Michelin Diminta Bangun Pabrik Ban
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta produsen ban Michelin untuk membangun pabrik ban vulkanisir di Indonesia. Perusahaan asal Prancis ini juga diminta untuk menyerap bahan baku karet lebih banyak dari perkebunan di Tanah Air.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin Harjanto mengatakan, pertumbuhan industri pesawat di Indonesia sangat cepat sehingga pemerintah ingin mengembangkan industri ban vulkanisir di dalam negeri. ”Dengan demikian, bisnis retrading tire di Indonesia akan tumbuh,” ujar dia seusai pertemuan Menteri Perindustrian Saleh Husin dengan Corporate Vice President Public Affairs Michelin Eric Le Corre di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, kemarin.
Harjanto melanjutkan, Michelin sudah membuat sarana vulkanisir ban pesawat di Thailand. Adapun, Indonesia berpotensi memiliki fasilitas serupa karena belum ada pabrik vulkanisir ban di dalam negeri. Menurut Harjanto, aktivitas vulkanisir ban pesawat telah berlaku di seluruh dunia. Penggunaan ban vulkanisir berdasarkan pertimbangan harga danisulingkungan, jugakualitasnya yang setara dengan ban baru.
”Ban pesawat itu hanya beberapa kali landas sudah habis. Padahal, bisa dimanfaatkan lagi. Memang didesain seperti itu, maka isu lingkungan lebih kuat di sini,” jelasnya. Selain ban pesawat, Harjanto juga mengungkapkan bahwa Michelin diminta untuk mendirikan pabrik pengolahan ban bekas untuk kepentingan infrastruktur, terutama aspal jalan.
Menperin menyampaikan bahwa ban bekas tidak menjadi masalah, bahkan infrastruktur juga bisa memanfaatkannya. ”Kita minta bantuan Michelin dari sisi teknologi mereka, bagaimana kita bisa mengembangkan teknologi, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk keperluan industri kita di dalam negeri,” ungkapnya.
Terkait penyerapan karet alam dari Indonesia, Harjanto menuturkan, Menteri Saleh Husin mengatakan bahwa Michelin saat ini menyerap sepertiga kebutuhan bahan baku dari Indonesia untuk kemudian diproduksi di seluruh dunia. ”Pesan Pak Menteri untuk membangun industri ban di dalam negeri termasuk menyerap karet akan dicatat oleh mereka tapi keputusannya ada di grup mereka. Nanti akan dibicarakan permintaan menperin mengenai hal itu. Menperin berharap ada ekspansi dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Oktiani endarwati
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin Harjanto mengatakan, pertumbuhan industri pesawat di Indonesia sangat cepat sehingga pemerintah ingin mengembangkan industri ban vulkanisir di dalam negeri. ”Dengan demikian, bisnis retrading tire di Indonesia akan tumbuh,” ujar dia seusai pertemuan Menteri Perindustrian Saleh Husin dengan Corporate Vice President Public Affairs Michelin Eric Le Corre di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, kemarin.
Harjanto melanjutkan, Michelin sudah membuat sarana vulkanisir ban pesawat di Thailand. Adapun, Indonesia berpotensi memiliki fasilitas serupa karena belum ada pabrik vulkanisir ban di dalam negeri. Menurut Harjanto, aktivitas vulkanisir ban pesawat telah berlaku di seluruh dunia. Penggunaan ban vulkanisir berdasarkan pertimbangan harga danisulingkungan, jugakualitasnya yang setara dengan ban baru.
”Ban pesawat itu hanya beberapa kali landas sudah habis. Padahal, bisa dimanfaatkan lagi. Memang didesain seperti itu, maka isu lingkungan lebih kuat di sini,” jelasnya. Selain ban pesawat, Harjanto juga mengungkapkan bahwa Michelin diminta untuk mendirikan pabrik pengolahan ban bekas untuk kepentingan infrastruktur, terutama aspal jalan.
Menperin menyampaikan bahwa ban bekas tidak menjadi masalah, bahkan infrastruktur juga bisa memanfaatkannya. ”Kita minta bantuan Michelin dari sisi teknologi mereka, bagaimana kita bisa mengembangkan teknologi, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk keperluan industri kita di dalam negeri,” ungkapnya.
Terkait penyerapan karet alam dari Indonesia, Harjanto menuturkan, Menteri Saleh Husin mengatakan bahwa Michelin saat ini menyerap sepertiga kebutuhan bahan baku dari Indonesia untuk kemudian diproduksi di seluruh dunia. ”Pesan Pak Menteri untuk membangun industri ban di dalam negeri termasuk menyerap karet akan dicatat oleh mereka tapi keputusannya ada di grup mereka. Nanti akan dibicarakan permintaan menperin mengenai hal itu. Menperin berharap ada ekspansi dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Oktiani endarwati
(bbg)