Kampanyekan Terbang Nyaman, Bos Garuda: Kabin Pesawat Lebih Aman dari Ruangan AC Rumah
Jum'at, 24 Juli 2020 - 23:35 WIB
JAKARTA - Garuda Indonesia terus mendorong minat masyarakat untuk kembali naik pesawat udara. Maskapai pelat merah ini mengampanyekan bahwa terbang bersama Garuda itu aman, terbukti hingga saat ini belum ada penumpang ataupun kru yang dinyatakan positif Covid-19.
“Terkait ada penumpang yang positif Covid-19 di pesawat Garuda, kami melihat penumpang yang lainnya dan awak kabin yang lainnya semua baik-baik saja. Utamanya awak kabin karena mereka interaksi dengan penumpang,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam diskusi online di Jakarta, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Dirut Garuda Indonesia Kaget BUMN Lain Tidak Potong Gaji Karyawan )
Dia melanjutkan, atas temuan sejauh ini, dirinya semakin meyakini bahwa penyebaran Covid-19 di dalam pesawat bisa terbilang minim. “Saya semakin yakin dari waktu ke waktu penyebaran di dalam pesawat itu kecil, kalau tidak mau dibilang tidak ada,” sebut Irfan.
Irfan menambahkan, kabin pesawat jauh lebih aman dibandingkan dengan ruangan berpendingin di rumah ataupun di perkantoran. Menurut dia, mekanisme sirkulasi udara di pesawat dibuat sedemikian rupa sehingga alirannya vertikal dan udara pun disaring dengan high efficiency particulate air (HEPA).
“Ada persepsi bahwa di dalam pesawat karena ruangan tertutup sangat tidak aman. Padahal faktanya adalah kabin pesawat jauh lebih aman dari ruangan AC rumah atau kantor karena ada mekanisme sirkulasi udara dengan apa yang kita sebut HEPA,” sebut Irfan.
Secara teori, kata Irfan, filter udara di pesawat termasuk di Garuda Indonesia ini mampu membersihkan udara yang hingga 95%. "Secara teori dikatakan lebih dari 95% (aman)," kata dia.
Di sisi lain Irfan juga menekankan bahwa penumpang adalah satu-satunya pihak yang dapat menyelamatkan perseroan di tengah keterpurukan akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Iran Marah Besar dengan Aksi Ugal-ugalan Pilot Jet Tempur AS )
Menurut dia, dana bantuan yang digelontorkan pemerintah tidak cukup untuk membantu maskapai bangkit. Dana talangan yang akan diberikan pemerintah sebesar Rp8,5 triliun disebut hanya merupakan solusi jangka pendek.
"Saya selalu bicara ke mana-mana bahwa yang bisa menyelamatkan Garuda dan recover secepatnya adalah penumpang. Pemerintah ketika membantu dana itu hanya sementara," tutur Irfan.
Oleh karena itu, saat ini BUMN ini terus mengampanyekan "Terbang Aman dan Nyaman Bersama Garuda. Prioritas kami ada pada safety dan kenyamanan,” pungkas Irfan.
“Terkait ada penumpang yang positif Covid-19 di pesawat Garuda, kami melihat penumpang yang lainnya dan awak kabin yang lainnya semua baik-baik saja. Utamanya awak kabin karena mereka interaksi dengan penumpang,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam diskusi online di Jakarta, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Dirut Garuda Indonesia Kaget BUMN Lain Tidak Potong Gaji Karyawan )
Dia melanjutkan, atas temuan sejauh ini, dirinya semakin meyakini bahwa penyebaran Covid-19 di dalam pesawat bisa terbilang minim. “Saya semakin yakin dari waktu ke waktu penyebaran di dalam pesawat itu kecil, kalau tidak mau dibilang tidak ada,” sebut Irfan.
Irfan menambahkan, kabin pesawat jauh lebih aman dibandingkan dengan ruangan berpendingin di rumah ataupun di perkantoran. Menurut dia, mekanisme sirkulasi udara di pesawat dibuat sedemikian rupa sehingga alirannya vertikal dan udara pun disaring dengan high efficiency particulate air (HEPA).
“Ada persepsi bahwa di dalam pesawat karena ruangan tertutup sangat tidak aman. Padahal faktanya adalah kabin pesawat jauh lebih aman dari ruangan AC rumah atau kantor karena ada mekanisme sirkulasi udara dengan apa yang kita sebut HEPA,” sebut Irfan.
Secara teori, kata Irfan, filter udara di pesawat termasuk di Garuda Indonesia ini mampu membersihkan udara yang hingga 95%. "Secara teori dikatakan lebih dari 95% (aman)," kata dia.
Di sisi lain Irfan juga menekankan bahwa penumpang adalah satu-satunya pihak yang dapat menyelamatkan perseroan di tengah keterpurukan akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Iran Marah Besar dengan Aksi Ugal-ugalan Pilot Jet Tempur AS )
Menurut dia, dana bantuan yang digelontorkan pemerintah tidak cukup untuk membantu maskapai bangkit. Dana talangan yang akan diberikan pemerintah sebesar Rp8,5 triliun disebut hanya merupakan solusi jangka pendek.
"Saya selalu bicara ke mana-mana bahwa yang bisa menyelamatkan Garuda dan recover secepatnya adalah penumpang. Pemerintah ketika membantu dana itu hanya sementara," tutur Irfan.
Oleh karena itu, saat ini BUMN ini terus mengampanyekan "Terbang Aman dan Nyaman Bersama Garuda. Prioritas kami ada pada safety dan kenyamanan,” pungkas Irfan.
(ind)
tulis komentar anda