Koreksi IHSG Terdalam di Asia

Selasa, 28 April 2015 - 09:35 WIB
Koreksi IHSG Terdalam...
Koreksi IHSG Terdalam di Asia
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah, menjadi penurunan terdalam di bursa Asia pada perdagangan kemarin. IHSG terkoreksi 189,91 poin atau 3,49% ke level 5.245,45.

Vice President PT Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan, pelemahan IHSG ditengarai akibat sentimen dalam negeri, seperti pemerintah menurunkan pertumbuhan ekonomi dari 5,7% turun ke 5,4- 5,5%. ”Pemerintah melihat bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat. Konsumsi di Indonesia akan melambat, jadi mereka menurunkan gros pertumbuhan ekonomi,” paparnya saat dihubungi oleh KORAN SINDO kemarin.

Dia memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun cukup tajam karena daya beli masyarakat cenderung melemah, belanja pemerintah yang belum berjalan, dan kinerja perdagangan yang melambat. ”Kalau ekspor-impor melambat, akan berdampak pada investasi kita yang tidak terlalu tumbuh. Dan di kuartal I/2015 ini pertumbuhan PDB kita diprediksi di bawah 5%,” imbuhnya. Hal ini, lanjut Hans, menyebabkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia turun.

Di sisi lain, rilis keuangan yang dikeluarkan oleh emiten tidak seperti yang diharapkan pasar. Selain itu, laba emiten di sektor perbankan mengalami penurunan, kemudian bank pemerintah menunjukkan pertumbuhan namun tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. ”Dampak dari perlambatan ekonomi dan perlambatan pertumbuhan laba perusahaan menjadi faktor,” ujarnya. Pada perdagangan kemarin nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp9,60 triliun dengan 8,69 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp2,23 triliun.

Aksi jual asing mencapai Rp5,66 triliun, sedangkan aksi beli Rp3,42 triliun. Tercatat 41 saham menguat, 317 saham melemah, dan 57 saham stagnan. Dari sisi saham, semua sektor melemah. Sektor dengan pelemahan terdalam adalah perkebunan yang anjlok 6,11%, diikuti keuangan yang melemah 4,91%. Sementara, bursa Asia ditutup variatif, Indeks Shanghai naik 372,61 poin atau 1,33% ke 4.433,59; indeks Straits Times melemah 3,62 poin atau 0,10% ke 3.509,38; indeks Hang Seng menguat 372,61 poin atau 1,33% ke 28.433,59; dan indeks Nikkei 225 melemah 36,72 poin atau 0,18% ke 19.983,32.

Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Hariyanto mengatakan, turunnya IHSG lebih mengarah ke sentimen negatif dalam negeri. Paket pembangunan yang pemerintah canangkan tidak kunjung terealisasikan. ”Paket pembangunan persepsi terutama dari sisi ekonomi dan kestabilan politik, terutama yang diperuntukkan bagi dunia Internasional menjadi kurang selaras satu sama lain. Pemerintah kurang memperhatikan secara menyeluruh mengenai kekonsistenan kebijakan yang mereka bangun,” imbuhnya.

Menurutnya, pasar menuai kekecewaan atas ketidaksolidan pemerintah dalam membangun kepastian ekonomi dan politik.”Sehingga, mereka merasa mendapatkan sinyal yang kurang baik. Artinya, pemerintah kurang konsisten dalam visi dan tujuan pembangunan,” tegasnya. Dia memproyeksi, pada perdagangan besok, IHSG berada di support 5.250 dan resistant 5.320. Pasar modal yang stabil membutuhkan sistem ekonomi yang stabil.

”Kondisi ekonomi yang tidak stabil akan mendorong terjadinya volatilitas harga aset yang berlebihan serta lebih banyaknya aktivitas spekulasi dibandingkan investasi,” pungkasnya.

Arsy ani s
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5986 seconds (0.1#10.140)