Dirut BTN Jadi Presiden Regional WSBI
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono dipercaya untuk menduduki jabatan Presiden Regional World Saving Bank Institute (WSBI) kawasan Asia Pasific.
Dalam pertemuan WSBI yang diselenggarakan di Barcelona, Spanyol, pada 13-14 April lalu, Maryono mendapatkan kepercayaan untuk memimpin WSBI regional yang menangani kawasan Asia Pasifik. ”Saya mendapatkan kepercayaan di level regional Asia Pasifik untuk bank tabungan. BTN sendiri masuk sebagai anggota World Saving Bank Institute, yang dipercaya di G-20 sebagai decision maker dengan anggota seluruh bank,” ujar Maryono di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, WSBI memiliki peran penting untuk perbankan di Indonesia, terlebih untuk BTN. Melalui asosiasi tersebut, pihaknya bisa mendapatkan masukan dan berbagi pengalaman dengan perbankan di negara maju. WSBI merupakan asosiasi perbankan internasional yang menaungi 109 anggota dari 92 negara.
Asosiasi ini dipercaya sebagai pengambil keputusan (decision maker ) terkait perbankan internasional di Forum G-20 dan basel committee . ”Saya kira dengan WSBI kita bisa kerja sama dan sharing pengalaman bank level negara maju dan bisa memberikan inspirasi kepada kita, serta dapat kerja sama dengan beberapa negara dalam mengembangkan digital banking ,” katanya.
Khusus untuk BTN kerja sama yang sudah berjalan selama ini adalah dukungan WSBI dalam pengembangan Tabungan Cermat dengan disalurkannya dana untuk pengembangan masyarakat tidak mampu dan belum terakses layanan perbankan melalui produk Tabungan Cermat dari Bill Melonda Gate Foundation.
Kesempatan kerja sama bilateral antara anggota WSBI dalam pengembangan dan pelayanan remmiitance untuk migrant worker pun terbuka . ”Peningkatan dana pihak ketiga dengan meningkatnya fee base income dapat diperoleh dari produk layanan bilateral ini. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan bergabunganya Bank BTN pada WSBI ini,” tambahnya.
Pada kesempatan terpisah Maryono mengungkapkan, tahun ini perseroan telah menginisiasi bisnis dengan fokus pada peningkatan hasil kerja aksi korporasi, antara lain pertumbuhan kredit fokus pada sektor perumahan, pengembangan pertumbuhan bisnis baru, fokus pada dana pihak ketiga murah, dan pendanaan jangka panjang dan memperkuat permodalan.
”Dengan inisiasi aksi korporasi tersebut, kami mempunyai target pertumbuhan bisnis perseroan akan lebih baik. Asetkami rencanakan akan tumbuh antara 18% sampai dengan 20%. Kredit kami prediksi akan tumbuhdi atas rata-rata industri, pada kisaran 17% sampai dengan 19%,” ujarnya.
Dana pihak ketiga, lanjut dia akan tumbuh sekitar 19% sampai dengan 20%. NPL akan didorong untuk terus turun pada level di bawah 3%. Dan, Laba Bersih perseroan ditargetkan tumbuh di atas 40%. Maryono menuturkan, saham BTN dengan kode perdagangan BBTN mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak 17 Desember 2009 pada harga Rp800 per saham.
BBTN mencatatkan kinerja saham yang memuaskan selama tahun 2014. Harga BBTN meningkat sebesar 39% dari harga penutupan per 31 Desember 2013 sebesar Rp870 menjadi Rp1.205 per 31 Desember 2014.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari kenaikan IHSG selama tahun 2014 yang sebesar 21%. Dengan harga penutupan ini, maka kapitalisasi pasar BBTN naik dari Rp9,19 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp12,73 triliunpada 2014.
Rakhmat baihaqi
Dalam pertemuan WSBI yang diselenggarakan di Barcelona, Spanyol, pada 13-14 April lalu, Maryono mendapatkan kepercayaan untuk memimpin WSBI regional yang menangani kawasan Asia Pasifik. ”Saya mendapatkan kepercayaan di level regional Asia Pasifik untuk bank tabungan. BTN sendiri masuk sebagai anggota World Saving Bank Institute, yang dipercaya di G-20 sebagai decision maker dengan anggota seluruh bank,” ujar Maryono di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, WSBI memiliki peran penting untuk perbankan di Indonesia, terlebih untuk BTN. Melalui asosiasi tersebut, pihaknya bisa mendapatkan masukan dan berbagi pengalaman dengan perbankan di negara maju. WSBI merupakan asosiasi perbankan internasional yang menaungi 109 anggota dari 92 negara.
Asosiasi ini dipercaya sebagai pengambil keputusan (decision maker ) terkait perbankan internasional di Forum G-20 dan basel committee . ”Saya kira dengan WSBI kita bisa kerja sama dan sharing pengalaman bank level negara maju dan bisa memberikan inspirasi kepada kita, serta dapat kerja sama dengan beberapa negara dalam mengembangkan digital banking ,” katanya.
Khusus untuk BTN kerja sama yang sudah berjalan selama ini adalah dukungan WSBI dalam pengembangan Tabungan Cermat dengan disalurkannya dana untuk pengembangan masyarakat tidak mampu dan belum terakses layanan perbankan melalui produk Tabungan Cermat dari Bill Melonda Gate Foundation.
Kesempatan kerja sama bilateral antara anggota WSBI dalam pengembangan dan pelayanan remmiitance untuk migrant worker pun terbuka . ”Peningkatan dana pihak ketiga dengan meningkatnya fee base income dapat diperoleh dari produk layanan bilateral ini. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan bergabunganya Bank BTN pada WSBI ini,” tambahnya.
Pada kesempatan terpisah Maryono mengungkapkan, tahun ini perseroan telah menginisiasi bisnis dengan fokus pada peningkatan hasil kerja aksi korporasi, antara lain pertumbuhan kredit fokus pada sektor perumahan, pengembangan pertumbuhan bisnis baru, fokus pada dana pihak ketiga murah, dan pendanaan jangka panjang dan memperkuat permodalan.
”Dengan inisiasi aksi korporasi tersebut, kami mempunyai target pertumbuhan bisnis perseroan akan lebih baik. Asetkami rencanakan akan tumbuh antara 18% sampai dengan 20%. Kredit kami prediksi akan tumbuhdi atas rata-rata industri, pada kisaran 17% sampai dengan 19%,” ujarnya.
Dana pihak ketiga, lanjut dia akan tumbuh sekitar 19% sampai dengan 20%. NPL akan didorong untuk terus turun pada level di bawah 3%. Dan, Laba Bersih perseroan ditargetkan tumbuh di atas 40%. Maryono menuturkan, saham BTN dengan kode perdagangan BBTN mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak 17 Desember 2009 pada harga Rp800 per saham.
BBTN mencatatkan kinerja saham yang memuaskan selama tahun 2014. Harga BBTN meningkat sebesar 39% dari harga penutupan per 31 Desember 2013 sebesar Rp870 menjadi Rp1.205 per 31 Desember 2014.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari kenaikan IHSG selama tahun 2014 yang sebesar 21%. Dengan harga penutupan ini, maka kapitalisasi pasar BBTN naik dari Rp9,19 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp12,73 triliunpada 2014.
Rakhmat baihaqi
(ftr)