Pedasnya Bisnis Sambal Mampu Bertahan di Era New Normal
Senin, 20 Juli 2020 - 23:44 WIB
Yansen meyakini dalam bisnis kuliner, yang dibutuhkan bukan hanya rasa yang enak, melainkan juga branding produk itu sendiri. Untuk itu, ia pun memanfaatkan platform online untuk mendukung bisnisnya dan menjangkau minat konsumen terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
Eatsambel juga memberikan promosi dan potongan harga untuk mendukung masyarakat Indonesia, yang tengah menjalani banyak kegiatan di rumah di saat pandemi. Alhasil, Eatsambel pun tetap bertahan di antara bisnis kuliner lain yang berguguran.
"Kami melakukan promosi dan tetap produksi karena saya yakin bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia yang tertekan dengan di rumah saja tanpa bisa bepergian, makan di luar, sehingga Eatsambel harus tetap siap menemani mereka," katanya.
Lulusan DKV ini semula juga khawatir banyak karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Akan tetapi minat masyarakat yang besar terhadap produknya membuatnya berkomitmen untuk harus tetap bisa menggaji karyawannya.
Dengan adanya adaptasi kenormalan baru (new normal), dia optimis bisnisnya ikut membaik karena masyarakat bisa kembali beraktivitas dan memiliki pendapatan. Dengan begitu daya beli masyarakat meningkat hingga bisa menghidupkan UMKM yang semula tertekan.
Potensi ini juga mendorong Eatsambel berinovasi membuat sambal yang paling update. Dibandingkan produk lainnya, Eatsambel bahkan berani memberikan garansi 100% uang kembali apabila rasanya tidak enak. Meski hanya dianggap pelengkap makanan, Eatsambel tetap disajikan dan dikemas dengan kualitas premium. Yansen menargetkan bisa mendistribusikan Eatsambel ke seluruh Indonesia dan menjadikannya “sambal khas Indonesia” yang terbaik.
Eatsambel juga memberikan promosi dan potongan harga untuk mendukung masyarakat Indonesia, yang tengah menjalani banyak kegiatan di rumah di saat pandemi. Alhasil, Eatsambel pun tetap bertahan di antara bisnis kuliner lain yang berguguran.
"Kami melakukan promosi dan tetap produksi karena saya yakin bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia yang tertekan dengan di rumah saja tanpa bisa bepergian, makan di luar, sehingga Eatsambel harus tetap siap menemani mereka," katanya.
Lulusan DKV ini semula juga khawatir banyak karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Akan tetapi minat masyarakat yang besar terhadap produknya membuatnya berkomitmen untuk harus tetap bisa menggaji karyawannya.
Dengan adanya adaptasi kenormalan baru (new normal), dia optimis bisnisnya ikut membaik karena masyarakat bisa kembali beraktivitas dan memiliki pendapatan. Dengan begitu daya beli masyarakat meningkat hingga bisa menghidupkan UMKM yang semula tertekan.
Potensi ini juga mendorong Eatsambel berinovasi membuat sambal yang paling update. Dibandingkan produk lainnya, Eatsambel bahkan berani memberikan garansi 100% uang kembali apabila rasanya tidak enak. Meski hanya dianggap pelengkap makanan, Eatsambel tetap disajikan dan dikemas dengan kualitas premium. Yansen menargetkan bisa mendistribusikan Eatsambel ke seluruh Indonesia dan menjadikannya “sambal khas Indonesia” yang terbaik.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda