Menperin Dukung Mendag Perbesar Serapan Karet Lokal
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memperbesar serapan karet alam di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak harga karet yang sedang rendah, sekitar USD1,5 per kg.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menuturkan, saat ini Indonesia memang pemasok karet terbesar ke-2 di dunia dengan total produksinya pada 2014 sebesar 3,1 juta ton. Namun, produk karet nasional lebih banyak diekspor mentah ke luar negeri.
"Apa yang telah disampaikan Pak Mendag (Menteri Perdagangan-Rachmat Gobel) saat ini memang dari produksi karet nasional 3,1 juta ton per tahun masih sebagian besar di jual ke luar negeri," tuturnya di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Sebab itu, politisi Partai Hanura ini berupaya untuk terus meningkatkan hilirisasi industri karet terutama untuk industri di dalam negeri. "Ini kita dorong terus agar penyerapan karet lebih besar, sehingga petani bisa menikmati apa yang dilakukan," imbuh dia.
Pihaknya juga mendorong agar produksi karet dalam negeri bisa diserap untuk pembangunan infrastruktur nasional. Terlebih pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai agenda prioritas.
"Upaya kami ini agar bagaimana penyerapan karet di dalam negeri lebih besar, sehingga petani bisa menikmati harga layak dan bersemangat mengembangkan produksi karet," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemendag akan memperbesar serapan produk karet alam di dalam negeri. Salah satunya akan diarahkan untuk produk pendukung pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
Rachmat Gobel mengungkapkan, upaya ini dilakukan pemerintah untuk kembali mendongkrak harga karet alam yang saat ini tengah anjlok hingga USD1,5 per kg.
"Saat ini harganya USD1,5 per kg. Pada 2011 karet pernah mjadi USD4,61 per kg. Untuk mengangkat harga karet, langkah awal pemerintah perlu menggunakan karet alam untuk proyek infrastruktur nasional," tuturnya. (Baca: Pemerintah Siap Dongkrak Harga Karet).
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menuturkan, saat ini Indonesia memang pemasok karet terbesar ke-2 di dunia dengan total produksinya pada 2014 sebesar 3,1 juta ton. Namun, produk karet nasional lebih banyak diekspor mentah ke luar negeri.
"Apa yang telah disampaikan Pak Mendag (Menteri Perdagangan-Rachmat Gobel) saat ini memang dari produksi karet nasional 3,1 juta ton per tahun masih sebagian besar di jual ke luar negeri," tuturnya di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Sebab itu, politisi Partai Hanura ini berupaya untuk terus meningkatkan hilirisasi industri karet terutama untuk industri di dalam negeri. "Ini kita dorong terus agar penyerapan karet lebih besar, sehingga petani bisa menikmati apa yang dilakukan," imbuh dia.
Pihaknya juga mendorong agar produksi karet dalam negeri bisa diserap untuk pembangunan infrastruktur nasional. Terlebih pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai agenda prioritas.
"Upaya kami ini agar bagaimana penyerapan karet di dalam negeri lebih besar, sehingga petani bisa menikmati harga layak dan bersemangat mengembangkan produksi karet," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemendag akan memperbesar serapan produk karet alam di dalam negeri. Salah satunya akan diarahkan untuk produk pendukung pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
Rachmat Gobel mengungkapkan, upaya ini dilakukan pemerintah untuk kembali mendongkrak harga karet alam yang saat ini tengah anjlok hingga USD1,5 per kg.
"Saat ini harganya USD1,5 per kg. Pada 2011 karet pernah mjadi USD4,61 per kg. Untuk mengangkat harga karet, langkah awal pemerintah perlu menggunakan karet alam untuk proyek infrastruktur nasional," tuturnya. (Baca: Pemerintah Siap Dongkrak Harga Karet).
(izz)