Astra Agro Lestari Anggarkan Capex Rp1,4 Triliun di 2023
Senin, 03 April 2023 - 19:19 WIB
JAKARTA - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mematok anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,4 triliun di 2023. Direktur AALI Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan sebagian alokasi adalah untuk perawatan dan peremajaan kebun sawit (replating).
"Untuk perawatan dan replanting Rp400-600 miliar," kata Mario dalam paparan publik, Senin (3/4/2023).
Berdasarkan catatan, nilai capex AALI tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,37 triliun. Sedangkan pada 2021 sebesar Rp1,22 triliun
Kondisi tersebut berlangsung meskipun laba bersih AALI merosot 12,37% yoy pada tahun 2022 menjadi Rp1,72 triliun. Meski demikian, perseroan memiliki saldo laba yang belum dicadangkan senilai Rp21,68 triliun, dengan jumlah kas dan setara kas yang mencapai Rp1,61 triliun pada akhir 2022.
Sampai saat ini, sepertiga tanaman AALI yang menghasilkan memiliki usia lebih dari 20 tahun. Agenda replanting menjadi inisiatif perseroan. "Dari waktu ke waktu, kita melakukan evaluasi lebih menguntungkan mana apakah direplanting atau masih tetap dijaga, karena ketinggian usia pohon, cost untuk panen akan berpengaruh," terang Presiden Direktur AALI, Santosa.
Santosa juga mempertegas bahwa perseroan belum memiliki agenda untuk melakukan akuisisi lahan perkebunan sawit baru. Per Desember 2022, mayoritas lahan perkebunan AALI berada di Kalimantan sebesar 130,8 ribu hektare, atau setara 45,6% dari total lahan perseroan.
Adapun lahan di Sumatra mencapai 105,3 ribu hektare (36,7%), sedangkan di Sulawesi sebesar 50,9 hektare (17,7%). Dari sisi produk, 74,8% kebun menghasilkan inti sawit, sedangkan 25,2% adalah plasma.
"Untuk perawatan dan replanting Rp400-600 miliar," kata Mario dalam paparan publik, Senin (3/4/2023).
Berdasarkan catatan, nilai capex AALI tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,37 triliun. Sedangkan pada 2021 sebesar Rp1,22 triliun
Kondisi tersebut berlangsung meskipun laba bersih AALI merosot 12,37% yoy pada tahun 2022 menjadi Rp1,72 triliun. Meski demikian, perseroan memiliki saldo laba yang belum dicadangkan senilai Rp21,68 triliun, dengan jumlah kas dan setara kas yang mencapai Rp1,61 triliun pada akhir 2022.
Sampai saat ini, sepertiga tanaman AALI yang menghasilkan memiliki usia lebih dari 20 tahun. Agenda replanting menjadi inisiatif perseroan. "Dari waktu ke waktu, kita melakukan evaluasi lebih menguntungkan mana apakah direplanting atau masih tetap dijaga, karena ketinggian usia pohon, cost untuk panen akan berpengaruh," terang Presiden Direktur AALI, Santosa.
Santosa juga mempertegas bahwa perseroan belum memiliki agenda untuk melakukan akuisisi lahan perkebunan sawit baru. Per Desember 2022, mayoritas lahan perkebunan AALI berada di Kalimantan sebesar 130,8 ribu hektare, atau setara 45,6% dari total lahan perseroan.
Adapun lahan di Sumatra mencapai 105,3 ribu hektare (36,7%), sedangkan di Sulawesi sebesar 50,9 hektare (17,7%). Dari sisi produk, 74,8% kebun menghasilkan inti sawit, sedangkan 25,2% adalah plasma.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda