Indef: RI Jangan Kehilangan Momentum di WEF dan KAA

Senin, 20 April 2015 - 12:51 WIB
Indef: RI Jangan Kehilangan Momentum di WEF dan KAA
Indef: RI Jangan Kehilangan Momentum di WEF dan KAA
A A A
JAKARTA - Institute Development for Economics and Finance (Indef) mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak kehilangan momentum, dengan diselenggarakannya dua event bertaraf internasional di Indonesia.

Seperti diketahui, Indonesia kini tengah disibukkan dengan perhelatan akbar Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang diselenggarakan di Jakarta dan Bandung. Di samping itu, pagelaran World Economic Forum (WEF) East Asia 2015 juga dihelat di Jakarta pada waktu yang hampir bersamaan.

"Jadi forum ini (KAA dan WEF) sangat berharga. Cuma persoalannya, kita jangan sampai kehilangan momentum," kata Direktur Indef Enny Sri Hartati di Menteng, Jakarta, Senin (20/4/2015).

Menurutnya, kesepakatan KAA sudah dirancang sejak puluhan tahun lalu. Karena itu, dalam helatannya kali ini jangan hanya sekadar menghasilkan kesepakatan lagi.

"Kesepakatan itu kan dari bertahun lalu hanya di atas kertas dan tidak ada perkembangan sama sekali," tutur dia.

WEF yang dihadiri oleh lebih dari 600 partisipan pun harus dimanfaatkan dengan baik. Harus ada kerja sama konkret yang bisa ditindaklanjuti antara pengusaha Indonesia dan pengusaha negara-negara partisipan.

"‎Artinya, kalau ini bisa langsung ditindak lanjuti, pemerintah bisa secara bilateral atau multilateral, bisa ter-confirm potensi bisnisnya. Kalau government to government (g to g) tidak terlalu keliatan," tutur Enny.

Dia menambahkan, pemerintah Indonesia seharusnya tidak hanya sekadar mengambil momentum ini dengan mempromosikan keunggulan Indonesia. Pasalnya, tanpa banyak retorika pun negara lain sudah mengerti bahwa Indonesia negara potensial.

Kendati demikia, sambung Enny, yang perlu diyakinkan pemerintah Indonesia kepada negara lain adalah semangat perubahan dan reformasi birokrasi. Selain itu, konsistensi memperbaiki regulasi dan infrastruktur juga menjadi hal mendasar yang ‎harus dilakukan segera.

Menurut dia, pemerintah yang baru perlu meyakinkan investor bahwa akan ada perubahan yang baik, konsistensi regulasi, ketersediaan infrastruktur, kepastian usaha yang dimulai dari kepastian perizinan.

"Artinya yang dibutuhkan bahwa kita mau melakukan reform," tandas Enny.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2014 seconds (0.1#10.140)