Stigma Buruk Soal Utang, Sri Mulyani Resah Jadi Sasaran Kritik Kasar Warganet
Sabtu, 18 Juli 2020 - 21:02 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyayangkan masih banyak masyarakat yang menilai utang itu buruk. Tak pelak, mantan Direktur Bank Dunia ini mengaku melihat banyak warganet yang melontarkan cara yang kasar dalam mengkritik kebijakan pemerintah mengenai utang.
"Apalagi yang sampai ngomongnya kasar-kasar, menurut saya itu tidak bagus, itu menunjukkan adab sopan santun dan agama Anda sih sebenarnya. Kalau Anda sering marah-marah itu. Kayaknya etika Anda dan keimanan Anda menjadi pertanyaan yang sangat serius," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam instagram live di Jakarta, Sabtu (18/7/2020).
(Baca Juga: Sri Mulyani: Semua Punya Utang, Negara Islam Juga )
Dia memastikan segala macam penerimaan, pengeluaran, dan utang selalu disampaikan secara transparan. "Dikelola dengan transparan nggak? Ya iya, maka semua mari kita coba melihat semua aspek, yang namanya keuangan negara itu uang rakyat, uang kita semua," katanya.
Menkeu pun mengajak seluruh pihak untuk menjadi pribadi yang lebih positif. Sebab, bila utang dikelola secara baik, hasilnya juga akan baik untuk kemajuan bersama.
"Jadi saya hanya ingin menyampaikan saja, kalau Anda bertanya tentang utang, jangan merasa ini sesuatu yang stigma. Saya sebagai Menteri Keuangan mengelola saja, sama seperti Anda mengelola perusahaan," paparnya.
(Baca Juga: Utang RI Menumpuk Akibat Pandemi, Rekomendasi Ini Bisa Diambil Pemerintah )
Ia menegaskan utang tak selamanya buruk seperti yang disangkakan pihak tertentu. Sebab utang bagian dari proses berkembangnya ekonomi Indonesia.
"Ada yang menganggap utang itu sebagai suatu yang haram, riba, ada yang benci saja sama utang. Ada yang dia tidak bisa menerima, seolah-olah utang itu sesuatu yang mengkhawatirkan, nah dalam hal ini saya ingin menyampaikan bahwa pertama, kalau sebagai Menteri Keuangan kita semuanya mencoba untuk mengelola keuangan negara, keuangan negara itu ada penerimaan, ada belanja dan ada pembiayaan termasuk investasi," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan jika pembiayaan dari utang untuk pembangunan infrastruktur yang produktif maka tidak menjadi persoalan. "Kalau utang, utangnya untuk apa dulu, kalau untuk membuat infrastruktur jadi baik. Supaya anak-anak kita bisa sekolah sehingga mereka tidak menjadi generasi yang hilang, mereka jadi generasi yang produktif ya tidak ada masalah," paparnya.
"Apalagi yang sampai ngomongnya kasar-kasar, menurut saya itu tidak bagus, itu menunjukkan adab sopan santun dan agama Anda sih sebenarnya. Kalau Anda sering marah-marah itu. Kayaknya etika Anda dan keimanan Anda menjadi pertanyaan yang sangat serius," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam instagram live di Jakarta, Sabtu (18/7/2020).
(Baca Juga: Sri Mulyani: Semua Punya Utang, Negara Islam Juga )
Dia memastikan segala macam penerimaan, pengeluaran, dan utang selalu disampaikan secara transparan. "Dikelola dengan transparan nggak? Ya iya, maka semua mari kita coba melihat semua aspek, yang namanya keuangan negara itu uang rakyat, uang kita semua," katanya.
Menkeu pun mengajak seluruh pihak untuk menjadi pribadi yang lebih positif. Sebab, bila utang dikelola secara baik, hasilnya juga akan baik untuk kemajuan bersama.
"Jadi saya hanya ingin menyampaikan saja, kalau Anda bertanya tentang utang, jangan merasa ini sesuatu yang stigma. Saya sebagai Menteri Keuangan mengelola saja, sama seperti Anda mengelola perusahaan," paparnya.
(Baca Juga: Utang RI Menumpuk Akibat Pandemi, Rekomendasi Ini Bisa Diambil Pemerintah )
Ia menegaskan utang tak selamanya buruk seperti yang disangkakan pihak tertentu. Sebab utang bagian dari proses berkembangnya ekonomi Indonesia.
"Ada yang menganggap utang itu sebagai suatu yang haram, riba, ada yang benci saja sama utang. Ada yang dia tidak bisa menerima, seolah-olah utang itu sesuatu yang mengkhawatirkan, nah dalam hal ini saya ingin menyampaikan bahwa pertama, kalau sebagai Menteri Keuangan kita semuanya mencoba untuk mengelola keuangan negara, keuangan negara itu ada penerimaan, ada belanja dan ada pembiayaan termasuk investasi," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan jika pembiayaan dari utang untuk pembangunan infrastruktur yang produktif maka tidak menjadi persoalan. "Kalau utang, utangnya untuk apa dulu, kalau untuk membuat infrastruktur jadi baik. Supaya anak-anak kita bisa sekolah sehingga mereka tidak menjadi generasi yang hilang, mereka jadi generasi yang produktif ya tidak ada masalah," paparnya.
(akr)
tulis komentar anda