Kredit Mandiri Capai Rp532,8 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada kuartal I/2015 berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp532,8 triliun atau tumbuh 13,3% dari periode sebelumnya Rp470,4 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin mengatakan, awal tahun ini merupakan saat yang berat bagi sektor usaha karena diwarnai tantangan kondisi perekonomian yang sulit. Meski demikian, penyaluran kredit perseroan tetap tumbuh di atas rata-rata industri.
”Secara sektor komposisi penyaluran kredit terbesar yaitu 86,3% adalah untuk sektor produktif sedang 13,7% disalurkan ke sektor konsumer dari total kredit,” kata Budi saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Bank Mandiri, lanjut dia, juga fokus terhadap pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada kuartal I tahun ini, perseroan telah menyalurkan Rp72,39 triliun di sektor ini. Jumlah itu naik 12,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp64,58 triliun.
”Kredit akan ditambahkan untuk sejumlah proyek infrastruktur, pertumbuhan infrastruktur di Indonesia sebesar 15-17%, mungkin kredit infrastruktur di atas itu,” paparnya. Dengan tumbuhnya penyaluran kredit pada tiga bulan pertama tahun ini, emiten perbankan pelat merah tersebut berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,1 triliun atau meningkat 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp4,9 triliun.
”Laba kami dalam tiga bulan awal ini memang naik tipis, tetapi kami bersyukur di saat perekonomian global yang tepat, kami tetap menunjukkan kinerja yang cukup baik,” kata dia. Di sisi lain, posisi aset perseroan juga tumbuh 19% menjadi Rp868,3 triliun di kuartal I/2015, dari posisi aset sebesar Rp729,5 triliun di kuartal I/2014.
Posisi dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga tumbuh 18,3% menjadi Rp628,7 triliun di kuartal I/2015, dari posisi DPK sebesar Rp531,6 triliun di kuartal I/2014. Posisi NPL Nett perseroan berada di level 0,89% di kuartal I/2015 dari posisi NPL 0,67% pada kuartal I/2014. Sementara itu, posisi Net Interest Margin (NIM) turun jadi 5,62% di kuartal I/2015 dari posisi NIM sebesar 5,92% di kuartal I/2014.
”Kita akan terus berhati-hati dalam kondisi global yang belum kondusif saat ini, tapi kami yakin kinerja perseroan akan lebih baik di tahun ini,” tuturnya. Untuk ekspansi internasional, kata Budi, perseroan akan fokus melebarkan sayap di dua negara yaitu Malaysia dan Singapura. Saat ini Bank Mandiri masih menunggu regulasi dari pemerintah di kedua negara tersebut.
”Kami sudah berkomitmen untuk ekspansi bisnis ke Malaysia dan Singapura, tetapi saat ini masih menunggu izin dan kita akan jalankan. Kami belum berencana ekspansi ke negara lain dan lebih memilih dana digunakan untuk menyalurkan kredit di Indonesia,” lanjutnya. Direktur Bank Mandiri Pahal N Mansury menambahkan, tahun ini perseroan membidik laba bersih sebesar Rp2,5 triliun melalui sejumlah anak perusahaannya.
Laba bersih tersebut tumbuh 30% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya. ”Penyumbang laba bersih terbesar yaitu melalui AXA Mandiri. Tahun lalu laba bersihnya Rp1,2 triliun, sementara hingga tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp400 miliar. Kita berharap anak perusahaan ini menjadi yang terbaik,” pungkasnya.
Terkait kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan penggunaan mata uang rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perseroan tahun ini berencana mengurangi kredit dalam mata uang valuta asing (valas). Jika kredit valas tahun lalu sebesar 16-20%, tahun ini Bank Mandiri hanya menyalurkan sebesar 13%.
Heru febrianto
Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin mengatakan, awal tahun ini merupakan saat yang berat bagi sektor usaha karena diwarnai tantangan kondisi perekonomian yang sulit. Meski demikian, penyaluran kredit perseroan tetap tumbuh di atas rata-rata industri.
”Secara sektor komposisi penyaluran kredit terbesar yaitu 86,3% adalah untuk sektor produktif sedang 13,7% disalurkan ke sektor konsumer dari total kredit,” kata Budi saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Bank Mandiri, lanjut dia, juga fokus terhadap pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada kuartal I tahun ini, perseroan telah menyalurkan Rp72,39 triliun di sektor ini. Jumlah itu naik 12,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp64,58 triliun.
”Kredit akan ditambahkan untuk sejumlah proyek infrastruktur, pertumbuhan infrastruktur di Indonesia sebesar 15-17%, mungkin kredit infrastruktur di atas itu,” paparnya. Dengan tumbuhnya penyaluran kredit pada tiga bulan pertama tahun ini, emiten perbankan pelat merah tersebut berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,1 triliun atau meningkat 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp4,9 triliun.
”Laba kami dalam tiga bulan awal ini memang naik tipis, tetapi kami bersyukur di saat perekonomian global yang tepat, kami tetap menunjukkan kinerja yang cukup baik,” kata dia. Di sisi lain, posisi aset perseroan juga tumbuh 19% menjadi Rp868,3 triliun di kuartal I/2015, dari posisi aset sebesar Rp729,5 triliun di kuartal I/2014.
Posisi dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga tumbuh 18,3% menjadi Rp628,7 triliun di kuartal I/2015, dari posisi DPK sebesar Rp531,6 triliun di kuartal I/2014. Posisi NPL Nett perseroan berada di level 0,89% di kuartal I/2015 dari posisi NPL 0,67% pada kuartal I/2014. Sementara itu, posisi Net Interest Margin (NIM) turun jadi 5,62% di kuartal I/2015 dari posisi NIM sebesar 5,92% di kuartal I/2014.
”Kita akan terus berhati-hati dalam kondisi global yang belum kondusif saat ini, tapi kami yakin kinerja perseroan akan lebih baik di tahun ini,” tuturnya. Untuk ekspansi internasional, kata Budi, perseroan akan fokus melebarkan sayap di dua negara yaitu Malaysia dan Singapura. Saat ini Bank Mandiri masih menunggu regulasi dari pemerintah di kedua negara tersebut.
”Kami sudah berkomitmen untuk ekspansi bisnis ke Malaysia dan Singapura, tetapi saat ini masih menunggu izin dan kita akan jalankan. Kami belum berencana ekspansi ke negara lain dan lebih memilih dana digunakan untuk menyalurkan kredit di Indonesia,” lanjutnya. Direktur Bank Mandiri Pahal N Mansury menambahkan, tahun ini perseroan membidik laba bersih sebesar Rp2,5 triliun melalui sejumlah anak perusahaannya.
Laba bersih tersebut tumbuh 30% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya. ”Penyumbang laba bersih terbesar yaitu melalui AXA Mandiri. Tahun lalu laba bersihnya Rp1,2 triliun, sementara hingga tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp400 miliar. Kita berharap anak perusahaan ini menjadi yang terbaik,” pungkasnya.
Terkait kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan penggunaan mata uang rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perseroan tahun ini berencana mengurangi kredit dalam mata uang valuta asing (valas). Jika kredit valas tahun lalu sebesar 16-20%, tahun ini Bank Mandiri hanya menyalurkan sebesar 13%.
Heru febrianto
(bbg)