Jumlah Tenaga Kerja Australia Naik Lebihi Ekspektasi
A
A
A
SYDNEY - Ekonomi Australia menyerap jumlah tenaga kerja pada Maret naik melebihi ekspektasi, mengurangi tingkat pengangguran dan tekanan terhadap bank sentral untuk memangkas suku bunga.
Australia menambah 37.700 tenaga kerja pada Maret, di atas ekspektasi dalam jajak pendapatan Reuters sebanyak 15.000. Angka tenaga kerja itu, terdiri dari 31.500 tenaga kerja penuh waktu dan sisanya 6.100 merupakan tenaga kerja paruh waktu.
Dengan demikian, tingkat pengangguran di negara Kanguru tersebut semakin berkurang menjadi 6,1%, di bawah ekspektasi sebelumnya sebesar 6,3%, namun masih tertahan di atas 6% selama 10 bulan.
"Data hari ini dan revisi beberapa bulan terakhir memberikan gambaran lebih sehat pada pasar tenaga kerja dari yang diharapkan," kata ekonom di ANZ Research Riki Polygenis dalam catatannya seperti dilansir dari CNBC, Kamis (16/4/2015).
Menurut dia, meski tidak jelas apakah penurunan bertahap dalam tingkat pengangguran dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan awal tren baru. Dia memperikirakan bahwa pertumbuhan masih akan tetap di bawah tren karena pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pertambangan masih akan berlanjut.
Awal bulan ini, Reserve Bank of Australia (RBA) mengejutkan pasar dengan keputusan mempertahankan suku bunga di level 2,25%.
Analis memperkirakan, bank sentral akan memangkas suku bunga ke rekor terendah baru di tengah pertumbuhan ekonomi dan menguatnya dolar Australia, yang memperburuk harga komoditas.
Menurut analis, RBA cenderung menunggu data ketenagakerjaan, inflasi dan harga properti. Pasalnya, data ketenagakerjaan kemungkinan akan menunjukkan keputusan suku bunga bank sentral berikutnya.
"Untuk kebijakan moneter, data yang lebih kuat memberikan dukungan bagi pelonggaran lebih lanjut oleh RBA setelah melakukan pemangkasan suku bunga, yang diperkirakan dilakukan pada Mei," imbuh Polygenis.
Australia menambah 37.700 tenaga kerja pada Maret, di atas ekspektasi dalam jajak pendapatan Reuters sebanyak 15.000. Angka tenaga kerja itu, terdiri dari 31.500 tenaga kerja penuh waktu dan sisanya 6.100 merupakan tenaga kerja paruh waktu.
Dengan demikian, tingkat pengangguran di negara Kanguru tersebut semakin berkurang menjadi 6,1%, di bawah ekspektasi sebelumnya sebesar 6,3%, namun masih tertahan di atas 6% selama 10 bulan.
"Data hari ini dan revisi beberapa bulan terakhir memberikan gambaran lebih sehat pada pasar tenaga kerja dari yang diharapkan," kata ekonom di ANZ Research Riki Polygenis dalam catatannya seperti dilansir dari CNBC, Kamis (16/4/2015).
Menurut dia, meski tidak jelas apakah penurunan bertahap dalam tingkat pengangguran dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan awal tren baru. Dia memperikirakan bahwa pertumbuhan masih akan tetap di bawah tren karena pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pertambangan masih akan berlanjut.
Awal bulan ini, Reserve Bank of Australia (RBA) mengejutkan pasar dengan keputusan mempertahankan suku bunga di level 2,25%.
Analis memperkirakan, bank sentral akan memangkas suku bunga ke rekor terendah baru di tengah pertumbuhan ekonomi dan menguatnya dolar Australia, yang memperburuk harga komoditas.
Menurut analis, RBA cenderung menunggu data ketenagakerjaan, inflasi dan harga properti. Pasalnya, data ketenagakerjaan kemungkinan akan menunjukkan keputusan suku bunga bank sentral berikutnya.
"Untuk kebijakan moneter, data yang lebih kuat memberikan dukungan bagi pelonggaran lebih lanjut oleh RBA setelah melakukan pemangkasan suku bunga, yang diperkirakan dilakukan pada Mei," imbuh Polygenis.
(rna)