Molor Lagi, Membengkak Lagi

Selasa, 28 Juli 2020 - 06:15 WIB
Kereta Cepat Jakarta Bandung total akan memiliki panjang 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Tegalluar di Bandung. Kereta cepat ini bisa mempersingkat waktu tempuh Jakarta–Bandung hanya sekitar 46 menit. Sebagai perbandingan, saat ini perjalanan Jakarta-Bandung paling cepat memakan waktu dua jam melalui jalan tol. (Baca juga: Rombongan Pertama Jamaah Haji Tiba di Makkah)

Selain proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pemerintah juga sedang berupaya untuk membangun kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Presiden Joko Widodo bahkan sempat menginstruksikan agar jalur kereta cepat Jakarta-Bandung diintegrasikan atau diperpanjang hingga ke Surabaya, Jawa Timur.

Namun, terkait wacana tersebut, Chandra menyebutkan bahwa hal itu merupakan ranah pemerintah selaku pembuat kebijakan. KCIC hanya sebagai kebijakan dan belum mendapat arahan lebih lanjut terkait rencana integrasi kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya tersebut.

Pada pertengahan Juni lalu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan, proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya dan kereta cepat Jakarta-Bandung akan berjalan sesuai target meski ada hambatan Covid-19.

Sekadar diketahui, proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan dikerjakan Pemerintah Indonesia bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nilai investasi sekitar Rp60 triliun.

2.000 TKA Asing

Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan, dalam pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandungterdapat 12.000 pekerja yang terlibat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.000 orang merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China dan 10.000 tenaga kerja dari dalam negeri. Meski demikian, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan bahwa penggunaan jasa TKA China ini sudah sesuai Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). (Baca juga: Sekarang PNS Boleh Cuti Sakit Sehari dan Berobat ke Luar Negeri)

“Saya pastikan pengerjaannya sudah sesuai RPTKA dan juga perbandingan pekerja China dibanding lokal 1:5,” ujar Ida saat meninjau proyek kereta cepat di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari jumlah pekerja China tersebut karena pemerintah tetap mengutamakan pekerja lokal.

“Kita tetap mengutamakan pekerja lokal dan pekerja China hanya untuk transfer ilmu, pengetahuan, dan teknologi karena mereka yang punya pengalaman proyek kereta cepat, kita belum,” ungkap Ida.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More