Luhut: Australia Siap Pasok Lithium 60.000 Ton ke Indonesia
Sabtu, 08 Juli 2023 - 18:00 WIB
JAKARTA - Pertemuan Indonesia dan Australia beberapa waktu lalu membawa kesepakatan investasi dan kerja sama strategis. Presiden Joko Widodo dan PM Australia, Anthony Albanese menyepakati proyek hilirisasi produk tambang mineral terutama komoditas lithium .
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan, Australia mengapresiasi kebijakan hilirisasi mineral tambang, serta berkomitmen untuk melakukan ekspor lithium ke Indonesia.
"Mereka sepakat bahwa 60.000 ton yang mereka ekspor ke Indonesia itu juga diproses di Morowali. Jadi kita punya lithium sekarang. Saya bilang, boleh nggak kita tambah lagi 60.000 lagi? Mereka setuju dengan itu," kata Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Sabtu (8/7/2023).
Untuk mengeksekusi rencana tersebut, Australia akan ikut berpartisipasi aktif dalam bisnis pengolahan lithium di Kabupaten Sulawesi Tengah. "Kita lakukan jointly, mereka setuju dengan itu, ini yang belum pernah kejadian semaca ini," terangnya.
Dari sisi ongkos produksi, beban operasional untuk mengolah lithium di Australia dinilai lebih besar dibandingkan Indonesia. Bagi Luhut, Indonesia memiliki peluang untuk memprosesnya dengan biaya yang jauh lebih murah.
"Cost di Australia bisa 4 sampai 5 kali dari kita kalau mau buat processing mobil listrik misalnya. Jadi di Indonesia cost-nya bisa lebih turun," tuturnya.
Terkait teknologi pengolahan, Luhut meyakini mampu mendapatkan dari China. Kolaborasi dengan negara-negara maju dipandang dapat semakin memperkokoh ekonomi negara.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan, Australia mengapresiasi kebijakan hilirisasi mineral tambang, serta berkomitmen untuk melakukan ekspor lithium ke Indonesia.
"Mereka sepakat bahwa 60.000 ton yang mereka ekspor ke Indonesia itu juga diproses di Morowali. Jadi kita punya lithium sekarang. Saya bilang, boleh nggak kita tambah lagi 60.000 lagi? Mereka setuju dengan itu," kata Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Sabtu (8/7/2023).
Untuk mengeksekusi rencana tersebut, Australia akan ikut berpartisipasi aktif dalam bisnis pengolahan lithium di Kabupaten Sulawesi Tengah. "Kita lakukan jointly, mereka setuju dengan itu, ini yang belum pernah kejadian semaca ini," terangnya.
Dari sisi ongkos produksi, beban operasional untuk mengolah lithium di Australia dinilai lebih besar dibandingkan Indonesia. Bagi Luhut, Indonesia memiliki peluang untuk memprosesnya dengan biaya yang jauh lebih murah.
"Cost di Australia bisa 4 sampai 5 kali dari kita kalau mau buat processing mobil listrik misalnya. Jadi di Indonesia cost-nya bisa lebih turun," tuturnya.
Terkait teknologi pengolahan, Luhut meyakini mampu mendapatkan dari China. Kolaborasi dengan negara-negara maju dipandang dapat semakin memperkokoh ekonomi negara.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(nng)
tulis komentar anda