Lewat Program Kartu Tani, Ganjar Majukan Sektor Pertanian di Jateng
Kamis, 06 April 2023 - 14:30 WIB
Ganjar mengatakan, pihaknya pun bisa melihat mengurangi orang ketiga atau middle man yang kerap membuat harga komoditas pertanian tinggi di pasaran. Sejauh ini, Ganjar menyebut middle man bisa dikurangi berkat data Kartu Tani dan pemantauan harga komoditas pangan.
“Barangkali kita bisa melihat perilaku pembeli karena kalau mereka jual itu kan pembelinya waktu diteliti dulu ada 8 middle man, terus dikurangi sampai dengan bisa 6, ada berapa bisa 4 kali,” kata Ganjar.
Oleh sebab itu, Ganjar menekankan pentingnya data science yang dapat terkumpul melalui Kartu Tani. Ganjar pun berkomitmen untuk terus menciptakan tata kelola pertanian yang baik untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
“Sehingga ke depan proyeksi ketahanan pangan, kedaulatan pangan bisa kita hitung. Sehingga data dulu, kemudian soal pupuk bisa dilakukan, proyeksi produksi bisa dilakukan, off takernya nanti siapa,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, upaya ini tetap membuat Jateng menjadi Lumbung Padi Nasional. Di samping padi, Ganjar kini juga sedang menggenjot produksi jagung dan kedelai sebagai bahan pangan alternatif
“Pada saat itulah kemudian kita bisa tahu beras kita itu kelilingnya kemana. Ini baru beras, belum jagung, belum kedelai. Pajale yang menjadi prioritas saja kalau kita genjot bisa memenuhi target pangan nasional itu. Jadi sebenarnya banyak sekali manfaatnya, ini baru kecil saja,” kata Ganjar.
Sebagai informasi, program Kartu Tani pun memiliki andil dalam menjadikan Jateng sebagai Provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia pada 2019. Diketahui, produksi padi Jateng saat itu mencapai 9.655.653 ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut, setara dengan produksi 5.539.448 ton beras.
“Barangkali kita bisa melihat perilaku pembeli karena kalau mereka jual itu kan pembelinya waktu diteliti dulu ada 8 middle man, terus dikurangi sampai dengan bisa 6, ada berapa bisa 4 kali,” kata Ganjar.
Oleh sebab itu, Ganjar menekankan pentingnya data science yang dapat terkumpul melalui Kartu Tani. Ganjar pun berkomitmen untuk terus menciptakan tata kelola pertanian yang baik untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
“Sehingga ke depan proyeksi ketahanan pangan, kedaulatan pangan bisa kita hitung. Sehingga data dulu, kemudian soal pupuk bisa dilakukan, proyeksi produksi bisa dilakukan, off takernya nanti siapa,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, upaya ini tetap membuat Jateng menjadi Lumbung Padi Nasional. Di samping padi, Ganjar kini juga sedang menggenjot produksi jagung dan kedelai sebagai bahan pangan alternatif
“Pada saat itulah kemudian kita bisa tahu beras kita itu kelilingnya kemana. Ini baru beras, belum jagung, belum kedelai. Pajale yang menjadi prioritas saja kalau kita genjot bisa memenuhi target pangan nasional itu. Jadi sebenarnya banyak sekali manfaatnya, ini baru kecil saja,” kata Ganjar.
Sebagai informasi, program Kartu Tani pun memiliki andil dalam menjadikan Jateng sebagai Provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia pada 2019. Diketahui, produksi padi Jateng saat itu mencapai 9.655.653 ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut, setara dengan produksi 5.539.448 ton beras.
(nng)
tulis komentar anda