Naik 24 Persen Lebih, Bank DKI Salurkan Kredit Rp48,3 Triliun di Kuartal I-2023
Kamis, 27 April 2023 - 08:48 WIB
JAKARTA - Kinerja Bank DKI terus melanjutkan tren positif. Sampai dengan kuartal I-2023, penyaluran kredit Bank DKI mencapai Rp48,37 triliun, tumbuh 24,68% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Aset pun tumbuh 12,38% menjadi Rp79,93 triliun, dari Rp71,13 triliun. Sedangkan laba bersih Bank DKI naik 17,77% menjadi Rp233,20 miliar dibanding Rp198,01 miliar.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.
”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimistis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 di atas 5%,” ungkap Fidri dalam keterangannya, Kamis (27/4/2023).
Penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp1,06 triliun. Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp2,69 triliun. Kredit konsumer tumbuh 14,16% menjadi Rp20,54 triliun dan redit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp1,44 triliun.
Lebih lanjut Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tecermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88%. Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95%, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto kemudian merinci pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp233,20 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17% menjadi Rp1,31 triliun.
Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau bank lain.
Selain itu fee based income meningkat sebesar 28,12% menjadi Rp149,15 miliar. Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27% menjadi Rp67,13 triliun.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.
”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimistis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 di atas 5%,” ungkap Fidri dalam keterangannya, Kamis (27/4/2023).
Penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp1,06 triliun. Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp2,69 triliun. Kredit konsumer tumbuh 14,16% menjadi Rp20,54 triliun dan redit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp1,44 triliun.
Lebih lanjut Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tecermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88%. Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95%, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto kemudian merinci pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp233,20 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17% menjadi Rp1,31 triliun.
Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau bank lain.
Selain itu fee based income meningkat sebesar 28,12% menjadi Rp149,15 miliar. Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27% menjadi Rp67,13 triliun.
tulis komentar anda