kendala teknologi juga disebabkan kurangnya memadai jaringan irigasi untuk perairan sawah, sehingga petani sulit untuk mengolah lahan sawahnya.
"Kami berupaya untuk meningkatkan hasil produksi gabah dengan melakukan penyuluhan kepada petani agar melakukan upaya pengendalian hama," tambah dia.
Selain itu, untuk mengantisipasi krisis pangan pihaknya telah menyarankan kepada masyarakat untuk membuat kelompok Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Karena hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi krisis pangan.
"Lumbung Padi Masyarakat merupakan kelompok arisan masyarakat dengan memakai padi, dan apabila terjadi krisis padi, maka ketersediaan padi yang ada dibantukan kepada masyarakat yang ketersediaan padinya habis," pungkas dia.
Sementara, Kasi Ketahanan Pangan Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Tati Hartati mengatakan, setiap kelompok masyarakat yang tergabung dalam LPM menabungkan padinya di LPM per musim 50 kg. "Hal itu sebagai upaya penanggulangan apabila terjadi kekurangan padi," ucapnya.
Saat ini, di Kabupaten Pangandaran terdapat 80 lumbung padi masyarakat, dan yang paling banyak di Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih. "Rata-rata di Desa Cikalong terdapat satu LPM di satu RT," pungkas Tati.
(izz)