Produk Indonesia Dijegal Uni Eropa, Mendag Bakal Garap Pasar Asia Selatan dan Afrika
Rabu, 28 Juni 2023 - 13:55 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ( Mendag Zulhas ) mengatakan saat ini produk Indonesia sulit untuk masuk ke pasar Uni Eropa . Pasalnya Benua Biru itu menerapkan kebijakan baru yang memiliki standar-standar tersendiri untuk memastikan produk yang masuk memiliki tingkat pencemaran yang rendah.
Mendag menjelaskan pihaknya akan mencari pasar baru untuk memasarkan produk-produk UMKM yang berorientasi ekspor. Bukan apa-apa, kebijakan pembatasan dagang yang dilakukan oleh Uni Eropa cukup berdampak terhadap penurunan permintaan para pelaku usaha lokal.
"Produk UMKM kita ke Barat agak susah, cerewet, kemarin saya bertemu dengan parlemen EU, kopi musti ada sertifikat, coklat sertifikat, bagaimana orang ngopi harus ada sertifikat," kata Mendag saat ditemui MNC Portal usai acara WhatsApp MSME Summit 2023, dikutip Rabu (27/6/2023).
Menteri yang kerap dipanggil Zulhas itu mengaku saat ini pihaknya tengah membuka pasar ekspor yang baru untuk lapak berjualan para UMKM. Pasar yang dibidik adalah negara di wilayah Asia Selatan dan Afrika. Kedua wilayah itu memiliki jumlah populasi yang cukup banyak.
Setidaknya menurut Mendag negara-negara tersebut memiliki jumlah populasi mencapai 3,6 miliar orang. Dari segi populasi, wilayah tersebut dianggap menjadi pasar yang menarik bagi para pelaku UMKM berjualan.
"UMKM kita sekarang lagi buka pasar ke Asia Selatan, Bangladesh, India, Pakistan. Orangnya ada 2 miliar, banyak itu, asal harganya cocok. Kita punya kerudung, itu harganya Rp25 ribu, kan tidak sampai USD2, baju kita jual ada yang USD7-10, itu kita jual ke Afrika laku. Afrika itu orangnya ada 1,6 miliar," sambung Zulhas.
Seperti diketahui Uni Eropa telah menjalankan Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation Regulation (EUDR). Kebijakan itu akan berdampak pada sulitnya akses pasar ke Uni Eropa untuk beberapa komoditas asli Indonesia.
Setidaknya akan ada 6 komoditas Indonesia bakal sulit untuk menembus pasar Uni Eropa, Kopi, kakau, karet, furniture, CPO, dan sapi akan sulit masuk ke pasar Eropa akibat penerapan EUDR.
Keenam komoditas tersebut saat ini dinilai paling banyak melakukan deforestasi ataupun dianggap produk yang menghasilkan emisi karbon cukup tinggi dari proses produksinya. Lewat kebijakan EUDR, Uni Eropa mengklasifikasikan produk yang masuk dalam tiga kategori, pertama low risk dengan tingkat emisi karbon 3%, standard risk dengan paling banyak menyumbang 6%, dan high risk paling banyak 9%.
"Karena kalau Indonesia mau maju UMKM harus berkembang, karena menjadi penyumbang 65%, dan membuka cukup banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat," pungkas Mendag Zulhas.
Mendag menjelaskan pihaknya akan mencari pasar baru untuk memasarkan produk-produk UMKM yang berorientasi ekspor. Bukan apa-apa, kebijakan pembatasan dagang yang dilakukan oleh Uni Eropa cukup berdampak terhadap penurunan permintaan para pelaku usaha lokal.
"Produk UMKM kita ke Barat agak susah, cerewet, kemarin saya bertemu dengan parlemen EU, kopi musti ada sertifikat, coklat sertifikat, bagaimana orang ngopi harus ada sertifikat," kata Mendag saat ditemui MNC Portal usai acara WhatsApp MSME Summit 2023, dikutip Rabu (27/6/2023).
Menteri yang kerap dipanggil Zulhas itu mengaku saat ini pihaknya tengah membuka pasar ekspor yang baru untuk lapak berjualan para UMKM. Pasar yang dibidik adalah negara di wilayah Asia Selatan dan Afrika. Kedua wilayah itu memiliki jumlah populasi yang cukup banyak.
Setidaknya menurut Mendag negara-negara tersebut memiliki jumlah populasi mencapai 3,6 miliar orang. Dari segi populasi, wilayah tersebut dianggap menjadi pasar yang menarik bagi para pelaku UMKM berjualan.
"UMKM kita sekarang lagi buka pasar ke Asia Selatan, Bangladesh, India, Pakistan. Orangnya ada 2 miliar, banyak itu, asal harganya cocok. Kita punya kerudung, itu harganya Rp25 ribu, kan tidak sampai USD2, baju kita jual ada yang USD7-10, itu kita jual ke Afrika laku. Afrika itu orangnya ada 1,6 miliar," sambung Zulhas.
Seperti diketahui Uni Eropa telah menjalankan Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation Regulation (EUDR). Kebijakan itu akan berdampak pada sulitnya akses pasar ke Uni Eropa untuk beberapa komoditas asli Indonesia.
Setidaknya akan ada 6 komoditas Indonesia bakal sulit untuk menembus pasar Uni Eropa, Kopi, kakau, karet, furniture, CPO, dan sapi akan sulit masuk ke pasar Eropa akibat penerapan EUDR.
Keenam komoditas tersebut saat ini dinilai paling banyak melakukan deforestasi ataupun dianggap produk yang menghasilkan emisi karbon cukup tinggi dari proses produksinya. Lewat kebijakan EUDR, Uni Eropa mengklasifikasikan produk yang masuk dalam tiga kategori, pertama low risk dengan tingkat emisi karbon 3%, standard risk dengan paling banyak menyumbang 6%, dan high risk paling banyak 9%.
"Karena kalau Indonesia mau maju UMKM harus berkembang, karena menjadi penyumbang 65%, dan membuka cukup banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat," pungkas Mendag Zulhas.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda