Dorong UMKM Binaan Pupuk Kaltim Lahirkan Inovasi Produk Berorientasi Ekspor
Kamis, 16 Februari 2023 - 18:13 WIB
BONTANG - Tingkatkan dukungan terhadap daya saing UMKM secara kreatif dan inovatif, PT Pupuk Kalimantan Timur ( Pupuk Kaltim ) menggandeng LPK Pandega dari Sukoharjo Jawa Tengah, gelar Business Coaching dan Penguatan Pasar bagi UMKM binaan perusahaan di berbagai sektor. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, pada 13-17 Februari 2023.
VP TJSL Pupuk Kaltim, Sugeng Suedi mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal, khususnya mitra binaan perusahaan untuk dapat menjangkau potensi pasar dengan lebih luas.
Business Coaching dan penguatan pasar ini diikuti 15 mitra binaan Pupuk Kaltim, sebagai tindaklanjut optimalisasi program Factory Sharing yang digagas untuk meningkatkan kapasitas usaha, melalui inovasi produk berkarakter sustainable cultural brand dan siap naik kelas untuk melahirkan produk berorientasi ekspor.
"Melalui kegiatan ini UMKM mitra binaan Perusahaan dapat memaksimalkan potensi usaha untuk menjadi unggulan nasional, dengan meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk secara konsisten guna menembus pasar ataupun supply chain ekspor," ujar Sugeng.
Menurut dia, dukungan terhadap kemajuan UMKM agar lebih mandiri dan berdaya saing merupakan salah satu fokus sasaran TJSL Pupuk Kaltim, mengingat besarnya potensi usaha khususnya dibidang pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Sehingga perlu kesinambungan upaya bagi UMKM binaan agar mampu memaksimalkan potensi tersebut, baik dalam skala makro maupun mikro.
"UMKM binaan Pupuk Kaltim juga diharap mampu membangun mental eksporter dengan terus berinovasi dan menciptakan produk berkualitas ekspor, agar dapat menempatkan produk usahanya di pasar domestik maupun global," tandas Sugeng.
Kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim terhadap penguatan kapasitas UMKM juga menilik perannya terhadap pertumbuhan ekonomi, mulai tataran lokal hingga nasional yang tercatat jauh lebih tinggi dari sektor industri menengah. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya daya serap tenaga kerja UMKM mencapai 97 persen dunia usaha, atau mencapai 117 juta pekerja.
Namun hal tersebut belum sebanding dengan kontribusi ekspor UMKM Indonesia yang hanya mencapai 14 persen, atau jauh dibawah kontribusi UMKM negara APEC lainnya sebesar 35 persen.
VP TJSL Pupuk Kaltim, Sugeng Suedi mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal, khususnya mitra binaan perusahaan untuk dapat menjangkau potensi pasar dengan lebih luas.
Business Coaching dan penguatan pasar ini diikuti 15 mitra binaan Pupuk Kaltim, sebagai tindaklanjut optimalisasi program Factory Sharing yang digagas untuk meningkatkan kapasitas usaha, melalui inovasi produk berkarakter sustainable cultural brand dan siap naik kelas untuk melahirkan produk berorientasi ekspor.
"Melalui kegiatan ini UMKM mitra binaan Perusahaan dapat memaksimalkan potensi usaha untuk menjadi unggulan nasional, dengan meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk secara konsisten guna menembus pasar ataupun supply chain ekspor," ujar Sugeng.
Menurut dia, dukungan terhadap kemajuan UMKM agar lebih mandiri dan berdaya saing merupakan salah satu fokus sasaran TJSL Pupuk Kaltim, mengingat besarnya potensi usaha khususnya dibidang pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Sehingga perlu kesinambungan upaya bagi UMKM binaan agar mampu memaksimalkan potensi tersebut, baik dalam skala makro maupun mikro.
"UMKM binaan Pupuk Kaltim juga diharap mampu membangun mental eksporter dengan terus berinovasi dan menciptakan produk berkualitas ekspor, agar dapat menempatkan produk usahanya di pasar domestik maupun global," tandas Sugeng.
Kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim terhadap penguatan kapasitas UMKM juga menilik perannya terhadap pertumbuhan ekonomi, mulai tataran lokal hingga nasional yang tercatat jauh lebih tinggi dari sektor industri menengah. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya daya serap tenaga kerja UMKM mencapai 97 persen dunia usaha, atau mencapai 117 juta pekerja.
Namun hal tersebut belum sebanding dengan kontribusi ekspor UMKM Indonesia yang hanya mencapai 14 persen, atau jauh dibawah kontribusi UMKM negara APEC lainnya sebesar 35 persen.
tulis komentar anda