Mendag Zulhas Ungkap Impor Pangan yang Melonjak Gila-gilaan

Senin, 26 Juni 2023 - 15:32 WIB
loading...
Mendag Zulhas Ungkap...
Mendag Zulhas mengungkap kenaikan impor pangan sejak 2004 hingga 2022. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ( Mendag Zulhas ) mengungkapkan impor pangan sejak tahun 2004 hingga tahun 2022 melonjak signifikan. Kebijakan impor itu diisi karena menimbang kapasitas produksi dalam negeri yang tidak mampu memenuhi permintaan domestik.



Mendag Zulhas merinci, pada tahun 2004 lalu impor gandum sebanyak 2-3 juta ton, dan pada tahun 2022 lalu total impor gandum dalam setahun sudah mencapai 13 juta ton. Kemudian gula pada tahun yang sama impornya berada diangka 1-2 juta ton, sedangkan pada 2022 lalu impornya sudah 5 juta ton lebih.

Bahkan, meski Indonesia memiliki garis pantai salah satu terpanjang di dunia, impor garam juga mengalami peningkatan. Pada 2004, impor garam sebetulnya tidak lebih dari 1 juta ton, namun saat ini Indonesia bisa mengimpor garam 3 juta ton dalam setahun.

"Saya menteri perdagangan, yang ngurusin impor ekspor, tapi saya termasuk yang tidak suka impor sebetulnya. Tahun 2004 saya anggota DPR, saya mengkritik menteri BUMN saat itu," kata Mendag Zulhas dalam acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah (GPM), Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Zulhas juga memaparkan jika impor bawang putih mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2004 sebesar 25-30 ribu ton per tahun, menjadi 600 ribu ton per tahun saat ini. Sedangkan untuk buah dari sebelumnya hanya impor 50 ribu ton, kini menjadi hampir 1 juta ton.

"Sekarang kita impor buah sudah mau hampir 1 juta termasuk kelengkeng kering hingga jeruk keriput," lanjutnya.

Kebijakan impor itu diambil untuk membentuk harga pasar agar stabil ketika produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sehingga fluktuasi harga tidak terjadi lebih ketika permintaan dan penawaran berat sebelah.

Zulhas mengaku saat ini pihaknya mengusulkan kepada Presiden agar diberikan keleluasaan untuk melakukan pembatasan impor pangan. Diharapkan, dengan impor yang terbatas, para petani bisa meningkatkan produktivitasnya karena melihat permintaan di pasar cukup kuat.



"Oleh karena itu saya meminta arahan Bapak Presiden, apakah boleh mengendalikan impor, karena dengan pengendalian impor itu maka produsen dalam negeri diharapkan bisa meningkat," pungkasnya.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1404 seconds (0.1#10.140)