Australia Pertahankan Suku Bunga 2,25%
A
A
A
SYDNEY - Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/ RBA) kemarin mempertahankan tingkat suku bunga sebesar 2,25% untuk bulan kedua berturut-turut.
Meski demikian RBA menyatakan setelah rapat dewan bulanan bahwa bank sentral mempertahankan tingkat suku bunga tetap pada level saat ini untuk sementara waktu. Pada Februari, RBA memangkas tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin menuju rekor terendah2,25%. Ini merupakan pemangkasan pertama dalam 18 bulan. ”Kebijakan dana murah selanjutnya mungkin diperlukan selama periode mendatang untuk mempertahankan pertumbuhan permintaan secara berkelanjutan dan inflasi tetap sesuai target,” papar pernyataan RBA, dikutip kantor berita AFP.
Dolar Australia menguat sekitar USD1 sen menjadi USD77,11 sen. Australia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir akibat turunnya harga komoditas saat para investor bertaruh pada langkah Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) yang akan menaikkan suku bunga, sehingga membuat nilai dolar AS naik. Ekonomi Australia harus berjuang saat berakhirnya boom investasi pertambangan yang telah membantu menghindari resesi selama lebih dua dekade.
Dengan tingkat inflasi rendah, ekonomi tumbuh di bawah tren dan tingkat pengangguran pada level tertinggi. Bank sentral memangkas tingkat suku bunga pada Februari untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keputusan RBA untuk tidak melakukan pemangkasan suku bunga lagi mengagetkan pasar. Indeks S&P/ASX200 pun melemah di awal perdagangan kemarin dan gagal menembus batas 6.000 poin.
Meski demikian, mayoritas ekonom memperkirakan, bank sentral tetap berada di pinggir untuk melihat apakah kebijakan dana murah sebelumnya cukup mendorong perekonomian. Sebagian besar pengamat memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada Mei mendatang. ”Mereka masih mempertahankan bias kebijakan dana murah. Bagi dewan, membutuhkan waktu lama untuk kembali memangkas suku bunga pada Februari. Mereka tentu ingin memberi waktu pada pemangkasan suku bunga sebelumnya untuk melihat dampaknya pada perekonomian,” kata Ben Jarman, ekonom senior JP Morgan kepada AFP .
”Mereka menahan diri dan melihat tanda-tanda yang terjadi.” Sementara, para ekonom khawatir tingkat suku bunga yang rendah dapat berdampak pada pasar perumahan. RBA cukup optimistis dengan hal itu dengan menyatakan, meski harga perumahan tetap naik tajam di Sydney, sejumlah tren tetap bervariasi di kota-kota lain. RBA menambahkan, dolar Australia tampaknya akan melemah lagi saat harga komoditas turun.
RBA juga menyatakan, penurunan nilai dolar Australia diperlukan untuk mendorong pertumbuhan di sektor nonpertambangan. Bank sentral memperingatkan, seluruh permintaan domestik tetap lemah. Adapun, data ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang lunak. Para ekonom menjelaskan, perbaikan investasi bisnis diperlukan untuk menghindari pemangkasan suku bunga selanjutnya.
Syarifudin
Meski demikian RBA menyatakan setelah rapat dewan bulanan bahwa bank sentral mempertahankan tingkat suku bunga tetap pada level saat ini untuk sementara waktu. Pada Februari, RBA memangkas tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin menuju rekor terendah2,25%. Ini merupakan pemangkasan pertama dalam 18 bulan. ”Kebijakan dana murah selanjutnya mungkin diperlukan selama periode mendatang untuk mempertahankan pertumbuhan permintaan secara berkelanjutan dan inflasi tetap sesuai target,” papar pernyataan RBA, dikutip kantor berita AFP.
Dolar Australia menguat sekitar USD1 sen menjadi USD77,11 sen. Australia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir akibat turunnya harga komoditas saat para investor bertaruh pada langkah Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) yang akan menaikkan suku bunga, sehingga membuat nilai dolar AS naik. Ekonomi Australia harus berjuang saat berakhirnya boom investasi pertambangan yang telah membantu menghindari resesi selama lebih dua dekade.
Dengan tingkat inflasi rendah, ekonomi tumbuh di bawah tren dan tingkat pengangguran pada level tertinggi. Bank sentral memangkas tingkat suku bunga pada Februari untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keputusan RBA untuk tidak melakukan pemangkasan suku bunga lagi mengagetkan pasar. Indeks S&P/ASX200 pun melemah di awal perdagangan kemarin dan gagal menembus batas 6.000 poin.
Meski demikian, mayoritas ekonom memperkirakan, bank sentral tetap berada di pinggir untuk melihat apakah kebijakan dana murah sebelumnya cukup mendorong perekonomian. Sebagian besar pengamat memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada Mei mendatang. ”Mereka masih mempertahankan bias kebijakan dana murah. Bagi dewan, membutuhkan waktu lama untuk kembali memangkas suku bunga pada Februari. Mereka tentu ingin memberi waktu pada pemangkasan suku bunga sebelumnya untuk melihat dampaknya pada perekonomian,” kata Ben Jarman, ekonom senior JP Morgan kepada AFP .
”Mereka menahan diri dan melihat tanda-tanda yang terjadi.” Sementara, para ekonom khawatir tingkat suku bunga yang rendah dapat berdampak pada pasar perumahan. RBA cukup optimistis dengan hal itu dengan menyatakan, meski harga perumahan tetap naik tajam di Sydney, sejumlah tren tetap bervariasi di kota-kota lain. RBA menambahkan, dolar Australia tampaknya akan melemah lagi saat harga komoditas turun.
RBA juga menyatakan, penurunan nilai dolar Australia diperlukan untuk mendorong pertumbuhan di sektor nonpertambangan. Bank sentral memperingatkan, seluruh permintaan domestik tetap lemah. Adapun, data ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang lunak. Para ekonom menjelaskan, perbaikan investasi bisnis diperlukan untuk menghindari pemangkasan suku bunga selanjutnya.
Syarifudin
(ars)