Sofyan: Investasi Topang Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, invesatsi memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi ke depannya.
Sofyan mengatakan, perlu dilihat lebih lanjut asumsi yang akan keluar setelah ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6,6% tahun depan. Selain itu perlu dibicarakan dalam rapat kabinet.
Dari rapat kabinet tersebut nanti disampaikan harapan serta hitungan-hitungan yang akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Nanti akan dibicarakan asumsinya dan apa yang diharapkan. Hitungannya tahun depan ekonomi China lebih baik, harga komoditas membaik, realisasi investasi tercapai, dan pertumbuhan ekonomi besar didapat dari sektor investasi," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Menurutnya, sektor invetasi menjadi penopang terbesar di dalam pertumbuhan ekonomi karena berbagai kebijakan struktural reform untuk investasi menjadi lebih mudah.
"Kalau kapas misalnya ditaruh di Malaysia, kalau ke Indonesia langsung kena pajak. Kita akan masuk ke kawasan berikat, siapapun bisa simpan di situ, dan sebelum masuk ke luar kawasan berikat enggak kena pajak. Itu untuk berbagai komoditas yang nanti akan dipakai. Jadi perusahaan enggak perlu lakukan penyimpanan di luar negeri. Tinggal masalah pajaknya saja, bea cukainya sudah oke," ungkap dia.
Saat ini, Sofyan menjelaskan, pihaknya sedang merumuskan, ketentuan investasi di dalam negeri mengenai komponen 40 % yang disebut produk dalam negeri.
"Sama dengan kesepakatan di Asean. Kalau perusahaan itu membuat produk dengan komponen Asean sebesar 40 % maka itu sudah dianggap produk Asean. Jadi, dengan begitu, banyak perusahaan yang akan melaksanakan investasi di Indonesia," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh pada kisaran 6,4-6,6%, dengan inflasi terkendali pada kisaran 4,0% pada akhir 2016.
(Baca: Bappenas Optimistis Ekonomi RI 2016 Tumbuh 6,6%)
Sofyan mengatakan, perlu dilihat lebih lanjut asumsi yang akan keluar setelah ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6,6% tahun depan. Selain itu perlu dibicarakan dalam rapat kabinet.
Dari rapat kabinet tersebut nanti disampaikan harapan serta hitungan-hitungan yang akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Nanti akan dibicarakan asumsinya dan apa yang diharapkan. Hitungannya tahun depan ekonomi China lebih baik, harga komoditas membaik, realisasi investasi tercapai, dan pertumbuhan ekonomi besar didapat dari sektor investasi," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Menurutnya, sektor invetasi menjadi penopang terbesar di dalam pertumbuhan ekonomi karena berbagai kebijakan struktural reform untuk investasi menjadi lebih mudah.
"Kalau kapas misalnya ditaruh di Malaysia, kalau ke Indonesia langsung kena pajak. Kita akan masuk ke kawasan berikat, siapapun bisa simpan di situ, dan sebelum masuk ke luar kawasan berikat enggak kena pajak. Itu untuk berbagai komoditas yang nanti akan dipakai. Jadi perusahaan enggak perlu lakukan penyimpanan di luar negeri. Tinggal masalah pajaknya saja, bea cukainya sudah oke," ungkap dia.
Saat ini, Sofyan menjelaskan, pihaknya sedang merumuskan, ketentuan investasi di dalam negeri mengenai komponen 40 % yang disebut produk dalam negeri.
"Sama dengan kesepakatan di Asean. Kalau perusahaan itu membuat produk dengan komponen Asean sebesar 40 % maka itu sudah dianggap produk Asean. Jadi, dengan begitu, banyak perusahaan yang akan melaksanakan investasi di Indonesia," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh pada kisaran 6,4-6,6%, dengan inflasi terkendali pada kisaran 4,0% pada akhir 2016.
(Baca: Bappenas Optimistis Ekonomi RI 2016 Tumbuh 6,6%)
(izz)