April, IHSG Cetak Posisi Tertinggi Sekaligus Terendah

Sabtu, 02 Mei 2015 - 16:40 WIB
April, IHSG Cetak Posisi Tertinggi Sekaligus Terendah
April, IHSG Cetak Posisi Tertinggi Sekaligus Terendah
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang April 2015 sempat mencetak posisi tertinggi, namun akhirnya merosot ke level terendah tahun ini pada penghujung bulan.

IHSG sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang tahun ini di level 5.523,29, yang dicetak pada 7 April 2015. Namun, posisi terendah tahun ini juga terjadi di bulan keempat, tepatnya pada 30 April 2015. IHSG menutup bulan lalu di level 5.086,43 atau jatuh 7,91% dibanding rekor yang berhasil ditembusnya.

Kepala Riset NH Korindo Securties Reza Priyambada dalam ulasan sebelumnya menyatakan bahwa posisi puncak tersebut dicapai karena imbas positif dari bursa global, ditambah beberapa sentimen positif dari emiten terkait dengan perolehan kontrak baru, rilis dividen dan berita-berita positif lainnya.

Sementara anjloknya IHSG ke level terendah tahun ini, kata Reza juga terdampak melemahnya bursa Amerika Serikat (AS) dan bursa saham Asia.

"Anjloknya bursa saham karena turunnya pertumbuhan ekonomi kuartal I AS, dibarengi dengan masih adanya emiten Asia yang melambat kinerjanya," kata dia dalam ulasan terbarunya, Sabtu (2/5/2015).

Sementara IHSG sepanjang April telah menderita kerugian signifikan sebesar 432,25 poin atau 7,83% dari posisi akhir Maret di level 5.518,67. Koreksi itu merupakan penurunan bulanan pertama sepanjang tahun ini.

Tercatat, IHSG sepanjang Januari bertambah 62,45 poin atau 1,19%, Februari meningkat 160,89 poin atau 3,04%, dan Maret naik 68,38 poin atau 1,25%.

Analis PT MNC Securities Reza Nugraha sebelumnya mengatakan, negatifnya IHSG sepanjang bulan lalu karena faktor internal yang terjadi di dalam negeri. Menurut dia, daya beli masyarakat Indonesia melemah akibat banyaknya kebijakan pemerintah yang tidak propasar, seperti kenaikan tarif dasar listrik (TDL), bahan bakar minyak (BBM), hingga elpiji 12 kilogram (kg).

Faktor tersebut memberi efek negatif pada kinerja emiten, di antaranya sektor perbankan dan konsumsi, yang mengalami penurunan pertumbuhan kinerja.

(Baca: Pemerintah Tak Propasar Bikin IHSG Terjungkal)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9188 seconds (0.1#10.140)