BI Wajib Intervensi jika Rupiah Sentuh Rp14.000/USD
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menegaskan, Bank Indonesia (BI) wajib melakukan intervensi terhadap rupiah jika sudah menyentuh level Rp14.000 per USD. Hal ini harus dilakukan agar nilai tukar rupiah terhadap USD kembali perkasa.
Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia berpendapat, nilai tukar rupiah terhadap USD yang saat ini telah menyentuh level psikologis Rp13.000/USD masih belum perlu intervensi dari BI. Intervensi sedianya harus dilakukan jika sudah menyentuh Rp14.000/USD.
"Kalau sudah Rp14.000/USD ke atas baru BI harus turun tangan. Kalau masih Rp13.000/USD saya pikir masih landai-landai saja. Tapi itu semua kan tergantung analisa makro ekonomi dari BI," ucapnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (11/5/2015).
Kendati demikian, fluktuasi nilai tukar rupiah yang saat ini kembali ke level Rp13.000/USD telah membuat pengusaha ketar ketir. Bahkan, sudah mampu bertahan di tengah kondisi rupiah yang tidak menentu pun sudah prestasi yang luar biasa.
"Kalau kita dari pengusaha sebenarnya, kenaikan dari Rp9.000/USD sampai sekarang Rp13.000/USD ini sudah agak sedikit puyeng-puyeng. Kita ini bertahan saja udah bagus, enggak mikirin untung. Enggak mem-PHK orang saja sudah bagus," pungkas Bahlil.
Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia berpendapat, nilai tukar rupiah terhadap USD yang saat ini telah menyentuh level psikologis Rp13.000/USD masih belum perlu intervensi dari BI. Intervensi sedianya harus dilakukan jika sudah menyentuh Rp14.000/USD.
"Kalau sudah Rp14.000/USD ke atas baru BI harus turun tangan. Kalau masih Rp13.000/USD saya pikir masih landai-landai saja. Tapi itu semua kan tergantung analisa makro ekonomi dari BI," ucapnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (11/5/2015).
Kendati demikian, fluktuasi nilai tukar rupiah yang saat ini kembali ke level Rp13.000/USD telah membuat pengusaha ketar ketir. Bahkan, sudah mampu bertahan di tengah kondisi rupiah yang tidak menentu pun sudah prestasi yang luar biasa.
"Kalau kita dari pengusaha sebenarnya, kenaikan dari Rp9.000/USD sampai sekarang Rp13.000/USD ini sudah agak sedikit puyeng-puyeng. Kita ini bertahan saja udah bagus, enggak mikirin untung. Enggak mem-PHK orang saja sudah bagus," pungkas Bahlil.
(izz)