Produksi Gas Rusia Ambles 10%, Pukulan Telak Buat Mesin Perang Putin?
Minggu, 07 Mei 2023 - 04:47 WIB
MOSKOW - Produksi gas Rusia dilaporkan turun 10% yang diyakini menjadi pukulan telak bagi upaya Vladimir Putin untuk mendanai perangnya di Ukraina. Secara tahunan dalam tiga bulan pertama tahun 2023, produksi gas Moskow menyusut 10 persen menjadi 180 miliar meter kubik (bcm).
Data tersebut seperti dilansir dari surat kabar harian Kommersant, yang dimiliki oleh oligarki Alisher Usmanov. Pada bulan Maret saja, produksi gas Rusia telah turun 10 persen menjadi 61 bcm, tambahnya.
Dalam laporannya mengatakan, produksi pada produsen utama Rusia Gazprom saja, yang memiliki sekitar 15% cadangan gas global, turun hampir 18 persen dari Januari hingga Maret 2023.
Kondisi ini terjadi ketika kontrak berjangka bulan depan Belanda, yang menjadi patokan harga gas Eropa telah jatuh sekitar 88% dari level puncaknya musim panas lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Harga gas telah turun menjadi kurang dari 38 euro per megawatt jam, turun dari lebih dari 339 euro tahun lalu. Sementara itu Inggris dan Eropa telah secara drastis mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia sejak perang Ukraina dimulai.
Kemerosotan produksi gas Rusia terjadi ketika Inggris, AS, Eropa dan sekutu utama Ukraina lainnya diperkirakan sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Moskow untuk mencoba dan memperketat jaring pada ekonomi Presiden Vladimir Putin lebih dari 14 bulan dalam perangnya.
Paket-paket sanksi terbaru tersebut akan diimplementasikan secara individual tetapi dikoordinasikan. Tujuan utamanya adalah untuk menutup celah yang ada dan mengatasi pengelakan sanksi secara keseluruhan, kata seumber terkait yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena membahas hal-hal sensitif.
Rencana tersebut akan diumumkan pada pertemuan para pemimpin G7 di Jepang akhir bulan ini, menurut Bloomberg.
Beberapa putaran sanksi dan penalti ekonomi yang dikenakan kepada Moskow sejak invasinya ke Ukraina telah memukul ekonomi Rusia tetapi belum memberikan pukulan KO. Sedangkan Putin tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan perangnya.
Pendapatan energi Rusia hampir melampaui target mereka dalam menghadapi batas harga minyak yang diberlakukan oleh G7 dan mitra Uni Eropa, membantu pemerintah untuk menstabilkan anggaran bahkan ketika pengeluaran militer telah melonjak.
Baca Juga
Data tersebut seperti dilansir dari surat kabar harian Kommersant, yang dimiliki oleh oligarki Alisher Usmanov. Pada bulan Maret saja, produksi gas Rusia telah turun 10 persen menjadi 61 bcm, tambahnya.
Dalam laporannya mengatakan, produksi pada produsen utama Rusia Gazprom saja, yang memiliki sekitar 15% cadangan gas global, turun hampir 18 persen dari Januari hingga Maret 2023.
Baca Juga
Kondisi ini terjadi ketika kontrak berjangka bulan depan Belanda, yang menjadi patokan harga gas Eropa telah jatuh sekitar 88% dari level puncaknya musim panas lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Harga gas telah turun menjadi kurang dari 38 euro per megawatt jam, turun dari lebih dari 339 euro tahun lalu. Sementara itu Inggris dan Eropa telah secara drastis mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia sejak perang Ukraina dimulai.
Kemerosotan produksi gas Rusia terjadi ketika Inggris, AS, Eropa dan sekutu utama Ukraina lainnya diperkirakan sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Moskow untuk mencoba dan memperketat jaring pada ekonomi Presiden Vladimir Putin lebih dari 14 bulan dalam perangnya.
Paket-paket sanksi terbaru tersebut akan diimplementasikan secara individual tetapi dikoordinasikan. Tujuan utamanya adalah untuk menutup celah yang ada dan mengatasi pengelakan sanksi secara keseluruhan, kata seumber terkait yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena membahas hal-hal sensitif.
Rencana tersebut akan diumumkan pada pertemuan para pemimpin G7 di Jepang akhir bulan ini, menurut Bloomberg.
Beberapa putaran sanksi dan penalti ekonomi yang dikenakan kepada Moskow sejak invasinya ke Ukraina telah memukul ekonomi Rusia tetapi belum memberikan pukulan KO. Sedangkan Putin tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan perangnya.
Pendapatan energi Rusia hampir melampaui target mereka dalam menghadapi batas harga minyak yang diberlakukan oleh G7 dan mitra Uni Eropa, membantu pemerintah untuk menstabilkan anggaran bahkan ketika pengeluaran militer telah melonjak.
(akr)
tulis komentar anda