Laju IHSG Diramal Terkoreksi
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih ada sinyal koreksi jangka pendek yang masih terasa. Dengan demikian, prediksi pergerakan IHSG pada awal pekan akan bergerak mixed cenderung tertahan dengan range 5.450-5.525.
Lanjar menjelaskan, secara teknikal IHSG kembali menguji support MA7 dengan pergerakan yang terkonsolidasi melemah. Indikator stochastic bergerak melemah setelah dead-cross pada area overbought, Momentum RSI yang flat pada area dekat overbought belum mengkonfirmasi terjadinya reversal momentum.
"Melemahnya histogram pada Indikator MACD membuat signal line terlihat melandai," ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Sementara, dia memperkirakan bursa asia ditutup bervariasi dengan penguatan dipimpin oleh saham china yang ditutup di atas level 4.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 setelah data ekonomi menunjukan tekanan deflasi melonggar.
Sektor komoditas dan konsumer memimpin kenaikan pada bursa China. Sedangkan IHSG diperkirakan ditutup melemah seiring aksi jual investor asing sejak kemarin dengan pelemahan rupiah yang terus terjadi.
"Hanya dua sektor mengalami penguatan yakni sektor pertanian dan infastruktur. IHSG ditutup melemah 9,56 poin sebesar 0,17% dilevel 5.491,34. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp74,92 miliar pada perdagangan hari ini," ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Selain itu, bursa Eropa diperkirakan dibuka kembali bergairah memperpanjang rekor tertinggi mingguan sejak Januari. Data ekonomi menunjukan industri perkiraan produksi membalik sehingga memicu otimisme investor terhadap Ekonomi Kawasan Eropa.
"Sentimen selanjutnya yang akan datang pada minggu depan di antaranya neraca perdagangan di China dan beberapa data tingkat inflasi di negara kawasan Eropa. Serta pada hari selasa depan terdapat pengumuman tingkat suku bunga BI," pungkas dia.
Lanjar menjelaskan, secara teknikal IHSG kembali menguji support MA7 dengan pergerakan yang terkonsolidasi melemah. Indikator stochastic bergerak melemah setelah dead-cross pada area overbought, Momentum RSI yang flat pada area dekat overbought belum mengkonfirmasi terjadinya reversal momentum.
"Melemahnya histogram pada Indikator MACD membuat signal line terlihat melandai," ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Sementara, dia memperkirakan bursa asia ditutup bervariasi dengan penguatan dipimpin oleh saham china yang ditutup di atas level 4.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 setelah data ekonomi menunjukan tekanan deflasi melonggar.
Sektor komoditas dan konsumer memimpin kenaikan pada bursa China. Sedangkan IHSG diperkirakan ditutup melemah seiring aksi jual investor asing sejak kemarin dengan pelemahan rupiah yang terus terjadi.
"Hanya dua sektor mengalami penguatan yakni sektor pertanian dan infastruktur. IHSG ditutup melemah 9,56 poin sebesar 0,17% dilevel 5.491,34. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp74,92 miliar pada perdagangan hari ini," ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Selain itu, bursa Eropa diperkirakan dibuka kembali bergairah memperpanjang rekor tertinggi mingguan sejak Januari. Data ekonomi menunjukan industri perkiraan produksi membalik sehingga memicu otimisme investor terhadap Ekonomi Kawasan Eropa.
"Sentimen selanjutnya yang akan datang pada minggu depan di antaranya neraca perdagangan di China dan beberapa data tingkat inflasi di negara kawasan Eropa. Serta pada hari selasa depan terdapat pengumuman tingkat suku bunga BI," pungkas dia.
(izz)