Australia Pangkas Suku Bunga Jadi 2%

Rabu, 06 Mei 2015 - 09:31 WIB
Australia Pangkas Suku Bunga Jadi 2%
Australia Pangkas Suku Bunga Jadi 2%
A A A
SYDNEY - Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga ke rekor terendah menjadi 2,0%, kemarin, untuk mendorong kembali perekonomian.

”Kami telah mempertimbangkan bahwa outlook inflasi memberi peluang bagi kebijakan moneter dana murah selanjutnya, serta untuk mendorong tren penguatan permintaan rumah tangga,” ungkap Gubernur RBA Glenn Stevens, dikutip kantor berita AFP . Pemangkasan suku bunga itu telah diperkirakan sebagian besar ekonom. ”Ada banyak tunas hijau dalam ekonomi Australia.

Pemangkasan suku bunga ini untuk membantu memfasilitasi tunas-tunas hijau itu,” ujar Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey. Inflasi inti tahunan sebesar 0,6% pada kuartal I/2015 sehingga tingkat inflasi year on year (yoy) menjadi 2,35% yang masih dalam target inflasi RBA sebesar 2-3% dan memberi ruang pada bank sentral untuk mengurangi tingkat suku bunga.

Ekonomi Australia mengalami guncangan saat keluar dari boom investasi pertambangan yang luar biasa hingga membantu negara itu menghindari resesi selama lebih dua dekade. Meski demikian, sektor nonsumber daya alam harus berjuang mengisi kekosongan yang ditinggalkan sektor pertambangan, dengan tingkat pengangguran tetap tinggi pada tahun lalu.

Tingkat pengangguran turun menjadi 6,1% pada Maret, tapi telah meningkat secara bertahap dalam beberapa bulan terakhir. Tingkat pengangguran mencapai puncaknya sebesar 6,3% pada Januari, tertinggi dalam lebih 11 tahun. Keputusan RBA dirilis sepekan sebelum anggaran federal yang diperkirakan akan menyoroti turunnya pendapatan pemerintah akibat melemahnya harga komoditas.

Analis menyatakan, kebijakan ini dapat menaikkan nilai dolar Australia dan penurunan bursa saham. Nilai mata uang melemah menjadi USD77,88 sen segera setelah keputusan itu, tapi kembali menguat menjadi lebih USD79sen. Indeks ASX200turun hingga1,0% atau0,02%, menjadi sekitar 5.826,5.

”Berita terbesar ialah tidak ada panduan kebijakan eksplisit di sana,” ungkap Kepala Ekonom JP Morgan untuk Australia Stephen Walters. ”Jadi satu penafsirannya ialah mereka melakukan pemangkasan suku bunga lainnya dan menyatakan mereka telah selesai. Komentar itu tidak terdengar suram dan terdengar hampir sama seperti yang mereka katakan beberapa bulan lalu.

”Kepala Ekonom ANZ Bank Warren Hogan menjelaskan, nada pernyataan itu menunjukkan RBA tidak ingin memangkas suku bunga lagi tanpa sebab yang kuat. ”Itu juga menunjukkan tidak adanya guncangan, RBA mungkin sekarang ada di pinggir untuk beberapa waktu,” paparnya. RBA memulai siklus kebijakan dana murah pada November 2011, saat suku bunga sebesar 4,50%.

Gubernur RBA Stevens memberikan pernyataan optimistis tentang tren pemulihan permintaan rumah tangga selama enam bulan lalu dan pertumbuhan yang meningkat di sektor tenaga kerja. Meski demikian dia menekankan, belanja bisnis tampaknya tetap lemah untuk sektor pertambangan dan non-sumber daya selama beberapa tahun mendatang. Adapun, belanja pemerintah dijadwalkan akan dikurangi. Gubernur RBA menyatakan, dolar Australia yang melemah akibat penurunan harga komoditas, perlu turun lagi.

”Depresiasi lebih lanjut tampaknya terjadi dan diperlukan, khususnya akibat penurunan harga komoditas utama,” ujarnya. Beberapa pengamat menilai pernyataan RBA lebih positif. ”Pernyataan itu seimbang dan sedikit lebih positif. Secara implisit mereka nyaman dengan tingkat suku bunga sekarang. Ada peluang bagus tingkat suku bunga turun di bawah 2% tapi kitatahukendalauntukpemangkasan selanjutnya tinggi.

Ini tidak akan terjadi hingga setelah tahun ini,” papar ekonom senior RBC Capital Markets Su-Lin Ong, dikutip kantor berita Reuters. Dolar Australia turun pada levelterendahsebesarUSD75,33 sen pada 2 April tapi sejak saat itu menguat lagi saat ekonomi Amerika Serikat (AS) tersendat pada kuartal I/2015.

RBA sejak lama menyerukan tingkat nilai tukar mata uang yang lebih lemah untuk mendukung sektor non-pertambangan. Lembaga pemeringkatan, Fitch, kemarin memperingatkan bahwapemangkasansukubunga akan mendorong sektor properti di Sydney dan meningkatkan pengawasan pinjaman bank.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6554 seconds (0.1#10.140)