Tambal Biaya Kereta Cepat, RI Ajukan Tenor Utang ke China Development Bank 35-40 Tahun

Rabu, 07 Juni 2023 - 15:02 WIB
Pemerintah mengajukan opsi jangka waktu pembayaran (tenor) atas pinjaman alias utang kepada China Development Bank (CDB) selama kurun waktu 35-40 tahun untuk mendukung pendanaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto/Dok
JAKARTA - Pemerintah mengajukan opsi jangka waktu pembayaran (tenor) atas pinjaman alias utang kepada China Development Bank (CDB) selama kurun waktu 35-40 tahun. Opsi utang China masih dinegosiasikan, terkait penambahan pendanaanuntuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).



Pemerintah melalui Kementerian BUMN sebelumnya sudah mengajukan pinjaman kepada China Development Bank (CDB) untuk memperoleh pendanaan baru. Anggaran itu nantinya digunakan untuk menambal pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).





Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan, opsi tenor yang disodorkan pihaknya masih terus didiskusikan dengan CDB. Karena itu kedua pihak belum mencapai keputusan final saat ini.

"(Tenor) 35-40 (tahun). Masih nego lagi karena pihak China mau porsinya besar, di-Renminbi, semangat dedolarisasi sedang besar semangatnya kan," ujar Tiko saat ditemui wartawan, Rabu (7/6/2023).

Nilai pinjaman yang diajukan pemerintah ke CDB mencapai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun. Dana segar itu dialokasikan untuk menambal bengkaknya biaya KCJB. Total cost overrun kereta pepat sebesar Rp18,2 triliun

Pemerintah, lanjut Tiko, tidak mempersoalkan proses transaksi dengan mengacu pada mata uang resmi Tiongkok, Renminbi. Asalkan, bunga yang ditetapkan di bawah 3%.

Hingga saat ini suku bunga pinjamam Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih di angka 3,4%. Sementara, Indonesia masih terus meminta agar suku bunga ditekan di posisi 2%.

"Kalau Renminbi besar boleh aja, asal bunganya murah. Kemarin saya minta kalau Renminbi di bawah 3," ucap Tiko.

Sebelumnya, pinjaman perbankan dialokasikan untuk menambal 75% dari total pembengkakan anggaran mega proyek di sektor transportasi kereta tersebut.

Sedangkan 25% dari total cost overrun ditutupi oleh konsorsium yakni, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More