Lebih Murah, Kementan Dorong Olahan Sawit sebagai Alternatif Bahan Bakar Pengganti Solar
Rabu, 17 Mei 2023 - 10:28 WIB
JAKARTA - Komoditas kelapa sawit memiliki banyak manfaat dan kegunaan jika diolah. Salah satunya pengganti solar dengan harga yang lebih murah namun tetap berkualitas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pun mendorong pengembangan produksi kelapa sawit menjadi bahan pengganti minyak kendaraan BBM.
"Sawit besok turunannya itu akan membuat negara ini makin sehat, makin kuat dan makin kokoh. Bukankah solar yang selama ini kita ambil dan gali dari bawah tanah bisa diganti dengan sawit, solar kalo dipakai dari sawit bedanya dengan solar yang sekarang Rp4.000," ujarnya melalui pernyataan tertulis, dikutip Rabu (17/5/2023).
Dia mengakui, sejauh ini masih banyak tantangan dan persoalan yang dihadapi produsen sawit dalam mengembangkan minyak bahan bakar.
Meski begitu, menteri asal Sulawesi itu meminta agar semua pihak tetap fokus membela kepentingan petani sawit serta bangsa dan negara.
Sehingga menurutnya perlu mulai memperbaiki manajemen yang terukur serta menetapkan daerah mana saja yang berkategori merah, kuning dan daerah hijau. Artinya, kata dia, kalau hijau berarti clean and clear, kuning butuh klarifikasi dan merah masih ada masalah.
"Jadi saya katakan ini adalah sektor yang sangat penting karena besok kita mau bensin kita diganti dengan minyak sawit," tutur SYL.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nuralamsyah mengungkapkan, saat ini jajarannya tengah fokus pada peningkatan tata kelola industri kelapa sawit serta optimalisasi penerimaan sesuai Kepres nomor 9 tahun 2023 dengan memperbaiki Ijin Usaha Perkebunan (IUP).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pun mendorong pengembangan produksi kelapa sawit menjadi bahan pengganti minyak kendaraan BBM.
"Sawit besok turunannya itu akan membuat negara ini makin sehat, makin kuat dan makin kokoh. Bukankah solar yang selama ini kita ambil dan gali dari bawah tanah bisa diganti dengan sawit, solar kalo dipakai dari sawit bedanya dengan solar yang sekarang Rp4.000," ujarnya melalui pernyataan tertulis, dikutip Rabu (17/5/2023).
Dia mengakui, sejauh ini masih banyak tantangan dan persoalan yang dihadapi produsen sawit dalam mengembangkan minyak bahan bakar.
Meski begitu, menteri asal Sulawesi itu meminta agar semua pihak tetap fokus membela kepentingan petani sawit serta bangsa dan negara.
Sehingga menurutnya perlu mulai memperbaiki manajemen yang terukur serta menetapkan daerah mana saja yang berkategori merah, kuning dan daerah hijau. Artinya, kata dia, kalau hijau berarti clean and clear, kuning butuh klarifikasi dan merah masih ada masalah.
"Jadi saya katakan ini adalah sektor yang sangat penting karena besok kita mau bensin kita diganti dengan minyak sawit," tutur SYL.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nuralamsyah mengungkapkan, saat ini jajarannya tengah fokus pada peningkatan tata kelola industri kelapa sawit serta optimalisasi penerimaan sesuai Kepres nomor 9 tahun 2023 dengan memperbaiki Ijin Usaha Perkebunan (IUP).
tulis komentar anda