Ekspor Batu Mulia Didorong
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong ekspor batu mulia yang saat ini sedang tren di masyarakat. Batu mulia yang termasuk dalam industri barang galian bukan logam ini akan menambah ragam produk ekspor Indonesia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, Kemenperin melihat batu mulia sebagai produk alam yang mampu membangun dan menumbuhkan industri kreatif. ”Kami secara konsisten terus mempromosikan hasil karya terbaik dari para desainer dan perajin IKM (industri kecil dan menengah) kepada masyarakat umum,” ujar Menperin seusai membuka pameran batu mulia di lobi Gedung Kemenperin, Jakarta, kemarin.
Saleh mengharapkan, melalui pameran ini para peserta pameran terus berkreasi dan menciptakan produk-produk baru, serta memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas sehingga dapat bersaing dengan produk yang sama dari negara lain. ”Dirjen IKM agar terus mengarahkan para pengrajin batu dengan memberikan pelatihan. Semoga di masa mendatang produk batu mulia ini akan terus berkembang dan semakin maju,” ungkapnya.
Sebagai informasi, tingkat penjualan batu mulia di Jakarta Gems Stone Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur, meningkat tajam. Perputaran uang di Rawabening ini setiap hari mencapai Rp5 miliar hingga Rp10 miliar.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah menjelaskan, meningkatnya permintaan batu mulia ini jangan sampai disikapi secara emosional oleh bangsa Indonesia. ”Kita coba rasional menghadapinya. Karena kalau kita rasional, lambat laun menjadi pantas dihargainya,” kata Euis.
Kemenperin akan terus mendorong pengembangan komoditas ini, yakni dengan penguatan keterampilan/kompetensi para perajin (SDM), memfasilitasi secara teknis produksi dan peralatan, menguatkan standar, melindungi karya mereka dengan hak kekayaan intelektual (HKI), dan penguatan pasar dalam bentuk pameran dengan bekerja sama Kementerian Perdagangan.
”Selama ini kita hanya bisa membuat batu akik yaitu bentuknya bulat saja. Di Taiwan, Korea, batu itu sudah diukir dan bisa dibuat bunga. Saya ingin membuat sekolah, paling tidak jenjang D-1, mengenai ilmu tentang batu-batuan,” kata Euis.
Oktiani endarwati
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, Kemenperin melihat batu mulia sebagai produk alam yang mampu membangun dan menumbuhkan industri kreatif. ”Kami secara konsisten terus mempromosikan hasil karya terbaik dari para desainer dan perajin IKM (industri kecil dan menengah) kepada masyarakat umum,” ujar Menperin seusai membuka pameran batu mulia di lobi Gedung Kemenperin, Jakarta, kemarin.
Saleh mengharapkan, melalui pameran ini para peserta pameran terus berkreasi dan menciptakan produk-produk baru, serta memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas sehingga dapat bersaing dengan produk yang sama dari negara lain. ”Dirjen IKM agar terus mengarahkan para pengrajin batu dengan memberikan pelatihan. Semoga di masa mendatang produk batu mulia ini akan terus berkembang dan semakin maju,” ungkapnya.
Sebagai informasi, tingkat penjualan batu mulia di Jakarta Gems Stone Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur, meningkat tajam. Perputaran uang di Rawabening ini setiap hari mencapai Rp5 miliar hingga Rp10 miliar.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah menjelaskan, meningkatnya permintaan batu mulia ini jangan sampai disikapi secara emosional oleh bangsa Indonesia. ”Kita coba rasional menghadapinya. Karena kalau kita rasional, lambat laun menjadi pantas dihargainya,” kata Euis.
Kemenperin akan terus mendorong pengembangan komoditas ini, yakni dengan penguatan keterampilan/kompetensi para perajin (SDM), memfasilitasi secara teknis produksi dan peralatan, menguatkan standar, melindungi karya mereka dengan hak kekayaan intelektual (HKI), dan penguatan pasar dalam bentuk pameran dengan bekerja sama Kementerian Perdagangan.
”Selama ini kita hanya bisa membuat batu akik yaitu bentuknya bulat saja. Di Taiwan, Korea, batu itu sudah diukir dan bisa dibuat bunga. Saya ingin membuat sekolah, paling tidak jenjang D-1, mengenai ilmu tentang batu-batuan,” kata Euis.
Oktiani endarwati
(ftr)