Dirut PLN Ungkap Seluk-beluk Pengisian Daya Kendaraan Listrik
Senin, 12 Juni 2023 - 21:28 WIB
JAKARTA - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mengungkapkan Indonesia lebih membutuhkan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) daripada stasiun pengisian kendaraaan listrik umum (SPKLU). Penilaian itu dilontarkan dengan membandingkan waktu pengisian daya motor listrik dengan mobil listrik.
Menurut Darmawan, sekali pengisian daya mobil listrik bisa mencapai 350 km. Jika hanya menuju kantor dengan jarak antara 30 km sampai 50 km, maka sekali melakukan pengisian bisa bertahan lima sampai enam hari. Jadi kebutuhan SPKLU untuk mobil listrik sangat kecil dibandingkan dengan home charging.
"Tetapi kalau motor listrik sekali charge hanya 50 km, sedangkan ojek kita rata-rata 120 km per hari. Artinya sehari charge baterainya untuk ojek listrik bisa 2 sampai 3 kali. Kalau kita punya 2,1 juta pengguna motor listrik, maka kita butuh sekitar 70 ribu SPBKLU, jumlahnya besar skali," terangnya dalam acara Launching Prototype Battery Asset Management Services (BAMS) IBC di Kemenko Marvest hari ini, Senin (12/6/2023).
Darmawan melanjutkan, kondisi itulah yang kemudian membuat para pengemudi ojek merasa khawatir karena belum adanya standardisasi baterai. Apalagi, produsen motor listrik terbilang banyak, dengan jenis baterai masing-masing.
"Nah maka pengemudi ojek merasa khawatir, misalnya Volta ya harus cari swap baterai Volta, mau Viar cari swap baterai Viar. Mereka khawatir kalau di tengah jalan baterai drop gimana? Di sini masih belum ada standardisasi dari baterai dan belum ada standardisasi dari aplikasi," terangnya.
Tantangan lain yaitu masih terbatasnya lokasi SPBKLU. Ini yang membedakan dengan pengisian daya untuk mobil listrik yang hanya cukup dengan menggunakan home charging.
Dalam kesempatan itu Darmawan juga menilai keseragaman standar menjadi penting dalam komponen infrastruktur kendaraan listrik. Ia mengatakan PLN sejak 2019 telah banyak melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik mulai dari SPKLU, SPBKLU, hingga platform digital seperti Electric Vehicle Digital System (EVDS) yang hadir untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kendaraan listriknya.
Darmawan menambahkan hari ini terdapat 1.000 unit SPBKLU, 6.700 unit SPLU, dan 616 unit SPKLU yang tersebar di seluruh Tanah Air. Ke depan PLN akan memproyeksikan penambahan infrastruktur pengisian, yaitu SPKLU dari 616 unit dan menjadi 750, SPBKLU dari seribu unit menjadi 3 ribu unit, dan SPLU dari 6.700 unit menjadi 15 ribu unit, yang diletakkan di lokasi strategis.
Menurut Darmawan, sekali pengisian daya mobil listrik bisa mencapai 350 km. Jika hanya menuju kantor dengan jarak antara 30 km sampai 50 km, maka sekali melakukan pengisian bisa bertahan lima sampai enam hari. Jadi kebutuhan SPKLU untuk mobil listrik sangat kecil dibandingkan dengan home charging.
"Tetapi kalau motor listrik sekali charge hanya 50 km, sedangkan ojek kita rata-rata 120 km per hari. Artinya sehari charge baterainya untuk ojek listrik bisa 2 sampai 3 kali. Kalau kita punya 2,1 juta pengguna motor listrik, maka kita butuh sekitar 70 ribu SPBKLU, jumlahnya besar skali," terangnya dalam acara Launching Prototype Battery Asset Management Services (BAMS) IBC di Kemenko Marvest hari ini, Senin (12/6/2023).
Darmawan melanjutkan, kondisi itulah yang kemudian membuat para pengemudi ojek merasa khawatir karena belum adanya standardisasi baterai. Apalagi, produsen motor listrik terbilang banyak, dengan jenis baterai masing-masing.
"Nah maka pengemudi ojek merasa khawatir, misalnya Volta ya harus cari swap baterai Volta, mau Viar cari swap baterai Viar. Mereka khawatir kalau di tengah jalan baterai drop gimana? Di sini masih belum ada standardisasi dari baterai dan belum ada standardisasi dari aplikasi," terangnya.
Tantangan lain yaitu masih terbatasnya lokasi SPBKLU. Ini yang membedakan dengan pengisian daya untuk mobil listrik yang hanya cukup dengan menggunakan home charging.
Dalam kesempatan itu Darmawan juga menilai keseragaman standar menjadi penting dalam komponen infrastruktur kendaraan listrik. Ia mengatakan PLN sejak 2019 telah banyak melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik mulai dari SPKLU, SPBKLU, hingga platform digital seperti Electric Vehicle Digital System (EVDS) yang hadir untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kendaraan listriknya.
Darmawan menambahkan hari ini terdapat 1.000 unit SPBKLU, 6.700 unit SPLU, dan 616 unit SPKLU yang tersebar di seluruh Tanah Air. Ke depan PLN akan memproyeksikan penambahan infrastruktur pengisian, yaitu SPKLU dari 616 unit dan menjadi 750, SPBKLU dari seribu unit menjadi 3 ribu unit, dan SPLU dari 6.700 unit menjadi 15 ribu unit, yang diletakkan di lokasi strategis.
(uka)
tulis komentar anda