Elpiji 3 Kg Menghilang di Daerah Ini
A
A
A
BANTUL - Elpiji 3 kg di Kabupaten Bantul dalam sepekan terakhir menghilang dan susah didapatkan, meski harganya masih normal. Sejumlah pangkalan mengaku mengalami kekosongan dan sering menolak para pembeli.
Kholish, pemilik pangkalan di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo mengaku masyarakat di kawasan Dlingo susah mendapatkan elpiji 3 kg dalam sepekan terakhir. Saat ini di pangakalannya tidak ada gas, karena ketika pasokan datang dalam hitungan jam langsung ludes terjual.
Apalagi, jatah untuk dirinya mulai dikurangi dari biasanya. "Biasanya saya mendapat 130 tabung sepekan, sekarang hanya 110 tabung," terangnya, Senin (27/4/2015).
Dia tidak mengetahui mengapa jatah untuk pangkalannya mengalami penurunan cukup drastis. Padahal di satu sisi permintaan gas masih tetap tinggi. Terlebih, hujan terus terjadi sehingga warga yang biasanya menggunakan kayu bakar terus menggunakan elpiji 3 kg.
Di Kecamatan Bambanglipuro, Zahrowi, pemilik pangkalan di Dusun Plebengan Desa Sidomulyo mengaku juga kehabisan stok. Pasokan sebanyak 75 tabung yang datang setiap Rabu juga langsung habis ketika baru datang.
Bahkan, kini banyak warga yang menitipkan tabung elpiji 3 kg di pangkalan miliknya, takut tidak mendapatkan gas. "Tidak tahu, sekarang cepat habis. Padahal untuk pengecer sudah saya batasi maksimal 3 tabung," ujarnya.
Kendati susah didapatkan, namun harga jual elpiji 3 kg di pangkalannya tetap sama. Saat ini dia menjual dengan harga Rp16.000 per tabung dan belum ada kenaikan meskipun pemerintah katanya sudah meningkatkan harga eceran tertinggi.
Zahrowi mengaku belum mendapatkan pemberitahuan resmi dari agen yang memasok gas ke pangkalannya terkait dengan kenaikan tersebut.
Kondisi yang sama juga terjadi di daerah Canden, Kecamatan Jetis dan Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul. Pemilik pangkalan di Desa Sanden, Agus mengaku juga sudah tidak memiliki stok dalam tiga hari terakhir.
Pasokan gas sebanyak 200 tabung yang datang setiap hari Kamis juga langsung ludes terjual dalam hitungan jam. Dia sendiri mengaku heran dengan keadaan tersebut, karena setahu dirinya tidak ada pengurangan pasokan. "Tidak tahu, kok tiba-tiba langsung habis ya. Tidak seperti biasanya," terang dia.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Sulistyanto membantah telah terjadi kelangkaan gas melon di wilayahnya.
Menurutnya, ketiadaan gas di akhir pekan tersebut sudah biasa terjadi. Sebab, selama libur dua hari yaitu Sabtu dan Minggu, pasokan gas dari agen ke pangkalan juga libur. "Jadi pangkalan hanya menghabiskan stok hari Jumat. Tidak ada kelangkaan," ”tandasnya.
Sulis mengklaim, dia baru saja melakukan pantauan gas di Kecamatan Imogiri dan memang tidak ada kelangkaan. Kendati demikian, dia mengaku sudah berkomunikasi dengan para agen dan yakin pasokan gas akan kembali normal mulai Senin.
Sehingga, dia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait dengan pasokan gas melon tersebut. Sementara untuk di Dlingo, kemungkinan besar pengurangan pasokan tersebut bukan pengurangan jatah ke pangkalan.
Namun, pengembalian pasokan ke angka normal setelah beberapa waktu lalu pemerintah memutuskan adanya kenaikan kuota khusus ke Dlingo karena berkaitan dengan musim hujan.
"Beberapa waktu lalu pasokan ke Dlingo kami tambah, diputuskan di Kabupaten. Karena biasanya kalau musim hujan permintaan di sana naik. Banyak pemakai kayu yang beralih ke gas. Dan saya yakin, kalau ada pangkalan yang mengeluhkan pengurangan pasokan, itu bukan pengurangan dalam artian sesungguhnya, tetapi kembali ke pasokan normal," tegasnya.
Kholish, pemilik pangkalan di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo mengaku masyarakat di kawasan Dlingo susah mendapatkan elpiji 3 kg dalam sepekan terakhir. Saat ini di pangakalannya tidak ada gas, karena ketika pasokan datang dalam hitungan jam langsung ludes terjual.
Apalagi, jatah untuk dirinya mulai dikurangi dari biasanya. "Biasanya saya mendapat 130 tabung sepekan, sekarang hanya 110 tabung," terangnya, Senin (27/4/2015).
Dia tidak mengetahui mengapa jatah untuk pangkalannya mengalami penurunan cukup drastis. Padahal di satu sisi permintaan gas masih tetap tinggi. Terlebih, hujan terus terjadi sehingga warga yang biasanya menggunakan kayu bakar terus menggunakan elpiji 3 kg.
Di Kecamatan Bambanglipuro, Zahrowi, pemilik pangkalan di Dusun Plebengan Desa Sidomulyo mengaku juga kehabisan stok. Pasokan sebanyak 75 tabung yang datang setiap Rabu juga langsung habis ketika baru datang.
Bahkan, kini banyak warga yang menitipkan tabung elpiji 3 kg di pangkalan miliknya, takut tidak mendapatkan gas. "Tidak tahu, sekarang cepat habis. Padahal untuk pengecer sudah saya batasi maksimal 3 tabung," ujarnya.
Kendati susah didapatkan, namun harga jual elpiji 3 kg di pangkalannya tetap sama. Saat ini dia menjual dengan harga Rp16.000 per tabung dan belum ada kenaikan meskipun pemerintah katanya sudah meningkatkan harga eceran tertinggi.
Zahrowi mengaku belum mendapatkan pemberitahuan resmi dari agen yang memasok gas ke pangkalannya terkait dengan kenaikan tersebut.
Kondisi yang sama juga terjadi di daerah Canden, Kecamatan Jetis dan Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul. Pemilik pangkalan di Desa Sanden, Agus mengaku juga sudah tidak memiliki stok dalam tiga hari terakhir.
Pasokan gas sebanyak 200 tabung yang datang setiap hari Kamis juga langsung ludes terjual dalam hitungan jam. Dia sendiri mengaku heran dengan keadaan tersebut, karena setahu dirinya tidak ada pengurangan pasokan. "Tidak tahu, kok tiba-tiba langsung habis ya. Tidak seperti biasanya," terang dia.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Sulistyanto membantah telah terjadi kelangkaan gas melon di wilayahnya.
Menurutnya, ketiadaan gas di akhir pekan tersebut sudah biasa terjadi. Sebab, selama libur dua hari yaitu Sabtu dan Minggu, pasokan gas dari agen ke pangkalan juga libur. "Jadi pangkalan hanya menghabiskan stok hari Jumat. Tidak ada kelangkaan," ”tandasnya.
Sulis mengklaim, dia baru saja melakukan pantauan gas di Kecamatan Imogiri dan memang tidak ada kelangkaan. Kendati demikian, dia mengaku sudah berkomunikasi dengan para agen dan yakin pasokan gas akan kembali normal mulai Senin.
Sehingga, dia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait dengan pasokan gas melon tersebut. Sementara untuk di Dlingo, kemungkinan besar pengurangan pasokan tersebut bukan pengurangan jatah ke pangkalan.
Namun, pengembalian pasokan ke angka normal setelah beberapa waktu lalu pemerintah memutuskan adanya kenaikan kuota khusus ke Dlingo karena berkaitan dengan musim hujan.
"Beberapa waktu lalu pasokan ke Dlingo kami tambah, diputuskan di Kabupaten. Karena biasanya kalau musim hujan permintaan di sana naik. Banyak pemakai kayu yang beralih ke gas. Dan saya yakin, kalau ada pangkalan yang mengeluhkan pengurangan pasokan, itu bukan pengurangan dalam artian sesungguhnya, tetapi kembali ke pasokan normal," tegasnya.
(izz)