Pengembangan Industri Green Amonia di RI Adopsi Teknologi Jepang dan Jerman
Sabtu, 01 April 2023 - 11:48 WIB
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia akan mengembangkan industri green amonia dan blue amonia dengan mengadaptasi teknologi dari Jepang dan juga Jerman. Pupuk Indonesia pun membuka kolaborasi dengan semua pihak untuk merealisasikan proyek energi bersih ini.
Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan menjelaskan, sesuai komitmen perusahaan mendukung program pemerintah dalam transisi energi, Pupuk Indonesia akan mengembangkan industri green amonia di Indonesia. Ia menegaskan bahwa upaya bersama dalam mengembangkan energi bersih perlu dilakukan untuk mencapai target net zero emission (NZE).
"Kami terus melakukan pengembangan dengan cost yang efisien. Salah satu strategi dalam transisi energi adalah green amonia yang menjadi fokus perusahaan saat ini," ujar Jamsaton pada acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum 2023, yang dikutip Sabtu (1/4/2023).
Langkah Pupuk Indonesia dalam mengembangkan ekosistem clean amonia mendapat dukungan dari Jepang dan Jerman. Ministry of Economy, Trade and Industry Japan (METI) menilai pengembangan clean amonia merupakan langkah strategis dalam agenda dekarbonisasi.
Director for Fuel Ammonia, Petroleum and LNG Policy, Agency for Natural Resource and Energy, METI, Masashi Watanabe, menjelaskan Indonesia memiliki potensi pengembangan clean amonia yang besar. Langkah pengembangan clean amonia ini juga dinilai lebih efektif mengurangi emisi karbon hingga 60% lebih besar daripada teknologi co-firing.
"Hal ini sudah terimplementasi di Jepang. Kami bahkan memproyeksikan peningkatan permintaan amonia hingga 30 juta ton pada tahun 2050 mendatang. Indonesia bisa berperan dalam menjadi pemasok amonia ini," ujar Masashi.
Masashi menjelaskan ada beberapa proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan ekosistem clean amonia ini. "Kami mendukung penuh Indonesia untuk bisa merealisasikan proyek ini," tambah Masashi.
Dukungan yang sama juga datang dari Jerman. Vice President Industry Services, TÜV SÜD South Asia Bratin Roy menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan pengembangan amonia yang besar. Salah satu tantangan saat ini adalah permodalan dan investasi dalam pengembangan ekosistem clean amonia ini. Untuk itu, menurut Bratin perlu adanya peningkatan standardisasi hasil dari produksi green amonia Indonesia.
"Indonesia seperti negara Asia lainnya mempunyai potensi pengembangan clean amonia yang besar. Kami dan Pupuk Indonesia melakukan kajian bersama untuk meningkatkan standardisasi hasil green amonia dan memastikan langkah ini benar-benar bisa mencapai target pengurangan emisi global," ujar Bratin Roy.
Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan menjelaskan, sesuai komitmen perusahaan mendukung program pemerintah dalam transisi energi, Pupuk Indonesia akan mengembangkan industri green amonia di Indonesia. Ia menegaskan bahwa upaya bersama dalam mengembangkan energi bersih perlu dilakukan untuk mencapai target net zero emission (NZE).
"Kami terus melakukan pengembangan dengan cost yang efisien. Salah satu strategi dalam transisi energi adalah green amonia yang menjadi fokus perusahaan saat ini," ujar Jamsaton pada acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum 2023, yang dikutip Sabtu (1/4/2023).
Langkah Pupuk Indonesia dalam mengembangkan ekosistem clean amonia mendapat dukungan dari Jepang dan Jerman. Ministry of Economy, Trade and Industry Japan (METI) menilai pengembangan clean amonia merupakan langkah strategis dalam agenda dekarbonisasi.
Director for Fuel Ammonia, Petroleum and LNG Policy, Agency for Natural Resource and Energy, METI, Masashi Watanabe, menjelaskan Indonesia memiliki potensi pengembangan clean amonia yang besar. Langkah pengembangan clean amonia ini juga dinilai lebih efektif mengurangi emisi karbon hingga 60% lebih besar daripada teknologi co-firing.
"Hal ini sudah terimplementasi di Jepang. Kami bahkan memproyeksikan peningkatan permintaan amonia hingga 30 juta ton pada tahun 2050 mendatang. Indonesia bisa berperan dalam menjadi pemasok amonia ini," ujar Masashi.
Masashi menjelaskan ada beberapa proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan ekosistem clean amonia ini. "Kami mendukung penuh Indonesia untuk bisa merealisasikan proyek ini," tambah Masashi.
Dukungan yang sama juga datang dari Jerman. Vice President Industry Services, TÜV SÜD South Asia Bratin Roy menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan pengembangan amonia yang besar. Salah satu tantangan saat ini adalah permodalan dan investasi dalam pengembangan ekosistem clean amonia ini. Untuk itu, menurut Bratin perlu adanya peningkatan standardisasi hasil dari produksi green amonia Indonesia.
"Indonesia seperti negara Asia lainnya mempunyai potensi pengembangan clean amonia yang besar. Kami dan Pupuk Indonesia melakukan kajian bersama untuk meningkatkan standardisasi hasil green amonia dan memastikan langkah ini benar-benar bisa mencapai target pengurangan emisi global," ujar Bratin Roy.
(uka)
tulis komentar anda