Lewat IsDB, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Bantu Negara-negara Tertinggal
Minggu, 14 Mei 2023 - 18:30 WIB
JAKARTA - Seusai dari Niigata, Jepang, Menteri Keuangan Sri Mulyani langsung menuju Jeddah, Arab Saudi, pada Sabtu kemarin (13/5/2023). Sri Mulyani menghadiri Governors’ Roundtable Meeting bertemakan Leveraging South-South Partnerships to Fend Off Crises”.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung penuh Islamic Development Bank (IsDB) untuk membantu negara-negara tertinggal dan berkembang.
"Kita siap untuk memberikan dukungan penuh kepada IsDB untuk membantu negara-negara tertinggal dan berkembang, termasuk program SSP, juga berkontribusi kepada umat muslim dan masyarakat global pada umumnya," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati, dikutip Minggu (14/5/2023).
IsDB merupakan salah satu bank pembangunan multilateral Islam yang membantu mengatasi krisis di negara-negara tertinggal dan berkembang atau dikenal juga dengan South-South Partnerships (SSPs). Khususnya, pada masa pandemi lalu yang membuat banyak negara berkembang mengalami kesulitan keuangan serius.
"Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang dalam memimpin dan memberikan kontribusi dalam SSPs. Dimulai tahun 1955 pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung, juga tahun 1961 saat kita mengadakan Konferensi Gerakan Non-Blok yang kemudian berkembang menjadi SSPs," tambah Sri.
Indonesia juga ikut membantu negara kurang berkembang dengan mendirikan Badan Pembangunan Internasional Indonesia (Indonesian AID). Hingga saat ini, Indonesian AID mengelola dana abadi sebesar USD551,7 juta, dan telah mengalokasikan dana tersebut untuk 23 negara penerima di berbagai wilayah di sektor kesehatan, pendidikan dan pertanian, juga dalam instrumen hibah dengan total USD7,5 juta.
"Untuk tahun 2023, kita mengalokasikan USD17,2 juta, antara lain melalui kerja sama dengan IsDB maupun dengan mitra pembangunan lainnya," ungkap Sri.
Baru-baru ini, Indonesia juga telah melakukan Peningkatan Modal Khusus (SCI) dan disetujui menjadi pemegang saham terbesar ke-3 dari IsDB.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung penuh Islamic Development Bank (IsDB) untuk membantu negara-negara tertinggal dan berkembang.
"Kita siap untuk memberikan dukungan penuh kepada IsDB untuk membantu negara-negara tertinggal dan berkembang, termasuk program SSP, juga berkontribusi kepada umat muslim dan masyarakat global pada umumnya," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati, dikutip Minggu (14/5/2023).
IsDB merupakan salah satu bank pembangunan multilateral Islam yang membantu mengatasi krisis di negara-negara tertinggal dan berkembang atau dikenal juga dengan South-South Partnerships (SSPs). Khususnya, pada masa pandemi lalu yang membuat banyak negara berkembang mengalami kesulitan keuangan serius.
"Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang dalam memimpin dan memberikan kontribusi dalam SSPs. Dimulai tahun 1955 pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung, juga tahun 1961 saat kita mengadakan Konferensi Gerakan Non-Blok yang kemudian berkembang menjadi SSPs," tambah Sri.
Indonesia juga ikut membantu negara kurang berkembang dengan mendirikan Badan Pembangunan Internasional Indonesia (Indonesian AID). Hingga saat ini, Indonesian AID mengelola dana abadi sebesar USD551,7 juta, dan telah mengalokasikan dana tersebut untuk 23 negara penerima di berbagai wilayah di sektor kesehatan, pendidikan dan pertanian, juga dalam instrumen hibah dengan total USD7,5 juta.
"Untuk tahun 2023, kita mengalokasikan USD17,2 juta, antara lain melalui kerja sama dengan IsDB maupun dengan mitra pembangunan lainnya," ungkap Sri.
Baru-baru ini, Indonesia juga telah melakukan Peningkatan Modal Khusus (SCI) dan disetujui menjadi pemegang saham terbesar ke-3 dari IsDB.
(uka)
tulis komentar anda